Pengertian Kewarisan BEBERAPA PENGERTIAN-PENGERTIAN

C. Pengertian Kewarisan

a. Pengertan Kewarisan Menurut Hukum Islam

Menurut kamus bahasa Arab kata waris merupakan bentuk masdar dari kata yang mempunyai arti mewarisi harta bapaknya 42 atau mewarisi harta dari bapaknya. Sedangkan mewarisi menurut istilah, yaitu menurut T.M Hasby Ash- Shiddieqy ialah harta peninggalan orang yang telah meninggal, yang diwarisi oleh para ahli warisnya. 43 Dalam rumusan kompilasi hukum Islam pasal 171 huruf a tentang hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta peninggaln tirkah pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Sedangkan pasal 171 huruf c tentang ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris beragama islam yang tidak terhalang karena hukum menjadi ahli waris. 44 Faraid adalah jamak dari faraidah , yang berlaku satu bagian tertentu, jadi faraid berarti beberapa bagian tertentu 42 Ahmad Warson Al-Munawir. Kamus Arab Indonesia Al-Munawir Yogyakarta : 1984, h. 1655 43 Tm Hasby Ash-Shiddiqey. Fiqih Al-Mawaris Semarang : PT. Rizki putra,2001, Cet .ketiga, h. 17 44 Direktorat Pembinaan Peradilan Agama. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Jakarta : Diektorat Pembinaan peradilan agama, 2002, h. 81 Didalam faraid dibahas hal-hal yang berkenaan dengan warisan harta peninggalan, ahli waris, ketentuan bagian ahli waris dan pelaksanaan pembagiannya. 45 Didalam Al-Qur’an Allah berfirman, dalam surat An-Nisa ayat 7 : + ,- . - 01 23 4 5 6 7 4 + ,- . 89 01 23 4 :; 44= ?7 A 7B C4 E: Artinya : Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan An-Nissa 4 : 7 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Faraid adalah ketentuan- ketentuan bagian ahli waris yang diatur secara rinci di dalam Al-Qur’an. 46 Sementara H.Abdullah Siddik Menjelaskan bahwa Ilmu Faraid adalah suatu Ilmu pembagian pusaka seseorang yang meninggal dunia dengan kata lain Ilmu Faraid merupakan suatu Ilmu yang menerangkan ketentuan-ketentuan pusaka yang menjadi ahli waris. 47 45 M.Ali Hasan, Hukum Dalam Islam, Jakarta, PT.Bulan Bintang, 1996, Cet. Keenam,, h. 10 46 Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995, Cet. Kedua,, h. 1 47 Abdullah Siddik. Hukum Waris Islam dan Perkembangannya di seluruh Dunia Islam Jakarta : PT. Intermassa, 1990,Cet Pertama, h. 42

b. Pengertian Kewarisan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Burgelijk Wetboek Pengertian kewarisan menurut hukum perdata barat Burgelijk Wetboek seperti yang dikemukakan oleh Apitlo. “Hukum waris adalah kumpulan peraturan yang mengatur hukum mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang yaitu mengenai pemindahan kekayaan yang ditinggalkan oleh orang meninggal dunia dan akibat dari pemindahan ini, bagi orang-orang yang memperolehnya baik dalam hubungan antara mereka dengan pihak ketiga”. 48 Soediman Kartohadiprojo berpendapat bahwa : “Hukum kewarisan barat adalah bagian kesemuanya kaedah hukum yang mengatur nasib kekayaan seseorang setelah meninggal dunia dan menentukan siapa yang mendapat warisan” 49 Dari pengertian diatas dapatlah diartikan bahwa pengertian kewarisan mempunyai arti yang cukup luas meliputi unsur-unsur : 1. Adanya orang yang meninggal dunia yaitu orang yang meninggalkan harta warisan. 2. Adanya orang yang masih hidup yaitu orang yang menurut Undang-Undang atau statement untuk berhak mendapatkan warisan dari orang yang meninggal dunia. 3. Adanya benda yang ditinggalkan oleh pewaris yang pada saat dia meninggal dunia yang disebut harta warisan atau warisan. 50 48 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda. Terjemahan Jakarta, Intermassa, 1990 , Cet. Pertama, h. 1 49 Soediman Kartohadiprojo. Pengantar Tata Hukum di Indonesia Jakarta : PT. Pembangunan, 1967, Cet. Kelima, h. 16

BAB III KONSEP KEWARISAN ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM