Pengertian Perencanaan Keuangan Syariah

37 pengeluaran yang didahulukan adalah untuk zakat sebesar 2,5. Untuk yang lainnya tidak ada yang berbeda.

B. Perencanaan Keuangan Syariah

1. Pengertian

ْ بﺎﻬ ْا ْ ﻚ ﺎ ﺎ ﺮ ْ أ ﻮ ْ ا ﺪْ ﺎ ﺪ لﺎ ْ ا ر أ ْ صﺎ و أ ْ ﺪْ ْ ﺮ ﺎ ﺔ مﺎ دﻮ و ْ ا ﻰ ا لﻮ ر نﺎآ عادﻮْا ﻮْا ْ ْﺪ إ ْ ﺪ ْ ا و ْ ﺎ لﺎ ﺎ ْ قﺪ ﺄ أ ﺔ ْا ﺎ إ ﺮ ﺎ و لﺎ وذ ﺎ أو ﺮ آ ْوأ ﺮ آ او ا لﺎ ﺎ لﺎ ﺮْ ﺎ ْ إ نﻮ ﻜ ﺔ ﺎ ْ هرﺬ ْنأ ْ ﺮْ ءﺎ ْ أ ﻚ رو رﺬ ْنأ ﻚ ﺎﻬ تْﺮ أ ﺎ إ ا ْ و ﺎﻬ ْ ﺔ ْ ْ ﻚ إو سﺎ ا أ ا لﻮ ر ﺎ ْ ﻚ أﺮْ ا ْ ﺎ ﻰ ﺎ إ ﺎ ﺎ ﺎ ْ ْ ﻚ إ لﺎ ﺎ ْ أ ﺪْ ﻚ ْ ﻰ ْنأ ﻚ ﺔ ْرو ﺔ رد تْددْزا ْ ﻬ ﺮْ ه ﺎ ْ ﺄ ْ أ ﻬ ا نوﺮ ﺁ ﻚ ﺮ و ماﻮْأ ْﺮ ﺔ ْﻮ ْ ﺪْ ﺋﺎ ْا ْ ﻜ ْ ﻬ ﺎ ْ أ ﻰ ْ هدﺮ ﺎ و ﺔﻜ تﺎ ْنأ و ْ ا ﻰ ا لﻮ ر اور 38 Artinya:“.…. Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin. Mereka menerima kecukupan dari orang lain. Mungkin orang lain memberinya atau mungkin menolaknya. Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah dengan ikhlas karena Allah kecuali engkau akan mendapat pahala karenanya…..” H.R Muttafaq ‘Alaih Dari hadits diatas dapat kita pahami bahwa perencanaan keuangan sebenarnya sudah diperintahkan sejak dahulu pada masa Rasulullah, karena manusia selain diharuskan untuk memikirkan dirinya juga diharuskan untuk memikirkan generasinya yang mendatang. Jangan sampai generasi yang nantinya akan ditinggalkan menjadi generasi yang lemah dan akan menyusahkan orang lain, karena apabila generasi muslim yang ditinggalkan dalam keadaan lemah maka dapat menjadikan generasi tersebut kufur karena kemiskinan mendekati kekufuran. ☺ ⌧ ⌧ ☺ ⌧ ☺ Artinya:“Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya tahun sulit, kecuali sedikit dari bibit gandum yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia 39 Dari ayat diatas juga dapat dipahami bahwa penerapan perencanaan keuangan sebenarnya sudah dilaksanakan jauh sebelum para cendikiawan barat melakukannya, yaitu pada masa Nabi Yusuf, Allah juga telah memperingati hambanya untuk melakukan pencegahan terhadap kesulitan yang akan datang yang bukan dimaksudkan untuk menghilangkannya, tapi untuk mencegah dan meminimalisir risiko kesulitan yang akan dihadapi, jadi perencanaan keuangan sangat sesuai dengan prinsip syariah yang ada dan tidak perlu ada kekhawatiran bahwa perencanaan keuangan adalah pelajaran yang diterapkan oleh orang-orang konvensional. Menurut Joannes Widjayanto seorang financial planner, perencanaan keuangan sangat diperlukan dalam menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa arah dan tujuan yang jelas, kita tidak akan bisa mengelola keuangan kita dengan baik dan tanpa perencanaan keuangan yang baik, kita akan cenderung memboroskan uang yang kita peroleh dengan susah payah. Tanpa perencanaan, kita akan cenderung menghabiskan uang yang kita miliki hari ini untuk kebutuhan hari ini. Salah satu tujuan umum perencanaan keuangan adalah supaya di suatu waktu mendatang, kita akan bebas secara finansial, yaitu kita akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Karena itu sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu apa tujuan 40 keuangan kita untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Tujuan itu juga harus di fikirkan dari dini bersama keluarga. 44 Perencanaan keuangan secara teori berarti proses mengelola keuangan yang sedemikian rupa sehingga kita dapat mencapai keuangan ekonomis terteuntu. Umumnya, perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan keuangan pribadi dari pada keuangan perusahaan. Fungsi dari perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan sedini mungkin untuk mencapai tujuan keuangan yang dicita-citakan melalui pengelolaan keuangan yang terencana, teratur, dan bijak. Dengan adanya perencanaan keuangan, kita bisa mengontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok. Perencanaan yang dilakukan secara baik dapat meningkatkan kualitas hidup, dengan cara mengurangi kekhawatiran pada ketidak pastian masa depan finansial seseorang. 