Tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga perspektif ekonomi islam : studi pada masyarakat kelurahan Cempaka Putih Ciputat

(1)

(Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

RAHMAWATI DIAN PRATIWI

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan

Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam

(Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

RAHMAWATI DIAN PRATIWI

NIM. 106 046 101 684

Di Bawah Bimbingan

ii

19730504200031002

Pembimbing I

Dr.Syahrul A’dham, M.Ag

NIP 19730504200031002

Pembimbing II

Ir.Ela Patriana, MM., AAAIJ

NIP 196905282008012010

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Masyarakat Cempaka Putih Ciputat), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 17 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr.H.M.Amin Suma, SH,MA, MM (...) NIP. 195505051982031012

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Dr.Syahrul A’dham, M.Ag (...) NIP. 19730504200031002

Pembimbing I : Ir.Ela Patriana, MM., AAAIJ (...) NIP. 196905282008012010

Penguji I : Amelia, SE, MM (...) NIP. 19740821200912005

Penguji II : Wiwi Ma’shum, S.Ag, MA (...) NIP. 196606161997031002


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah ... 1

B...Perumus an dan Pembatasan Masalah... 5

1. Pembatasan Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah... 6

C...Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 6

D...Review Terdahulu ... 7

E...Kerangk a pemikiran... 12


(5)

BAB II LANDASAN TEORI

A...Tingkat Kesadaran masyarakat... 17 1...Pengeta

huan dan Pemahaman Perencanaan Keuangan... 21 2...Pemaha

man Instrumen Keuangan... 24 3...Sikap &

Perilaku dalam Merencanakan Keuangan ... 27 a...Waktu

adalah Sahabat ... 29 b...Kebiasa

an menunda adalah musuh anda ... 30 c...Kebutuh

an VS Keinginan... 30 d...Menabu

ng Membuat Kaya... 31 B...Perenca naan Keuangan Syariah... 35


(6)

1...Pengerti an ... 35 2...Tahapan

- Tahapan dalam Perencanaan Keuangan... 41 a...Menentu

kan Situasi Keuangan Sekarang... 41 b...Menentu

kan Tujuan Keuangan ... 42 c...Mengide

ntifikasi Alternatif Cara Mencapai Tujuan ... 43 d...Membua

t dan Mengimplementasi Rencana Keuangan... 44 e...Mengev

aluasi Rencana Keuangan ... 45 3...Aturan Pembelanjaan dalam Rumah Tangga Muslim... 46 4...Aturan Menyimpan dan Menabung... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A...Jenis

Penelitian... 54


(7)

2...Jenis Data dan Sumber Data... 55 B...Populasi

& Sampel... 55 1...Populasi

... 55 2...Sampel

... 55 3...Teknik

Pengambilan Sampel ... 56 C...Pengum pulan data ... 57 1...Teknik

Pengumpulan Data ... 58 2...Teknik

Uji Instrumen Penelitian... 60 3...Teknik

Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


(8)

A...Gambar an Umum Masyarakat Cempaka Putih – Ciputat ... 63 1...Kondisi

Geografis ... 63 2...Kondisi

Sosial Ekonomi... 64 3...Kondisi

Pendidikan ... 66 B...Uji

Instrumen Penelitian... 68 1...Uji

Validitas... 68 2...Uji

Realibilitas... 68 C...Analisis

Data ... 70 1...Pemaha

man pada Instrumen Keuangan ... 72 2...Pemaha

man pada Perencanaan Keuangan ... 75 3...Sikap

dalam Merencanakan Keuangan... 77


(9)

xi

5...Kesadar an Merencanakan Keuangan... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A...Kesimp ulan ... 89 B...Saran

... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN... 94


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Certified Financial Planner, Board of Standards, Inc.Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.1 Salah satu komponen dalam perencanaan keuangan adalah menyusun anggaran bulanan yang terdiri dari pendapatan dan pengeluaran. Bagi mereka yang sudah berkeluarga, pendapatan bisa berasal dari satu atau dua sumber. Sedangkan pos pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan non rutin.

Pada pengeluaran keuangan dalam masyarakat, tiap bulannya terkadang banyak pengeluaran diluar dugaan yang diperkirakan. Sehingga, ketika tejadi hal yang tidak terduga dan membutuhkan pengeluaran dana yang tidak diperkirakan. Kebanyakan dari masyarakat menjadi bingung karena keuangan untuk hal tersebut tidak tersedia, sedangkan keuangan mereka telah digunakan dan dialokasikan untuk keperluan-keperluan lainnya sehingga tidak ada lagi dana untuk hal yang tidak terduga itu.

Tidak dapat dielakkan lagi, bahwa setiap manusia mempunyai keinginan dan tujuan dalam hidupnya, dan untuk mandapatkan atau mencapai tujuan tersebut,

1 b ud i susa nto ,” ma na g e me n ke ua ng a n p rib a d i d a n ke lua rg a ” , a rtike l d ia ta s

d ia kse s p a d a 2 o kto b e r 2007 d a ri http :/ / ma na g e me nke ua ng a np rib a d i.b lo g sp o t.c o m/ 2007/ 10/ d e finisi-p e re nc a na a

n-ke ua ng a n-p rib a d i.html# Se le ng ka p nya


(11)

haruslah melakukan hal – hal tertentu atau biasanya disebut dengan usaha untuk pencapaian tujuan tersebut. Salah satu usaha yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan hidup adalah dengan anggaran atau dana yang direncanakan. Sebagai contoh jika ingin atau mempunyai tujuan untuk membuat dan memiliki rumah sendiri, maka seseorang dituntut untuk dapat berusaha agar tujuannya dapat tercapai, yaitu dengan mengumpulkan uang untuk pembangunan rumah yang diinginkan. Dan masih banyak contoh – contoh lainnya, karena manusia mempunyai banyak keinginan dalam hidupnya. Untuk dapat mencapai tujuan hidupnya seseorang harus dapat mengatur pendapatan yang akan dikeluarkannya, pengeluaran – pengeluaran tersebut harus diatur agar nantinya tujuan yang diinginkan mempunyai anggaran tersendiri dalam pengeluaran keuangan tersebut.

Saat ini sangat diperlukan untuk memiliki perencanaan keuangan agar ketika terjadi hal-hal diluar perkiraan kita, kita tidak bingung dan dapat menanggulanginya dengan baik. Perencanaan keuangan juga mempunyai beberapa tujuan yaitu:tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk menanggulangi risiko – risiko atau untuk dana darurat yang tidak disangka – sangka, tujuan jangka menengah ditujukan untuk keinginan – keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk meminimalisir risiko – risiko yang timbul dimasa yang akan datang yang tidak direncanakan.


(12)

3

Setiap orang pasti setuju bahwa kualitas hidup yang baik itu membutuhkan kondisi keuangan yang sehat. Dan kondisi keuangan yang sehat tersebut dapat di capai dengan perencanaan keuangan yang solid dan disiplin dalam pelaksanaannya2, dalam manajemen keuangan keluarga hal yang pertama kali dilakukan adalah merinci sumber pendapatan dan setelah itu membuat daftar pengeluaran. Dan dalam pengeluaran ini harus benar-benar diperhatikan adalah prioritas berdasarkan kebutuhan bukan keinginan, dan kebutuhan ini bisa jangka pendek, menengah dan juga jangka panjang. Selain itu pengeluaran keuangan juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Karena untuk mencapai kehidupan akhirat yang baik, kita juga harus mempunyai kehidupan dunia yang baik. Dengan memberi sesama atau sedekah dan juga haji sangat membutuhkan dana, dana tersebut didapat apabila kita mempunyai kehidupan dunia yang baik, untuk menuju kehidupan akhirat yang baik pula.

Para perencana keuangan selalu memberi saran agar dana untuk investasi agar disisihkan diawal setiap menerima pendapatan dan besarannya ditentukan diawal pula, karena apabila tidak ditentukan diawal maka pendapatan yang banyak sekalipun akan habis sia – sia, hanya untuk memenuhi keinginan saja. Jadi agar perencanaan keuangan berjalan baik, harus memisahkan di awal pada saat menerima pendapatan.

2 hilmia rifin,” p e re nc a na a n ke ua ng a n d a n inve sta si a khe ra t” , a rtike l d ia ta s

d ia kse s p a d a 18 ja nua ri 2008 d a ri http :/ / hilmia rifin.c o m/ p e re nc a na a ke ua ng a n-d a n-inve sta si-a khe ra t/


(13)

Mana kebutuhan yang harus dipenuhi, pelunasan hutang, dan investasi. Baru sisanya dapat digunakan untuk pemenuhan keinginan.

Pentingnya perencanaan keuangan ini sudah dirasakan betul oleh kebanyakan masyarakat kita, tapi belum mengetahui bagaimana penerapan mereka akan perencanaan keuangan ini. Banyak dari masyarakat kita juga masih berfikiran secara tradisional dengan meletakkan seluruh pendapatannya dibawah bantal dan apabila terdapat keperluan baru dananya dikeluarkan dan dengan sikapnya yang seperti ini masyarakat tersebut tidak dapat memilah – milah mana pengeluaran yang harus diprioritaskan, dan juga untuk tujuan jangka panjangnya dan bagaimana untuk keadaan-keadaan darurat, mereka kurang memikirkannya.

Pada saat ini, banyak produk – produk yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah, untuk perencanaan keuangan baik untuk tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Semua itu ditujukan agar masyarakat mudah dalam mengelola keuangan dan membantu dalam perencanaan keuangan yang diinginkannya. Selain itu, pada saat sekarang ini banyak masyarakat yang belum benar-benar mengerti bahwa penempatan dana di bank dan lembaga keuangan pada instrumen keuangan yang tepat sudah merupakan perencanaan keuangan.

Daerah Cempaka Putih adalah bagian dari Kecamatan Ciputat yang merupakan salah satu Kecamatan di daerah Tangerang Selatan provinsi Banten. Masyarakat Di Ciputat ini merupakan masyarakat dengan pendapatan yang beragam,


(14)

5

di daerah Cempaka Putih Kecamatan Ciputat ini terdapat berbagai Universitas juga karena banyaknya mahasiswa dan dosen yang tinggal di daerah tersebut yang sering berinteraksi dengan masyarakat setempat, sehingga memungkinkan masyarakat di daerah Cempaka Putih Kecamatan Ciputat ini mempunyai pengetahuan yang baik dalam masalah perencanaan keuangan dan ilmu pengetahuan.

Dari uraian diatas yang telah penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dibuat dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul “Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (studi pada masyarakat Cempaka Putih – Kecamatan Ciputat)

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari meluasnya penelitian dan agar penelitian lebih terarah mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan. Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada tingkat pendapatan dan kebijakan keluarga dalam menempatkan dananya di instrumen keuangan syariah. Instrumen keuangan syariah yang dimaksud meliputi produk tabungan syariah, iB deposito, iB tabungan perencanaan (iB tabungan pendidikan, iB Haji/Umrah, iB pensiun), dan unit link syariah. Dengan area diwilayah seputar Kelurahan Cempaka Putih dengan alasan bahwa masyarakat Cempaka Putih Ciputat ini dikelilingi oleh


(15)

banyak perguruan tinggi seperti UIN, IIQ, STEI ’SEBI’, UMJ& BSI. Sehingga diharapkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang ada di Cempaka Putih lebih baik dari masyarakat di daerah lainnya.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Ciputat Kelurahan Cempaka Putih tentang instrumen keuangan?

b. Bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Ciputat Kelurahan Cempaka Putih tentang perencanaan keuangan?

c. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Cempaka Putih dalam melakukan perencanaan keuangan dengan mengalokasikan dananya pada berbagai instrumen keuangan produk syariah?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

a. Untuk menggambarkan apakah masyarakat setempat benar-benar paham terhadap instrumen keuangan syariah yang ada.

b. Untuk menjelaskan apakah masyarakat setempat benar-benar paham terhadap perencanaan keuangan syariah.

c. Untuk menjabarkan apakah masyarakat Kecamatan Ciputat sudah banyak yang menggunakan sarana perencanaan keuangan dengan menggunakan instrumen keuangan produk syariah.


(16)

7

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Untuk memenuhi tugas akhir akademik, dan juga untuk memperdalam pengetahuan penulis khususnya dalam perencanaan keuangan.

b. Bagi Akademisi

Untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang ekonomi Islam, dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan bacaan dan masukan bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa, dosen, pemerintah, serta instansi yang terkait dengan perekonomian khususnya di perencanaan keuangan.

c. Bagi masyarakat

Di harapkan dengan hasil dari penelitian ini masyarakat lebih mengetahui pentingnya perencanaan keuangan. Dan dapat meningkatkan kesadaran mereka dalam perencanaan keuangan.

D. Review Terdahulu

1. (Rahmat Margono, 2009 untuk skripsi Universitas Islam Negeri) membahas tentang tingkat kesadaran hukum masyarakat Cempaka Putih terhadap undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan, dengan menggunakan


(17)

alat penelitian analisis deskiptif dengan sampel 102. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat belum pernah diadadakan penyuluhan tentang perkawinan, yang berarti bahwa masyarakat masih memerlukan penyuluhan hukum khususnya undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Pemahaman responden terhadap undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi. Dalam hal pemahaman hukum tidak diisyaratkan seseorang harus lebih dahulu mengetahui adanya suatu aturan tertulis yang mengatur sesuatu hal, yang diwujudkan melalui sikap mereka terhadap tingkah laku sehari-hari. Dan sikap masyarakat tentang undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan cukup konsisten. Pada tulisan ini penulis hanya berfokus pada kesadaran hukum tentang perkawinan. Perbedaan yang terdapat disini adalah pada penelitian sebelumnya meneliti tentang tingkat kesadaran hukum masyarakat sedangkan pada penelitian sekarang yang diteliti adalah tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga, walaupun dengan objek penelitian yang sama yaitu masyarakat kelurahan Cempaka Putih-Ciputat.

2. (Martha Henn McCormick, 2009 untuk Journal of Financial Counceling and Education, association for Financial Counseling and Planning Education) Membahas tentang efektivitas pendidikan keuangan pada masa muda, menurutnya karena anak-anak dan pemuda sering merasakan dampak dari


(18)

9

kompleksitas keuangan keluarga. Maka, sejak dini anak-anak harus sudah mempelajari tentang pengelolaan keuangan pribadi, pada akhir-akhir ini lebih banyak program tentang perencanaan keuangan yang ditujukan untuk orang dewasa dibandingkan dengan yang ditujukan untuk generasi muda, pendidikan keuangan untuk generasi muda itu sangat penting. Suaturencana kegiatan diperlukan untuk mengintegrasikan pendidikan keuangan ke dalam standard status, para guru pelatihan, menerapkan kurikulum, pembuktian dampak tingkah laku. Dengan studi ini dapat menggambarkan pendidikan keuangan generasi muda pada saat ini karena dapat menggambarkan apa yang terjadi pada saat ini dan juga memberikan arah untuk usaha masa depan, keuangan pribadi harus diterapkan pada kehidupan anak usia sekolah agar nantinya ketika dewasa mereka dapat membuat keputusan keuangan yang tepat. Jurnal ini membahas tentang efektifitas pendidikan keuangan bagi generasi muda untuk dapat merencanakan keuangan, dan pada penelitian kali ini penulis meneliti tentang perencanaan keuangan khususnya kesadaran untuk melakukannya.

3. (Lewis Mandell and Linda Schmid Klein, 2009 untuk journal of Financial Counceling and Education, association for Financial Counseling and Planning Education) Membahas tentang bagaimana perbedaan siswa menengah yang mengikuti kursus manajemen keuangan dengan yang tidak mengikuti kursus, dalam pelaksanaan perencanaan keuangan pribadinya, karena terdapat perbedaan pengetahuan manajemen keuangan pribadi antara yang mengikuti


(19)

kursus dengan yang tidak mengikuti kursus, terdapat 400 populasi dan sampel yang diambil adalah 79 orang dengan menggunakan alat uji yaitu regresi. Menurut hasil penelitiannya ternyata tidak ada perbedaan dampak dari kursus yang signifikan, karena ternyata yang mengikuti kursus tidak lebih sadar dan keinginan lebih untuk menabung dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kursus, dan yang mengikuti kursus ternyata tidak lebih baik dalam menunjukkan laporan perilaku keuangan dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kursus. Pada penelitian yang dilakukan oleh mandell memperlihatkan bagaimana pengaruh kursus keuangan terhadap keinginan dan kesadaran untuk menabung, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini, berfokus pada kesadaran masyarakat untuk merencanakan keuangannya, tanpa melihat latar belakangnya.

4. (Yonson, 2004 untuk Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Universitas Petra) Membahas tentang peran Universitas di Surabaya dalam meningkatkan keluarga mapan di Surabaya, seri perencanaan keuangan keluarga, populasi yang ada sebanyak 225.302 orang dan ibu rumah tangga yang Sarjana sebesar 48.510. Dengan sampel sebanyak 303menggunakan alat uji t-test. Pada hasil penelitiannya di peroleh bahwa untuk dapat meningkatkan keluarga mapan yang harus diingat adalah setiap orang harus menutupi kebocoran keuangan dengan perencanaan keuangan yang benar dan harus menggali sumber pendapatan dengan terus usaha sambil berdoa, dan impian dari semua


(20)

11

keluarga adalah untuk menjadi mapan. Untuk mencapai impian tersebut, setiap keluarga harus mau memulai untuk merencanakan keuangannya sejak dini. Perencanaan keuangan yang baik harus dilakukan dengan pandangan tentang perencanaan keuangan yang benar (money-saving mindset) dan menaruh uang dengan tepat baik dalam bentuk investasi, proteksi dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan keluarga. Selain itu juga diperlukan peran universitas dalam memberikan pelatihan perencanaan keuangan yang benar untuk mendukung semua itu. Dalam penelitian yang terdahulu, Yonson lebih berfokus kepada bagaimana peran universitasnya dalam meningkatkan keluarga mapan dengan perencanaan keuangan, sedangkan pada penelitian ini penulis lebih berfokus pada tingkat kesadaran masyarakat dalam merencanakan keuangannya.

5. (Meiliyanti Tanoto, Henny Gunawan 2004 untuk skripsi di Universitas Kristen Petra ) Membahas tentang perbedaan minat membuat perencanaan keuangan keluarga menurut karakteristik keluarga yang di analisis di Surabaya, menggunakan alat uji t-test dan chi square. Menurutnya terdapat perbedaan minat antara ibu rumah tangga yang SMU dan yang S1. Keinginan perencanaan keuangan ibu rumah tangga yang berpendidikan S1 lebih besar dibandingkan dengan minat ibu rumah tangga lulusan SMU. Pada ibu S1 tingkat kesadarannya lebih besar dibandingkan dengan rasa ingin taunya. Ibu rumah tangga SMU cenderung lebih memfikirkan untuk mengatur


(21)

pendapatan dan pengeluaran keuangan setiap bulannya dan ibu rumah tangga S1 bukan hanya pengaturan pendapatan dan pengeluaran keuangan tiap bulannya saja tapi mereka juga memfikirkan perencanaan keuangan yang bersifat jangka panjang, seperti dana pendidikan anak dan pensiun. Dan ibu rumah tangga S1 juga lebih memikirkan tentang asuransi dibanding ibu rumah tangga SMU. Karena pada ibu rumah tangga S1 lebih mengetahui risiko dibandingkan dengan ibu rumah tangga SMU. Pada tulisan ini penulis hanya berfokus pada minat ibu rumah tangga dalam perencanaan keuangan menurut tingkat pendidikan mereka. Penelitian ini lebih berfokus pada perbedaan minat untuk membuat perencanaan keuangan dari sudut pandang pendidikannya. Perbedaan penelitian yang telah dibuat sebelumnya dan yang akan dibuat, terletak pada penelitian sebelumnya fokus bahasan adalah perbedaan minat antara ibu rumah tangga yang berpendidikan S1 dengan yang berpendidikan SMU dalam menempatkan dananya, sedangkan pada penelitian yang akan penulis buat fokus terletak pada tingkat kesadaran masyarakat dalam merencanakan keuangan khususnya dalam mengalokasikan dananya pada lembaga keuangan.

Pada tulisan yang ada di atas dan penilitian yang akan dilakukan, penulis lebih berfokus pada tingkat kesadaran dari masyarakat dalam mengaplikasikan perencanaan keuangan khususnya dana – dana yang ditempatkan pada instrumen


(22)

13

keuangan syariah, seperti iB tabungan, iB tabungan perencanaan, iB deposito dan unitlink syariah.

Tabel 1.1

Kesimpulan Review Terdahulu No Judul

Penelitian

Nama Peneliti

Populasi Sampel Alat Statistik

Tahun Hasil Temuan

1 Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan Rahmat Margono

4.553 102 Deskrip tif Analisis 2009 Pemahaman responden terhadap undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi

2 The

Effectiveness of Youth Financial Education: A Review of the Literature Martha Henn McCorm ick k-12 Pengatu ran Pendidi kan keuang an

- - 2009 Dengan studi ini

dapat

menggambarkan pendidikan keuangan

generasi muda pada saat ini karena dapat menggambarkan apa yang terjadi pada saat ini dan juga memberikan arah untuk usaha masa depan 3 The Impact of

Financial Literacy Education on Subsequent Financial Behavior Lewis Mandell and Linda Schmid Klein

400 79 Regresi 2009 Tidak ada

perbedaan

dampak dari kursus yang signifikan.Karena yang mengikuti kursus tidak lebih


(23)

keinginan lebih untuk menabung dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kursus

No Judul Penelitian

Nama Peneliti

Populasi Sampel Alat Statistik

Tahun Hasil Temuan

4 Peran

Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya (Seri Penelitian Keuangan Keluarga)

Yonson 225.302 303 Uji

T-test

2004 Peran universitas dalam memberikan pelatihan perencanaan keuangan yang benar untuk mendukung mensejahterakan masyarakat dalam pengelolaan keuangannya 5 Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Menurut Karakteristik Keluarga Meiliyanti Tanoto & Henny Gunawan

Uji

T-test & Chi Square

2004 ibu rumah tangga S1 juga lebih memikirkan

tentang asuransi dibanding ibu rumah tangga SMU

(Sumber: Hasil Olah Kesimpulan Review Terdahulu)

E. Kerangka Pemikiran

Perencanaan keuangan dilakukan dengan berbagai hal yaitu, dengan membuat anggaran untuk pengeluaran dan pemasukan uang dengan menempatkan dana pada pos-pos yang telah dipilah-pilah berdasarkan kebutuhan dan juga pengeluaran diprioritaskan untuk kebutuhan primer terlebih dahulu. Mencari pendapatan tambahan


(24)

15

untuk mendapat lebih banyak pemasukan dari pada pengeluaran dalam rumah tangga. Selanjutnya investasi untuk menyimpan kelebihan dana. Investasi ini terdapat dari sektor keuangan dan sektor non keuangan, sektor keuangan terbagi menjadi bank dan non bank, peneliti lebih berfokus pada investasi pada sektor keuangan yaitu bank, yang instrumennya antara lain iB Tabungan, iB Tabungan Perencanaan, iB Deposito. Selain itu panulis juga memasukkan Unit link yang merupakan bagian dari lembaga keuangan non-bank yaitu asuransi sebagai penelitian dalam perencanaan keuangan.

Dan untuk dapat mengetahui semua itu perlu adanya pendataan, yang menggunakan angket untuk mengetahui data yang sebenarnya tentang kesadaran masyarakat Ciputat dalam perancanaan keuangan keluarga, dikarenakan banyaknya populasi yang ada dan tidak memungkinkan untuk mengambil keseluruhan populasi. Dan untuk mendapat data yang akurat dan representatif maka diambil data berdasarkan sampel yang telah dihitung, yang kemudian di uji validitas dan realibilitasnya. Data yang diambil diinput kemudian dianalisis hasilnya.


(25)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Perencanaan keuangan keluarga

Analisis Data Input Data

Menyebar kuesioner untuk penelitian

Uji validitas dan reliabilitas data iB Tabungan

iB Deposito

iB Tabungan Rencana Instrumen keuangan

bank Sektor keuangan

Instrumen keuangan non bank

Asuransi Saham

Tabungan Rutin (Investasi) Pengeluaran

Sektor non keuangan

Interpretasi Unit Link

Pemasukan


(26)

17

F. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kaidah buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini, peneliti membaginya ke dalam beberapa bagian, yaitu latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, review terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini, peneliti landasan teori, yang dimaksudkan untuk membantu penulis memahami dan menafsirkan data secara kritis, untuk memahami dan menafsirkan data. Penulis akan menguraikan tentang pengertian tingkat kesadaran masyarakat, perncanaan keuangan syariah: pengertian, tahapan-tahapan perencanaan keuangan, aturan menyimpan dan menabung dalam rumah tangga muslim, aturan pembelanjaan dalam rumah tangga muslim.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini peneliti membagi ke dalam beberapa bagian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini, ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dan sub rumusan masalah, untuk itu perlu dilakukan pembahasan mengenai penelitian sehingga


(27)

pada bab ini berisi tentang : uraian, deskripsi dan analisis data mengenai pemahaman tentang perencanaan keuangan syariah, banyaknya menggunakan produk – produk bank syariah yang berkaitan dengan perencanaan keuangan, dan tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan.

Bab V Kesimpulan & Saran

Pada bab ini, untuk mempermudah dalam melihat apa yang diperoleh hasil penelitian, maka penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil hasil atau uraian yang telah ditulis terdahulu, yang bertalian erat dengan pokok permasalahan yang ada, dan merupakan jawaban masalah atas data yang diperoleh serta saran dari penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Dan ini merupakan bagian akhir dalam penelitian ini karena dapat diketahui setelah semua proses yang ada dalam penelitian ini dilakukan dan dijelaskan.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tingkat Kesadaran Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang sebagian besar interaksi antar individu-individunya dilakukan didalam kelompok, dan umumnya, masyarakat mengacu pada sekolompok orang yang hidup bersama dalam satu kelompok komunitas yang teratur dan memiliki hubungan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.1

Masyarakat adalah suatu kumpulan dari sekolompok manusia yang hidup pada suatu tempat (wilayah tertentu).2 Menurut Sajono Soekanto, masyarakat adalah

anggota kelompok baik besar maupun kecil yang hidup bersama disuatu wilayah dengan batasan-batasan tertentu.3 Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti

seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama4

Dapat diambil kesimpulan dari definisi-difinisi diatas yaitu masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama.

1

http://id.wikipedia.org/wiki/masyarakat

2

Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Bandung:CV Pustaka Setia,1999)h.45

3

Sajono Soekanto, Sosiologi Suatu Pangantar (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995)h.162

4

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:Balai Pustaka, 2005)h.721


(29)

Kesadaran adalah tau dan mengerti dan Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.5 Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran,

dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.

kesadaran berasal dari kata sadar artinya tahu atau ingat. Kesadaraan adalah proses batin yang ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman serta penghayatan terhadap sesuatu, sehingga menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengertian dan pemahaman tadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai proses kejiwaan yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas. Kesadaran menurut Daryono, adalah hal yang dialami oleh seseorang.6 Dalam kamus besar

bahasa indonesia kesadaran berasal dari kata ‘sadar’ yang berarti insaf, tahu dan mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan, keadaan mengerti.7

Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran, dan pemusatan kesadaran adalah inti sari dari atensi. Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa dilingkungannya serta peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,

5

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran

6

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya:Apollo,1997)h.517

7

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 975


(30)

21

pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.8 Kesadaran memiliki dua sisi yaitu,

tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar dan akan peristiwa mentalnya sendiri.9 Dan pada penelitian ini penulis hanya berfokus pada kesadaran

tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar, bukan pada mentalnya. (Pierson dan trout 2005) menyatakan, “Kesadaran memungkinkan kita melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik.10” Menurut

bears & McCgovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu: konteks setting, adaptasi dan pembelajaran, prioritisasi, rekrutmen dan kontrol, pengambilan keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian & fleksibilitas.11

Kesadaran dalam kamus (a Merriam-webster 1967:177) tercantum tidak kurang dari 5 arti, yaitu: 1) awareness esp. of something within one self; also; the state or fact., 2) the state of being characterized by sensation, emotion, volition & thought; mind., 3) the totality conscious states of an individual., 4) the normal state of conscious life., 5) the upper level of mental life ascontassed with unconscious processes. Jadi kesadaran sebenarnya menunjuk pada interpendensi mental & interpenetrasi mental, yang masing-masing berorientasi pada ‘aku’nya manusia dan pada ‘kami’nya12

8

Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.90

9

Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.240

10

Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.250

11

Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h. 252

12

Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum & Kepatuhan Hukum (Jakarta:CV Rajawali, 1982) h.150


(31)

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta sensasi-sensasi fisik dalam hidupnya, yang menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuai dengan pikirkan dan yang diketahui.

Menurut soejono soekanto, dalam penelitian yang ditulis oleh rahmat margono. Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dan terdapat empat indikator kesadaran hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu: Pengetahuan hukum, Pemahaman hukum, Sikap hukum, Pola perilaku hukum.13

Dari sini dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat adalah suatu hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan sesuai dengan itu, maka indikator-indikator kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan, karena perbedaannya hanya terletak pada fokus objeknya saja yaitu, hukum dan perencanaan keuangan. Dari indikator diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan adalah: pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen keuangan yang membantu dalam

13

Rahmat Margono, “Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan,” Skripsi S1 fakultas Peradilan Agama, Universitas Islam Negeri, 2009)


(32)

23

merencanakan keuangan, pengetahuan dan pemahaman tentang perencanaan keuangan, sikap dalam mengelola keuangan, perilaku dalam merencanakan keuangan.

Definisi dari tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek.14 Jadi tingkat kesadaran masyarakat adalah, susunan yang berlapis-lapis

mengenai kadar pemahaman, pengertian dan pengetahuan yang dialami dan direfleksikan oleh suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama akan perencanaan keuangan keluarga.

1. Pengetahuan dan Pemahaman Perencanaan Keuangan

Definisi dari Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan kepandaian.15 Paham sendiri bermakna mengerti benar tentang suatu hal.16

Sedangkan pemahaman berarti proses, cara, perbuatan, memahami & memahamkan. Memahami adalah mengerti benar akan sesuatu, dan memahamkan adalah mempelajari baik-baik supaya paham.17 Jadi, pemahaman

yaitu proses, cara, perbuatan untuk mengerti benar akan sesuatu dan untuk mempelajari baik-baik supaya paham.

14

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1197

15

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1121

16

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya:Apollo,1997)h.454

17


(33)

Dari definisi-definisi diatas terdapat perbedaan antara makna kesadaran dan pemahaman, paham hanya untuk sekedar tahu dan mengerti saja tentang suatu hal. Sedangkan makna kesadaran lebih aktif karena dialami dan merefleksikan apa yang diketahuinya, termasuk pemahaman itu.

Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan sedini mungkin untuk mencapai kepuasan ekonomi tertentu dalam hidup.18 Banyak

orang yang masih awam tentang perencanaan keuangan, dari studi pendahuluan yang saya lakukan kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa perencanaan keuangan hanya diperuntukkan untuk perusahaan besar dan orang-orang yang mempunyai banyak uang. Padahal sebenarnya pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang tanpa pandang siapa asal ada kemauan yang kuat untuk dapat menggapai tujuan keuangannya, dengan cara menyusun dan merencanakan keuangan yang masuk dan keluar. Karena justru dengan perencanaan keuangan yang baik kita dapat mengontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok.19

Terdapat alasan, kenapa keluarga membutuhkan perencanaan keuangan:20

a. Adanya tujuan keuangan yang ingin di capai b. Tingginya biaya hidup saat ini

18

Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang (jakarta: trans media,2009)h.5

19

Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang (jakarta: trans media,2009)h.6

20

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga (Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009) h.4


(34)

25

c. Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun d. Keadaan ekonomi tidak selalu baik e. Fisik manusia tidak selalu sehat

f. Banyaknya alternatif produk keuangan yang ditawarkan

Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu:tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk menanggulangi risiko – risiko atau untuk dana darurat yang tidak disangka – sangka, tujuan jangka menengah ditujukan untuk keinginan – keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk meminimalisir risiko – risiko yang timbul dimasa yang akan datang yang tidak direncanakan.

Terdapat beberapa alasan semua keluarga memerlukan perencanaan keuangan, baik yang merasa cukup dengan penghasilannya maupun yang merasa kurang dengan penghasilannya. Karena dengan perencanaan keuangan yang baik akan membantu permasalahan kekurangan uang dan tidak memiliki apapun dan bagi yang merasa mempunyai cukup uang agar penggunaan uang tidak sia-sia terbuang begitu saja untuk hal yang tidak penting.21

21

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009)h.4


(35)

Sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa jika selama ini mereka menabung, berarti mereka telah melakukan perencanaan keuangan yang sederhana, karena menabung juga merupakan bagian dari perencanaan keuangan. Baik menabung pada lembaga keuangan ataupun menabung secara tradisionil yaitu dengan menggunakan celengan.

2. Pemahaman Instrumen Keuangan

Jika diartikan secara terpisah, instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sarana penelitian untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.22 Sedangkan menurut sudarsono instrument adalah dokumen resmi /

tertulis, seperti cek, surat wesel, surat kontrak dan lain sebagainya.23

Sedangkan keuangan atau financial mempunyai arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan.24 Dari definisi diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa instrument keuangan adalah alat-alat yang digunakan untuk mengelola keperluan yang berhubungan dengan masalah uang. Dan istrumen keuangan yang digunakan untuk membantu dalam merencanakan keuangan ditawarkan dari berbagai lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank.

22

Frista Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jombang: Lintas Media)h.437

23

Sudarsono Dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang & Bank (Jakarta: Rineka Cipta)h.156

24


(36)

27

Produk keuangan bank terdiri dari produk untuk pendanaan, pembiayaan, dan jasa perbankan. Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah di Indonesia berbeda dengan produk perbankan pada umumnya yang meliputi giro, tabungan, investasi(deposito) umum, investasi khusus, dan obligasi.25

Pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan sebagian besar menggunakan akad mudharabah, murabahah, dan musyarakah.

Jasa perbankan terbagi menjadi dua yaitu: jasa produk dan jasa oprasional. Pada umumnya jasa produk yang ditawarkan oleh bank syariah tidak berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan oleh bank konvensional, tapi dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang digunakan adalah ujr, wakalah, dan kafalah. Begitu juga dengan jasa oprasional, dengan sebagian besar menggunakan akad wakalah.26

Dari produk-produk perbankan yang telah dipaparkan diatas, penulis hanya berfokus pada produk penempatan dana tabungan, tabungan rencana, dan deposito. Sedangkan dari lembaga keuangan non bank, penulis hanya menggambil satu produk dari asuransi yaitu Unit link. Disini penulis akan

25

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007)h.243

26


(37)

memaparkan definisi dari masing – masing produk yang menjadi fokus dalam tulisan ini.

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.27 Tabungan iB

Perencanaan adalah Produk tabungan asuransi berjangka dalam mata uang rupiah dengan menggunakan prinsip syariah Mudharabah Muhtlaqah yang sistem setoran bulanan secara auto-debet dan hanya dapat ditarik secara sekaligus pada saat jatuh tempo serta dilengkapi dengan sertifikat Tabungan Perencanaan sebagai bukti kepemilikan.28

Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka, merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.29

27

http://id.wikipedia.org/wiki/Tabungan

28

http://www.cimbniagasyariah.com/ProdServ/prodserv.asp?id=PRN0000061&b=1

29


(38)

29

Unit link adalah produk asuransi jiwa yang bersifat hibrida. Sebab, memberikan dua manfaat sekaligus, yakni manfaat perlindungan santunan asuransi dan manfaat investasi dalam bentuk nilai tunai. Adapun manfaat asuransi yang terkandung dalam unit link tidak berbeda dengan proteksi yang diberikan jenis asuransi jiwa tradisioanal, yakni manfaat meninggal dunia, manfaat santunan kesehatan, dan manfaat lainnya sesuai program yang dipilih. Yang istimewa, unit link memberikan manfaat hasil investasi dari premi yang ditempatkan pada dana investasi yang dinyatakan dalam unit, kinerja imbal hasilnya tergantung pada kinerja subdana investasi unit link yang dipilih nasabah sesuai dengan kondisi pasar saham dan pasar uang.30

3. Sikap & Perilaku dalam Merencanakan Keuangan

Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian dan keyakinan.31

Laku adalah perbuatan, gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat.32

Tingkah laku adalah kelakuan dan perangai.33 Sedangkan perilaku sendiri berarti

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

30

Eddy KA Berutu “Apa itu Unit Link”, artikel diatas diakses pada 20 April 2009 dari http://bisnis.vivanews.com/news/read/50722-apa_itu_unit_link

31

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1063

32

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 627

33

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1197


(39)

Sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefinisikan sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Definisi yang lain dijelaskan bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Maka, sikap merupakan tanggapan perasaan tentang sebuah subjek.34

Sedangkan perilaku, terdiri dari semua tindakan yang dilakukan untuk memperoleh, menggunakan, membuang barang atau jasa. Sebelum bertindak orang seringkali mengembangkan keinginan berperilaku sesuai dengan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Keinginan berperilaku didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, menggunakan, membuang jasa atau barang.35

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dan the American marketing association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Maksud dari perilaku konsumen adalah dinamis, itu berarti perilaku seorang konsumen, grup

34

Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa (Jakarta: Ghalia Indonesia,2003)h.13

35


(40)

31

konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.36

Dari kutipan yang ditulis oleh Ubaidillah Nugraha dari (a women financial conference, march 2005, held by amerikan university of paris) dalam bukunya wealth management, menyatakan bahwa “60% keputusan keuangan keluarga yang dilakukan oleh wanita. Tetapi hanya 12% perempuan bertanggung jawab untuk perencanaan uang mereka. Sedangkan rata-rata wanita hidup 7 tahun lebih lama dibandingkan laki-laki, karena itu wanita membutuhkan 20% lebih banyak uang untuk pensiun daripada laki-laki. Dan hampir 25% bangkrut dalam waktu 2 tahun setelah pasangan meninggal dunia.37”