45 Setiap orang memiliki penghasilan, kebutuhan, dan pengeluaran yang berbeda. Tentunya orang yang masih lajang berbeda masalah keuangannya dengan orang yang sudah menikah. Dengan demikian, cara yang dilakukan untuk mengatur atau mengelola keuangan pun berbeda. Bisa dibilang, masalah keuangan orang yang sudah menikah lebih besar dibandingkan dengan orang yang belum menikah, mengingat kebutuhan yang dikeluarkan lebih besar. 44 Joannes Widjajanto,”Membangun Kesejahteraan, tujuan perencanaan keuangan” artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http:joanneswidjajanto.blogspot.com200901tujuan-perencanaan- keuangan.html. 45 Sri Khairotun, RFA, Cerdas Cerdik Mengelola Uangjakarta: trans media,2009h.5 41 Namun demikian, pada dasarnya yang harus diperhatikan dalam mengelola keuangan baik lajang maupun yang sudah menikah adalah bagaimana mengatur penghasilan yang diperoleh agar dapat disisihkan untuk menabung dan berinvestasi. Oleh karena itu, mengelola uang yang baik berkaitan dengan komitmen seseorang terhadap diri sendiri untuk merealisasikan tujuan masa depan yang ingin dicapai, serta mengedepankan pemenuhan kebutuhan yang menjadi prioritas utama. 46 Disamping itu, dalam menjalankan sistem ekonominya manusia harus menyandarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah karena Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama bagi kaum muslimin dalam segala urusan, dan As-Sunnah merupakan penafsir, penjelas, serta pemberi petunjuk atas Al-Qur’an. Dan al- Qur’an membahas segala bidang atau urusun yang salah satunya adalah bidang perekonomian. Menurut Dr.Husein Syahatan, dalam pengaturan keuangan seseorang harus seimbang dan sebaiknya tidak menghabiskan seluruh yang didapatkan dalam satu hari, terdapat tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu: kebutuhan primer, kebutuhan skunder dan kebutuhan pelengkap. Dan untuk mewujudkan lima tujuan syariat, para anggota rumah tangga muslim harus memperhatikan ketiga jenis kebutuhan tersebut, dan pengeluaran yang harus di utamakan adalah pengeluaran yang diperuntukkan untuk kebutuhan primer. Selain itu, 46 Sri Khairotun, RFA, Cerdas Cerdik Mengelola Uangjakarta: trans media,2009h.16 42 mengeluarkan harta untuk hal-hal yang menimbulkan kebinasaan dan kehancuran seperti membeli rokok, khamar, film yang merusak dan lainnya yang merusak merupakan hal yang terlarang. 47 Dan Islam juga mengharamkan pengeluaran yang berlebih-lebihan, selain itu bergaya hidup mewah merupakan salah satu sifat orang -orang yang kufur akan nikmat Allah SWT 48 . Dalam penjelasan sikap hemat dalam pengeluarannya dikatakan bahwa Islam menganjurkan umatnya agar tidak boros dan kikir. Yang dianjurkan Islam adalah umatnya dapat menyimpan kelebihan atau menabungnya untuk masa depan. Untuk itu Islam menetepkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Generasi mendatangpun mempunyai hak atas harta yang dimiliki oleh kedua orang tuanya oleh Karena itu, para anggota keluarga harus dapat mengembangkan hartanya sesuai dengan syariat Islam. Karena rasulullah menyuruh umatnya untuk berhemat dan berlaku ekonomis, seperti sabdanya: ﺎ ﺪ ﺪْ ا لﺎ تْأﺮ ﻰ أ ﺎ ﺪ ﻮ أ ةﺪْ داﺪ ْا لﺎ ﺎ ﺪ ْﻜ ْ ﺪْ ﺰ ﺰ ْا يﺪْ ْا ﺎ ﺪ هاﺮْإ يﺮ ﻬْا ْ أ صﻮْ ﺄْا ْ ﺪْ ا ْ دﻮ ْ لﺎ لﺎ لﻮ ر ا ﻰ ا ْ و ﺎ لﺎ ْ ﺪ ْا لﺎ 47 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim Jakarta: Gema Insani Press, 1998h.79 48 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim Jakarta: Gema Insani Press, 1998h.80 43 Artinya:“….. Tidak akan miskin orang yang berhemat…..”H.R Imam Ahmad

2. Tahapan – tahapan dalam Perencanaan Keuangan