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipegang dalam pengelolaan keuangan, yaitu:38

a. Waktu adalah Sahabat

Semakin awal memulai untuk menyisihkan dana secara regular untuk tujuan masa masa depan, maka akan semakin kecil dana yang harus dialokasikan setiap bulannya secara regular untuk mengembangkan jumlah aset. waktu menjadi sangat penting dalam pengembangan aset

36

Nugroho J.Setiadi, Perilaku Konsumen:Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (Jakarta:Prenada Media,2003)h.3

37

Ubaidillah Nugraha, Wealth Management (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008) h.14

38

Tim Indonesia School of Life (ISOL) “Tips dari Praktisi Perencana Keuangan” http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2004/1126/eur1.html


(41)

yang anda miliki. Semakin cepat memulai investasi akan semakin besar pertumbuhannya

b. Kebiasaan Menunda adalah Musuh Anda

Sikap suka menunda-nunda bisa menjadi musuh dalam berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan keuangan. karena sikap suka menunda-nunda nantinya akan berakibat fatal, misalnya dalam perencanaan proteksi. Apabila perencanaan tersebut ditunda, dan terjadi musibah yang membutuhkan banyak biaya, hal ini sangat mungkin akan merusak keuangan keluarga yang tadinya stabil dan teratur. Satu-satunya tindakan yang harus diambil adalah melakukan perencanaan keuangan keluarga yang menyeluruh sekarang dan jangan menununda lagi, meskipun saat ini masih merasa muda dan kuat. Karena menunda keputusan seputar keuangan keluarga harus dibayar mahal dimasa datang, untuk itu bersegeralah dalam merencanakan keuangan.

c. Kebutuhan Vs Keinginan

Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera.


(42)

33

Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas, dan apabila keinginan tidak terpenuhi kesejahteraan tidak akan berkurang. Namun, kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Dapat dilihat dari fungsinya, Sesuatu dikatakan sebagai keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.

d. Menabung Membuat Kaya

Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar, karena banyak orang yang mempunyai penghasilan yang besar tapi tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kekayaan menjadi nyata bila kita dapat menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan diinvestasikan. Banyak orang berpikir “bila saja saya menghasilkan

lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik”, mungkin benar

atau malah sebaliknya. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari jirih payah selama satu bulan selalu terasa kurang.

Oleh karena itu, poin ketiga yaitu membedakan antara kinginan dan kebutuhan menjadi sangat penting. Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung (saving plan) maka mereka hanya akan menambah hutangnya. Sangat tidak benar bila berpikiran bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan yang


(43)

besar. Untuk itu, harus lebih bijak khususnya yang berkaitan dengan keuangan, banyak orang beranggapan bahwa ia melakukan kesalahan karena penghasilannya yang kecil dan selalu habis terpakai untuk keperluan bulanan dan nantinya akan dapat memperbaiki keuangannya apabila penghasilannya meningkat.

Tapi sebenarnya pendapat seperti itu sangat salah, karena kondisi keuangan seseorang tidak akan berubah menjadi lebih baik apabila hanya mengandalkan pendapatan dan tidak dibarengi dengan perilaku keuangan yang tidak dirubah. Jangan membelanjakan seluruh penghasilan bulanan dan sisihkan penghasilan diawal ketika mendapat gaji untuk investasi dimasa mendatang, setelah itu prioritaskan pada kebutuhan dan bukan pada keinginan.

Dalam perencanaan keuangan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan tujuan-tujuan keuangan. Setalah menentukan tujuan keuangan, perlu ditinjau kembali anggaran keluarga, karena merupakan rencana yang menggambarkan berapa pemasukan dan berapa pengeluaran setiap bulannya. Dengan anggaran ini, dapat kita ketahui berapa banyak sisa uang yang akan kita dapatkan nantinya, setelah pemasukan dikurangi dengan pengeluaran. Anggaran diperlukan karena penghasilan orang tidak menjamin orang tersebut tidak akan kehabisan uang, penghasilan besar tidak menjamin orang tersebut dapat mencapai tujuan keuangan, karena yang bisa menjamin adalah rencana


(44)

35

keuangan yang telah disusun dan tekad mewujudkannya. Penghasilan besar hanya sebagai pendukung untuk mempermudah pencapaian yang sudah direncanakan. 39

Anggaran bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan adalah jumlah uang yang kita dapatkan setiap bulannya, baik dari pendapatan maupun investasi. Pengeluaran terbagi menjadi empat, yaitu:40

a. Pembayaran utang. Pembayaran utang harus diprioritaskan untuk memastikan pembayaran utang

b. Tabungan rutin. Untuk mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan, menabung secara rutin menjadi salah satu cara, dan akhirnya menjadi suatu keharusan. Jumlah uang yang ditabung tentu berbeda-beda, tergantung berapa dana yang dibutuhkan kelak. Tabungan rutin termasuk juga premi asuransi dan investasi. c. Biaya hidup. Biaya hidup bisa dibagi lagi menjadi: belanja keluarga, belanja

pribadi, perawatan anak, transportasi, telepon, listrik, air, pembantu rumah tangga, busana dan aksesorisnya, hiburan dan mainan anak.

Idealnya konsumsi (biaya hidup) 50% dari pendapatan dan 50% masuk ke tabungan rutin dan pembayaran utang, dan ini berlaku bagi siapa saja dan

39

Safir Senduk,Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009)h.27

40

Safir Senduk,Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009) h.28


(45)

berapapun pendapatannya. Kalaupun mau diberi toleransi untuk konsumsi paling banyak adalah 70% dari pendapatan, tidak boleh lebih dari itu.sisanya sebesar 30% harus digunakan untuk tabungan, pembayaran utang.41

Biaya hidup menjadi prioritas yang terakhir, untuk menjamin tercapainya tujuan keuangan yang ditetapkan. Selama ini, banyak orang yang keliru meletakkan prioritas, mereka memprioritaskan biaya hidup mereka dulu, baru jika terdapat sisa akan diletakkan pada tabungan rutin. Cara ini mempunyai kelemahan: jika sisanya tidak ada maka tidak ada pula yang akan ditabungkan.42

Jika ternyata pengeluaran lebih besar dari pada pemasukkan, maka yang harus dilakukan adalah: 1) Rencanakan untuk menambah pemasukan; 2) Rencanakan untuk mengurangi pengeluaran; 3) Rencanakan untuk menambah pemasukan dan mengurangi pengeluaran secara bersamaan.43

Dalam perencanaan keuangan Islam, yang membedakan antara pengalokasian perencanaan keuangan Islam dan tidak adalah bukan hanya memikirkan untuk tujuan-tujuan dunia tapi juga harus memikirkan tujuan akhirat. Jadi, selain memperhatikan penghasilan yang didapat harus halal, juga dalam

41

Elvyn G. Masassya, Cara Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi (PT.Elex Media Computindo:2006)h.35

42

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009)h.30

43

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009)h.32


(46)

37

pengeluaran yang didahulukan adalah untuk zakat sebesar 2,5%. Untuk yang lainnya tidak ada yang berbeda.

B. Perencanaan Keuangan Syariah

1. Pengertian

ْ

بﺎﻬ

ْا

ْ

ﻚ ﺎ

ﺎ ﺮ ْ أ

ْ

ا

ﺪْ

ﺎ ﺪ

لﺎ

ْ

ا

ر

أ

ْ

صﺎ و

أ

ْ

ﺪْ

ْ

ﺮ ﺎ

مﺎ

دﻮ

و

ْ

ا

ا

لﻮ ر

نﺎآ

عادﻮْا

ﻮْا

ْ

ْﺪ

إ

ْ

ﺪ ْ ا

و

ْ

لﺎ

ْ

قﺪ ﺄ أ

ﺔ ْا

ﺎ إ

ﺎ و

لﺎ

وذ

ﺎ أو

ﺮ آ

ْوأ

ﺮ آ

او

ا

لﺎ

لﺎ

ﺮْ ﺎ

ْ

إ

نﻮ ﻜ

ﺔ ﺎ

ْ هرﺬ

ْنأ

ْ

ﺮْ

ءﺎ ْ أ

ﻚ رو

رﺬ

ْنأ

ﺎﻬ

تْﺮ أ

ﺎ إ

ا

ْ و

ﺎﻬ

ْ

ْ

ْ

ﻚ إو

سﺎ ا

أ

ا

لﻮ ر

ْ

ﻚ أﺮْ ا

ْ

ﺎ إ

ﺎ ﺎ

ْ

ْ

ﻚ إ

لﺎ

ﺎ ْ أ

ﺪْ

ْ

ْنأ

ﺔ ْرو

ﺔ رد

تْددْزا

ْ ﻬ ﺮْ ه

ﺎ ْ ﺄ

ْ أ

ﻬ ا

نوﺮ ﺁ

ﺮ و

ماﻮْأ

ْﺮ

ﺔ ْﻮ

ْ

ﺪْ

ﺋﺎ ْا

ْ ﻜ

ْ ﻬ ﺎ ْ أ

ْ هدﺮ

ﺎ و

ﺔﻜ

تﺎ

ْنأ

و

ْ

ا

ا

لﻮ ر

)

اور


(47)

Artinya:“.…. Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin. Mereka menerima kecukupan dari orang lain. Mungkin orang lain memberinya atau mungkin menolaknya. Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah dengan ikhlas karena Allah kecuali engkau akan mendapat pahala karenanya…..” (H.R Muttafaq ‘Alaih)

Dari hadits diatas dapat kita pahami bahwa perencanaan keuangan sebenarnya sudah diperintahkan sejak dahulu pada masa Rasulullah, karena manusia selain diharuskan untuk memikirkan dirinya juga diharuskan untuk memikirkan generasinya yang mendatang. Jangan sampai generasi yang nantinya akan ditinggalkan menjadi generasi yang lemah dan akan menyusahkan orang lain, karena apabila generasi muslim yang ditinggalkan dalam keadaan lemah maka dapat menjadikan generasi tersebut kufur karena kemiskinan mendekati kekufuran.

Artinya:“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia


(48)

39

Dari ayat diatas juga dapat dipahami bahwa penerapan perencanaan keuangan sebenarnya sudah dilaksanakan jauh sebelum para cendikiawan barat melakukannya, yaitu pada masa Nabi Yusuf, Allah juga telah memperingati hambanya untuk melakukan pencegahan terhadap kesulitan yang akan datang yang bukan dimaksudkan untuk menghilangkannya, tapi untuk mencegah dan meminimalisir risiko kesulitan yang akan dihadapi, jadi perencanaan keuangan sangat sesuai dengan prinsip syariah yang ada dan tidak perlu ada kekhawatiran bahwa perencanaan keuangan adalah pelajaran yang diterapkan oleh orang-orang konvensional.

Menurut Joannes Widjayanto seorang financial planner, perencanaan keuangan sangat diperlukan dalam menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa arah dan tujuan yang jelas, kita tidak akan bisa mengelola keuangan kita dengan baik dan tanpa perencanaan keuangan yang baik, kita akan cenderung memboroskan uang yang kita peroleh dengan susah payah. Tanpa perencanaan, kita akan cenderung menghabiskan uang yang kita miliki hari ini untuk kebutuhan hari ini. Salah satu tujuan umum perencanaan keuangan adalah supaya di suatu waktu mendatang, kita akan bebas secara finansial, yaitu kita akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Karena itu sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu apa tujuan


(49)

keuangan kita untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Tujuan itu juga harus di fikirkan dari dini bersama keluarga.44

Perencanaan keuangan secara teori berarti proses mengelola keuangan yang sedemikian rupa sehingga kita dapat mencapai keuangan ekonomis terteuntu. Umumnya, perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan keuangan pribadi dari pada keuangan perusahaan. Fungsi dari perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan sedini mungkin untuk mencapai tujuan keuangan yang dicita-citakan melalui pengelolaan keuangan yang terencana, teratur, dan bijak. Dengan adanya perencanaan keuangan, kita bisa mengontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok. Perencanaan yang dilakukan secara baik dapat meningkatkan kualitas hidup, dengan cara mengurangi kekhawatiran pada ketidak pastian masa depan finansial seseorang.45

Setiap orang memiliki penghasilan, kebutuhan, dan pengeluaran yang berbeda. Tentunya orang yang masih lajang berbeda masalah keuangannya dengan orang yang sudah menikah. Dengan demikian, cara yang dilakukan untuk mengatur atau mengelola keuangan pun berbeda. Bisa dibilang, masalah keuangan orang yang sudah menikah lebih besar dibandingkan dengan orang yang belum menikah, mengingat kebutuhan yang dikeluarkan lebih besar.

44

Joannes Widjajanto,”Membangun Kesejahteraan, tujuan perencanaan keuangan” artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http://joanneswidjajanto.blogspot.com/2009/01/tujuan-perencanaan-keuangan.html.

45


(50)

41

Namun demikian, pada dasarnya yang harus diperhatikan dalam mengelola keuangan baik lajang maupun yang sudah menikah adalah bagaimana mengatur penghasilan yang diperoleh agar dapat disisihkan untuk menabung dan berinvestasi. Oleh karena itu, mengelola uang yang baik berkaitan dengan komitmen seseorang terhadap diri sendiri untuk merealisasikan tujuan masa depan yang ingin dicapai, serta mengedepankan pemenuhan kebutuhan yang menjadi prioritas utama.46

Disamping itu, dalam menjalankan sistem ekonominya manusia harus menyandarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah karena Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama bagi kaum muslimin dalam segala urusan, dan As-Sunnah merupakan penafsir, penjelas, serta pemberi petunjuk atas Al-Qur’an. Dan al-Qur’an membahas segala bidang atau urusun yang salah satunya adalah bidang perekonomian.

Menurut Dr.Husein Syahatan, dalam pengaturan keuangan seseorang harus seimbang dan sebaiknya tidak menghabiskan seluruh yang didapatkan dalam satu hari, terdapat tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu: kebutuhan primer, kebutuhan skunder dan kebutuhan pelengkap. Dan untuk mewujudkan lima tujuan syariat, para anggota rumah tangga muslim harus memperhatikan ketiga jenis kebutuhan tersebut, dan pengeluaran yang harus di utamakan adalah pengeluaran yang diperuntukkan untuk kebutuhan primer. Selain itu,

46


(51)

mengeluarkan harta untuk hal-hal yang menimbulkan kebinasaan dan kehancuran seperti membeli rokok, khamar, film yang merusak dan lainnya yang merusak merupakan hal yang terlarang.47 Dan Islam juga mengharamkan pengeluaran

yang berlebih-lebihan, selain itu bergaya hidup mewah merupakan salah satu sifat orang -orang yang kufur akan nikmat Allah SWT48.

Dalam penjelasan sikap hemat dalam pengeluarannya dikatakan bahwa Islam menganjurkan umatnya agar tidak boros dan kikir. Yang dianjurkan Islam adalah umatnya dapat menyimpan kelebihan atau menabungnya untuk masa depan. Untuk itu Islam menetepkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Generasi mendatangpun mempunyai hak atas harta yang dimiliki oleh kedua orang tuanya oleh Karena itu, para anggota keluarga harus dapat mengembangkan hartanya sesuai dengan syariat Islam. Karena rasulullah menyuruh umatnya untuk berhemat dan berlaku ekonomis, seperti sabdanya:

ﺎ ﺪ

ﺪْ

ا

لﺎ

تْأﺮ

أ

ﺎ ﺪ

ﻮ أ

ةﺪْ

داﺪ ْا

لﺎ

ﺎ ﺪ

ْﻜ

ْ

ﺪْ

ﺰ ﺰ ْا

يﺪْ ْا

ﺎ ﺪ

هاﺮْإ

يﺮ ﻬْا

ْ

أ

صﻮْ ﺄْا

ْ

ﺪْ

ا

ْ

دﻮ ْ

لﺎ

لﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

لﺎ

ْ

ﺪ ْا

لﺎ

47

Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)h.79

48


(52)

43

Artinya:“….. Tidak akan miskin orang yang berhemat…..”(H.R Imam Ahmad)

2. Tahapan – tahapan dalam Perencanaan Keuangan

Dalam merencanakan keuangan dalam kehidupan, sangat perlu diperhatikan tahapan-tahapan untuk mencapai perencanaan keuangan yang diinginkan, yaitu dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perencanaan keuangan.

a. Menentukan Situasi Keuangan Sekarang

Menentukan situasi keuangan sekarang berkaitan dengan beberapa penghasilan, pengeluaran, biaya hidup, arus kas keluar masuk, jumlah utang, jumlah aset, dan lainnya. Pengetahuan posisi keuangan sekarang dapat membuat seseorang memutuskan kebutuhan mana yang menjadi prioritas sesuai dengan kondisi.49

Hal pertama yang harus diperhatikan ketika ingin menyusun perencanaan keuangan adalah harus mengetahui bagaimana kondisi keuangan pada saat itu, dari berapa penghasilan pokok yang didapat, penghasilan tambahan (bila ada), bagaimana pengeluarannya apakah sedang membengkak atau sedang banyak yang tersisa, dan lainnya. Karena dengan mengetahui

49


(53)

kondisi keuangan, maka seseorang akan lebih berfikir untuk biaya yang akan dikeluarkan, yang seharusnya didahului adalah yang prioritas. Sehingga dapat meminimalisir biaya yang kurang penting dalam kebutuhan rumah tangga.

b. Menentukan Tujuan Keuangan

Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan, akan melaksanakan haji pada umur 40 tahum atau menyekolahkan anak ke universitas ternama. Tentunya tujuan keuangan ini harus spesifik, terukur, dan realistis sehingga jelas kapan waktu pencapaiannya.50

Tujuan keuangan harus difikirkan diawal agar tujuan – tujuan dan keinginan – keinginan yang ingin dicapai dapat dilaksanakan sesuai rencana awal yang sudah diperhitungkan, contoh untuk haji pada usia 40 tahun maka biaya yang akan dikumpulkan setiap bulan adalah Rp X sehingga lebih jelas dalam menentukan tujuannya. Selain itu, juga perlu difikirkan tentang hal-hal yang tidak terduga, sehingga ada persiapan untuk menghadapi hal tak terduga tersebut.

Dalam menentukan tujuan keuangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:51

50

Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang(jakarta: trans media,2009)h.9

51

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2000)h.22


(54)

45

1) Spesifik dan bisa diukur. Dalam menentukan tujuan keuangan ini sebaiknya ditetapkan secara spesifik behwa kedepannya ingin memiliki apa dengan spesifikasi seperti apa dan juga harus bisa diukur agar diketahui budget yang harus terpenuhi untuk dapat mencapai keinginan tersebut berapa. Sebagai contoh; mempunyai keinginan keuangan untuk membeli rumah, maka harus ditentukan secara spesifik bahwa rumah yang ingin di beli adalah tipe berapa dan dengan anggaran berapa rupiah rumah tersebut dapat dibeli.

2) Memiliki target waktu. Tujuan keuangan seharusnya memiliki target waktu tentang kapan tujuan tersebut ingin dicapai, apakah setahun dari perencanaan yang dilakukan atau mungkin dua tahun dan seterusnya, hal ini dimaksudkan agar tujuan keuangan lebih jelas dan dapat mengetahui kondisi keuangan yang ada.

3) Tertulis. Seharusnya tujuan keuangan ini ditetapkan secara tertulis, banyak kesalahan yang biasa dilakukan oleh orang-orang karena tidak menulis tujuan keuangan, mereka hanya menetapkan dalam pikiran saja yang kemudian akan dilupakan dalam beberapa hari. Dengan menuliskannya, alam bawah pikiran sadar kita akan bekerja dan mencari jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Bahkan, alam pikiran bawah sadar kita akan kerja lebih keras untuk mencapai tujuan tersebut apabila kertas yang dituliskan itu di tempel di suatu tempat dan mudah kita lihat setiap hari.


(55)

c. Mengidentifikasi Alternatif Cara Mencapai Tujuan

Mengidengtifikasi cara yang efektif untuk mencapai tujuan, misalnya dengan berinvestasi. Termasuk memilih instrumen investasi apa yang bisa digunakan sebagai kendaraan investasinya.52 Pada saat ini layanan investasi

sudah sangat beragam, bukan hanya dengan membeli emas saja, tapi banyak lagi seperti dengan deposito, unit link dan instrumen-instrumen keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Jadi dalam menentukan instrumen investasi yang akan digunakan dapat memilih-milih, dan kita juga harus lebih cermat dalam memilih dan mengidentifikasi instrumen apa yang akan digunakan untuk investasi dan mana yang lebih menguntungkan dan juga sesuai dengan syariat.

Lembaga keuangan pada saat ini banyak menawarkan Instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, khususnya lembaga keuangan syariah yang bisa digunakan untuk membantu dan sebagai alternatif dalam perencanaan keuangan yang tepat. Instrumen itu antara lain: iB tabungan, iB Deposito, iB Tabungan Perencanaan (iB tabungan pendidikan, iB Haji/Umrah, iB pensiun), juga unit link, Sukuk, Saham, dan lain sebagainya.

iB adalah singkatan dari Islamic Banking di populerkan sebagai identitas penanda bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang telah

52


(56)

47

diresmikan 2 juli 2007. Identitas ini bertujuan agar masyarakat mudah mengenali layanan jasa perbankan syariah di indonesia.53

d. Membuat dan Mengimplementasikan Rencana Keuangan

Menyusun dan mengimplementasikan rencana keuangan dilakukan setelah menentukan pilihan tujuan keuangan dan bagaimana cara efektif untuk mencapainya, antara lain dengan menabung setiap bulan, membeli emas, atau mengambil cicilan KPR.54

Dalam perencanaan keuangan yang diperlukan bukan hanya menentukan tujuan keuangan dan cara untuk mencapainya saja, yang terpenting adalah bagaimana pelaksanaan yang kita lakukan setiap bulannya apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya dan apakah benar menggunakan cara efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Agar pelaksanaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan yang sudah direncanakan sebelumnya.

e. Mengevaluasi Rencana Keuangan

Bila terdapat penyimpangan dalam mengelola keuangan maka harus direvisi dengan segera misal dengan mengubah pilihan investasi karena nilainya sedang turun dipasaran, atau adanya perubahan pendapatan.55 Dalam

53

www.bi.go.id

54

Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang(jakarta: trans media,2009)h.10

55


(57)

hidup pasti ada naik turunnya, tidak mungkin sesuatu akan berada diatas terus atau sebaliknya, apabila terdapat perubahan yang tidak dikehendaki maka harus diadakan evaluasi untuk dapat mengatasi hal-hal yang tidak dikehendaki tersebut, misalnya dengan merubah pilihan dalam berinvestasi, dan lainnya.

3. Aturan Pembelajaan dalam Rumah Tangga Muslim

Pembelanjaan adalah mengelola harta halal untuk mendapatkan manfaat material atau spiritual. Pembelanjaan semacam itu bertujuan agar dapat membantu para anggota rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis pembelanjaan, seperti pembelanjaan yang menghabiskan harta, pembelanjaan yang menghasilkan buah bagi generasi yang akan datang, dan pembelanjaan dengan jalan baik (amal shaleh) untuk mendapatkan pahala di akhirat, seperti zakat dan sedekah56.

Islam menganjurkan untuk bekerja dan berusaha dengan baik, Islam pun menganjurkan agar harta dikeluarkan dengan tujuan yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Dan hendaknya seorang muslim mempunyai konsep bahwa pembelanjaan hartanya akan berpahala apabila dilakukan dan ditujukan untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan perintah agama, dan yang terpenting harta tersebut di peroleh dengan cara yang baik pula. Karena, Allah berfirman:

56


(58)

49

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)

Rasulullah SAW bersabda:

و

ﻮ أ

ْﺮآ

ْ

ءﺎ ْا

ﺎ ﺪ

ﻮ أ

ﺔ ﺎ أ

ﺎ ﺪ

ْ

ْ

قوزْﺮ

يﺪ

ْ

ْ

أ

مزﺎ

ْ

أ

ةﺮْﺮه

لﺎ

لﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

ﺎﻬ أ

سﺎ ا

نإ

ا

ْ

ﺎ إ

نإو

ا

ﺮ أ

ْﺆ ْا

ﺮ أ

ْﺮ ْا

لﺎ

ﺎﻬ أ

ﺮ ا

اﻮ آ

ْ

تﺎ ا

اﻮ ْ او

ﺎ ﺎ

إ

نﻮ ْ

لﺎ و

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ ﺁ

اﻮ آ

ْ

تﺎ

ْ آﺎ ْزر

ﺮآذ

ﺮ ا

ﺮ ا

ْ أ

ﺮ ْ أ

ْﺪ

ﻰ إ

ءﺎ ا

بر

بر

ْ و

ماﺮ

ﺮْ و

ماﺮ

ْ و

ماﺮ

يﺬ و

ماﺮ ْﺎ

ﻰ ﺄ

بﺎ ْ

ﻚ ﺬ

Artinya:“… Sesungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima yang baik-baik saja…”


(59)

Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah bani umayah yang saleh, pernah menyatakan bahwa kebutuhan minimal sebuah keluarga adalah makanan, pakaian, perumahan, pelayan dan sebagainya. Apabila seseorang memiliki kurang dari itu maka dikatakan sebagai pailit. patut dicatat bahwa ucapan umar bin abdul aziz itu di ungkapkan sekitar dua belas abad yang lalu. Kebutuhan keluarga muslim yang hidup pada masa kini tentu telah bertambah.57

Islam telah meletakkan peraturan-peraturan pokok yang harus dilaksanakan di dalam kehidupan, seperti di dalam masalah pengeluaran. Islam mengajarkan agar pengeluaran rumah tangga muslim lebih mengutamakan pembelian kebutuhan-kebutuhan pokok sehingga sesuai dengan tujuan syariat. Dalam hal ini terdapat tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan pelengkap.58

Aplikasi berdasarkan kebutuhan rumah tangga tersebut dapat dijadikan pertimbangan tersendiri bagi keluarga untuk memperhitungkan pengeluaran-pengeluaran rumah tangga berdasarkan tiga kebutuhan tersebut, dengan tetap menyesuaikan dengan pendapatan, sehingga rumah tangga muslim terhindar dari masalah-masalah perekonomian yang ditimbulkan atau sikap boros untuk hal-hal yang bukan kebutuhan primer.

57

Untung Wahono, Ekonomi Keluarga: Kajian Teoritis Terhadap Sumber Nilai Islam(Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, 2004)h.115

58


(60)

51

Mengeluarkan harta untuk sesuatu yang mengarah pada kebiasaan buruk juga untuk hal-hal yang menimbulkan kebinasaan dan kehancuran seperti membeli rokok, khamar, film yang merusak dan lainnya yang merusak merupakan hal yang terlarang.59 Dan Islam juga mengharamkan pengeluaran

yang berlebih-lebihan, selain itu bergaya hidup mewah merupakan salah satu sifat orang -orang yang kufur akan nikmat Allah SWT. Rasulullah bersabda:

ﺎ ﺮ ْ أ

ﺪ ْ أ

ْ

نﺎ ْ

لﺎ

ﺎ ﺪ

ﺪ ﺰ

لﺎ

ﺎ ﺪ

مﺎ ه

ْ

ةد

ْ

وﺮْ

ْ

ْ

ْ

أ

ْ

لﺎ

لﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

اﻮ آ

اﻮ ﺪ و

اﻮ ْاو

ﺮْ

فاﺮْ إ

ﺎ و

Artinya:“…Makan, minum, dan berpakaianlah sekehendakmu, sebab yang membuat kamu berbuat kesalahan itu dua perkara: bergaya hidup mewah dan berprasangka buruk…

Islam mengajarkan sikap pertengahan dalam segala hal. Begitu juga dalam megeluarkan harta, yaitu tidak boleh berlebih-lebihan dan tidak juga kikir. Sikap berlebihan adalah sikap hidup yang dapat merusak jiwa, harta, dan masyarakat, sementara kikir adalah sikap hidup yang dapat menahan dan membekukan harta60. Dan firman Allah tentang hal ini tercakup pada:

59

Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)h.79

60


(61)

Artinya:“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra: 29)

4. Aturan Menyimpan dan Menabung

Islam menganjurkan umatnya agar tidak boros dan kikir, yang dianjurkan Islam adalah umatnya dapat menyimpan kelebihan atau menabungnya untuk masa depan. Untuk itu, Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung.

ﺎ و

ﺮْ

مْﻮ

ﺎ ْ

مﺪ و

اﺪْ

ْأو

ْآا

أﺮْ ا

ﷲا

ر

)

اور

(

Artinya:“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya”.(H.R. Muttafaq ‘Alaih)

Selain itu, anggota keluarga muslim harus dapat melatih anak-anaknya untuk dapat menabung dengan bentuk yang paling sederhana untuk kebaikan mereka pada masa mendatang. Karena mengajarkan anak-anak untuk dapat menabung sejak kecil merupakan hal yang baik dan bisa berdampak pada kehidupannya kelak.

Pada saat ini menyimpan dan menabung kelebihan uang yang dimiliki bisa dengan berinvestasi, investasi yang kita kenal saat ini adalah sektor non


(62)

53

keuangan, contohnya dengan membuka usaha, investasi dalam bidang properti, barang antik, atau lukisan. Selain itu juga terdapat investasi pada sektor keuangan seperti tabungan, deposito, unit link dan lainnya.61

Sebuah rumah tangga sudah tentu akan mengalami pasang surut perekonomian, sehingga ketika berada dalam kesejahteraan, kita harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis pada masa mendatang sebab setiap manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok.62 Untuk itu,

harus dilakukan persiapan untuk hari mendatang untuk berjaga-jaga. Allah SWT berfirman:

Artinya:“Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS. Al-Luqman: 34)

Dengan ayat diatas, maka menyimpan suatu kelebihan untuk menghadapi kesulitan dimasa mendatang dianggap menjadi hukum sebab akibat yang berlaku

61

Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang(jakarta: trans media,2009)h.59

62


(63)

bagi umat manusia, walaupun tak mungkin dapat luput dari ketentuan Allah SWT. Karena menyimpan kelebihan dianggap sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk mencegah (menghadapi) kesulitan dimasa mendatang.

Menyimpan dan menabung kelebihan dana, nantinya dapat berguna untuk bermacam hal dan juga dapat meringankan beban dan kesulitan dalam hal keuangan nantinya. Salah satu beban keuangan yang pasti akan dihadapi oleh semua orang adalah untuk kebutuhan pendidikan anak, pendidikan anak adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan, karena anak (generasi selanjutnya) juga mempunyai hak atas harta yang dimiliki pada saat ini, pendidikan anak juga merupakan bagian dari pelaksanaan syariat, oleh karnanya orang tua harus memikirkan tentang pendidikan untuk anak-anak mereka.

Karena dengan memberikan kekuatan ilmu dan iman yang baik berarti juga telah membentuk generasi muslim yang kuat.63 Dan untuk mendapatkan

pendidikan yang baik pada saat ini pastinya juga membutuhkan biaya yang juga tidak sedikit, kadangkala dalam upaya menyeimbangkan pendidikan, seorang anak perlu disekolahkan pada sekolahan yang berbeda, umum dan keislaman.64

Pada saat seperti ini sangat diperlukan perencanaan keuangan yang baik agar

63

Untung Wahono, Ekonomi Keluarga: Kajian Teoritis Terhadap Sumber Nilai Islam (Jakarta:Pustaka Tarbiatuna,2004)h.121

64

Untung Wahono, Ekonomi Keluarga: Kajian Teoritis Terhadap Sumber Nilai Islam (Jakarta:Pustaka Tarbiatuna,2004)h.122


(1)

90

orang kaya dikarenakan masih asing dengan istilahnya dan belum paham betul tentang perencanaan keuangan.

Kebanyakan dari masyarakat yang tidak melakukan perencanaan keuangan dengan baik, salah satunya disebabkan karena pada saat pertama kali bekerja, mereka belum ingin memulai merencanakan keuangan, dengan alasan belum membutuhkannya. Dan ketika mendapat gaji, mereka tidak memprioritaskan menabung, tapi pendapatan lebih diperuntukan biaya hidup dan jika terdapat sisa baru mereka akan menyisihkannya. Dan cara seperti ini merupakan perilaku yang sangat salah, karena dengan berperilaku seperti ini yang sering terjadi adalah tidak terdapat sisa yang bisa disisihkan, yang akhirnya tidak ada dana untuk ditabung atau investasi.

Tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam mengalokasikan dananya di Instrumen keuangan adalah tinggi. Dan, dalam pengalokasian dananya masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat lebih menyukai tabungan, tabungan pendidikan dan hari tua, dan masyarakat kelurahan ini belum mengenal betul dengan produk unit link. Walaupun demikian masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat ini, dalam menentukan lembaga keuangan yang dipilihnya untuk mengalokasikan dananya masih berada pada posisi netral, yaitu menggunakan bank syariah, tapi juga masih menggunakan bank konvensional.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil mengenai kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga khususnya pada penempatan dananya di instrumen keuangan, adalah:

1. Pengetahuan & pemahaman masyarakat tentang instrumen keuangan adalah tinggi. Dalam hal pengetahuan dan pemahaman instrumen keuangan, tidak disyaratkan seseorang mempunyai pendidikan yang tinggi. Karena instrumen keuangan akan dapat mudah untuk dipahami dan diketahui apabila masyarakat sering menggunakan produk dan berurusan dengan lembaga keuangan, juga sering mendengar produk layanan lembaga keuangan baik dari media maupun dari mulut ke mulut.

2. Pengetahuan & pemahaman perencanaan keuangan masyarakat Cempaka Putih Ciputat adalah tinggi. Karena pada saat ini banyak pembahasan mengenai perencanaan keuangan pada media, dan masyarakat cenderung tidak lepas dari media, baik media cetak ataupun elektronik.

3. Tingkat kesadaran masyarakat Cempaka Putih Ciputat terhadap perencanaan keuangan menempati tingkat tinggi, ini merupakan hal wajar, karena menurut data yang diperoleh walaupun rata-rata pendidikan mereka tidak mencapai perguruan tinggi, tapi masyarakat ini mendapat pengetahuan dari luar, seperti membaca dan mendengar dari orang lain. Selain itu baik sadar atau tidak,


(3)

92

masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat umumnya sudah merencanakan keuangan dengan mengalokasikan atau mempercayai untuk dikelola oleh lembaga keuangan, meskipun hanya pada instrumen-instrumen tertentu seperti tabungan, tabungan pendidikan dan tabungan pensiun. Ini membuktikan kesadaran masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat akan pentingnya perencanaan keuangan

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi pambaca.

1. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat masih belum mengenal dan paham benar dengan instrumen keuangan yaitu unit link. Diperlukannya publikasi atau sosialisasi lagi mengenai unit link.

2. Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat masih belum begitu menguasai untuk perencanaan keuagan dalam mempos-poskan dananya secara tepat. Dibutuhkannya pelatihan untuk merencanakan keuangan.


(4)

Ascarya. akad & produk Bank Syariah. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007

Artmanda W, Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media

Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003 Bungin, M.Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: kencana, 2006. Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo,1997

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2005

Erianto. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi

Askara, 2007

Fakultas Syariah dan Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FSH, 2007. Hapsari, Ari.R. Pintar Mengelola Uang. Jakarta. Erlangga, 2009

Hasan, Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bojongkerta: Ghalia Indonesia, 2002.

Henn, Martha and McCormick,” The Effectiveness of Youth Financial Education:A

Review of the Literature,”( Journal of Financial Counseling and Planning

Volume 20, Issue 1 2009)

http://www.cimbniagasyariah.com/ProdServ/prodserv.asp?id=PRN0000061&b=1 http://id.wikipedia.org/wiki/Deposito

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/D763C30E-9500-44E0-AC60-D2C2073256BE/17645/Daftar_Produk_Perbankan_Syariah.pdf.

Khurniatun, Sri. Cerdas & Cerdik Mengelola Uang. Jakarta.Trans Media, 2009. Kustriyadi, Heru. Perencanaan keuangan keluarga. Jakarta: salemba empat, 2002.


(5)

94

Mandell, Lewis and Klein, Linda Schmid,”The Impact of Financial Literacy Education on Subsequent Financial Behavior,” Journal of Financial Counseling and Planning Volume 20, Issue 1 2009

Margono, Rahmat.“Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan.” Skripsi S1 fakultas Peradilan Agama, Universitas Islam Negeri, 2009

Masassya, Elvyn G. Cara Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi .Jakarta.PT Elex

Media Computindo:2006

Noor, Arifin. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999

Nugraha, Ubaidillah. Wealth Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2008

Rochaety, Eti. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.

Senduk, Safir. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta. PT Elex Media Komputindo,

2009.

Setiadi, Nugroho. J. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Jakarta:Prenada Media,2003

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3S, 2006.

Soekanto, Soerjono. Kesadaran Hukum & Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV Rajawali, 1982

Soekanto, Sajono. Sosiologi Suatu Pangantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995

Solso, Robert L. dkk, Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga, 2007

Sudarsono Dan Edilius. Kamus Ekonomi Uang & Bank. Jakarta: Rineka Cipta

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian:Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.


(6)

Tanoto, Meiliyanti dan Gunawan,Henny.“Analisis Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Menurut Karakteristik Keluarga di Surabaya,”Skripsi S1 fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Kristen Petra Surabaya, 2004.

Umar, Husein. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia Indonesia,

2003

Wahono, Untung. Ekonomi Keluarga. Jakarta. Pustaka Tarbiatuna, 2004

Widjajanto, Joannes.”Membangun Kesejahteraan, tujuan perencanaan keuangan” artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari

http://joanneswidjajanto.blogspot.com/2009/01/tujuan-perencanaan-keuangan.html.

Yonson,” Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya:Seri Penelitian Keuangan Keluarga,”manajemen & kewirausahaan universitas Kristen Petra Surabaya, 2004

Tim Indonesia School of Life (ISOL) “Tips dari Praktisi Perencana Keuangan”

Artikel diakses pada 26 Oktober 2004 dari http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2004/1126/eur1.html