Bagian-bagian waris menurut Hukum Islam

Bagian-bagian yang dimaksud di sini, adalah yang akan ditetapkan menjadi hak para ahli waris. Ahli waris adalah seorang atau beberapa orang yang berhak mendapat bagian dari harta peninggalan. 81 Sedangkan Menurut KHI : Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama islam dan tidak terhalang hukum untuk menjadi ahli waris pasal 171 huruf c KHI. Sedangkan penegrtian ahliw aris menurut Idris Ramulyo; sekumpulan orang atau seseorang atau individu atau kerabat-kerabat yang ada hubungan keluarga si meninggal dunia dan berhak mewarisi atau menerima harta peninggalan yang ditinggal mati oleh seeorang pewaris 82

1. Bagian-bagian waris menurut Hukum Islam

Dalam hukum waris Islam ahli waris yang dinyatakan mendapat harta warisan dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu: 1. Ahli Waris Dzawil Furudh Ahli waris dzawil furudh adalah ahliw aris yang selalu mendapatkan bagian tertentu tidak berubah seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. 83 Ahli waris dzawil furudh adalah sebagai berikut: a. Suami b. Bapak 81 Eman Suparman. Hukum Waris Indonesia Dalam Persfektif Islam, Adat dan BW, Bandung :PT. Refika Aditama, 2007, Cet. Kedua, h. 17 82 Idris Ramulyo. Perbandingan pelaksanaan Hukum Kewarisan menurut Hukum Perdata Jakarta: Sinar grafika, 1994, Cet. Kedua, h. 103 83 Usman dan Somawinata, Fiqh Mawaris, h. 66 c. Kakek dan seterusnya ke atas d. Saudara laki-laki seibu e. Isteri f. Anak perempuan g. Anak perempuan dari anak laki-laki h. Ibu i. Nenek dari garis ayah j. Nenek dari garis ibu k. Saudara perempuan sekandung l. Saudara perempuan sebapak m. Saudara seayah dan sseibu Adapun macam-macam ketentuan al-furudh al-muqadarah yang diatur dalam al-Qur’an itu ada enam, yaitu: a. Setengah separuh 12=al-nisf b. Sepertiga 13=al-sulus c. Seperempat 14=al-rubu d. Seperenam 16=al-sudus e. Seperdelapan 18=al-sumum f. Dua pertiga 23=al-sulusan Ketentuan tersebut pada dasarnya wajib dilaksanakan kecuali apabila dalam kasus-kasus tertentu tidak bisa dilaksanakan, misalnya terjadi kekurangan harta al- ‘aul atau kelebihan harta al-radd. 84 1 Ahi waris ‘Asabah Yang dimaksud dengan ‘Asabah ialah mereka yang mendapatkan sisa sesudah ‘ashabul furudh mengambil bagian-bagian yang ditentukan bagi mereka. 85 Dengan kata lain. ‘Asabah juga berarti mereka yang ebrhak atas semua peninggalan bila tidak di dapatkan seorangpun diantara ‘Ashabul furudh. 86 Adapun macam-macam ahli waris ‘Asabah ada tiga macam yaitu: A. ‘Asabah bi Nafsih, yaitu ahli waris yang karenadirinya sendiri berhak menerima bagian ‘Asabah sisa ahli waris ini semuanya ada 13 orang. Yaitu: a Anak laki-laki b Cucu laki-laki garis laki-laki c Bapak d Kakek garis bapak e Saudara laki-laki sekandung f Saudara laki-laki seayah g Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung h Anak laki-laki saudara laki-laki seayah 84 Ahmad Rofiq, Hukum waris, h. 65 - 66 85 Mudzakir As, Fikih Sunnah terjemah. Bandung : Al-Ma’arif Jilid 14 , Cet. Kedua, h. 159 86 Ibid i Paman sekandung j Paman seayah k Anak laki-laki paman sekandung l Anak laki-laki paman seayah m Mu’tiq dan mu’tiqah laki-laki atau perempuan yang memerdekakan hamba sahaya B ‘Asabah bi Al-Ghair, yaitu ahli waris yang menerima bagian sisa karena bersama- sama dengan ahli waris lain yang telah menerima bagian sisa. Apabila ahli waris penerima tidak ada, maka ia tetap menerima bagian tertentu tidak menerima bagian ‘Asabah mereka adalah: a. Anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki b. Cucu perempuan garis laki-laki, bersama dengan cucu laki-laki garis laki-laki c. Saudara perempuan sekandung bersama dengan saudara laki-laki sekandung d. Saudara perempuan seayah bersama dengan saudara laki-laki seayah. 87 C ‘Asabah Ma’al-Ghair, yaitu saudara perempuan kandung atau sebapak yang menjadi ashabah karena di dampingi oleh keturunan perempuan. ‘Asabah ma’al-Ghair itu adalah: a Saudara perempuan kandung yang didampingi oleh anak perempuan atau oleh cucu perempuan saja atau mereka bersama-sama dan seterusnya ke bawah. 87 Ahmad Rofiq. Hukum Islam di Indonesia , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet keempat, h. 73-74 b Saudara perempuan sebapak yang didampingi oleh anak mereka saja atau mereka bersama-sama dan seterusnya ke bawah. 88 2 Ahli waris Dzawil Arham Yakni mencakup seluruh keluarga yang mempunyai hubungan kerabat dengan orang yang meninggal. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai kekerabatan dengan si pewaris, selain kedua puluh lima yang telah disebutkan di atas termasuk dzawil arham. 89 Orang-orang yang termasuk kelompok dzawil arham tersebut antara lain, adalah: a. Cucu perempuan pancar perempuan dan seterusnya ke bawah. b. Cucu laki-laki pancar perempuan dan seterusnya ke bawah c. Anak perempuan saudara laki-laki sekandung dan seterusnya ke bawah. d. Anak perempuan saudara laki-laki sebapak dan seterusnya. e. Anak laki-laki saudara perempuan sekandung dan seterusnya ke bawah f. Anak perempuan saudara sebapak dan seterusnya ke bawah. g. Anak laki-laki saudara perempuan sebapak dan seterusnya ke bawah h. Kakek dari ihak ibu dan seterusnya ke bawah 88 Sayuti Thalib. Hukum kewarisan Islam di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika, 1995, Cet kelima, h. 114-115 89 Usman dan Somawinata. Fiqih Maswaris Hukum Kewarisan Islam Jakarta: Gaya Media Pratama 1997, Cet. Pertama, h. 21 i. Dan lain sebagainya. 90 Diantara para ahli waris yang ditentukan sebagainya di dalam Al-Qur’an hanya ahli waris dzul faraidh sehingga bagian mereka selamanya tetap tertentu dan tidak berubah-ubah, berbeda dengan para ahli waris lain yang bukan dzul faraidh, yaitu asabah dan dzul arham, bagian mereka merupakan sisa setelah di keluarkan hak para ahli waris dzu faraidh. Adapun bagian tetap dan dalil-dalil para ahli waris dzul faraidh tersebut adalah 91 : 1 Ahli waris yang mendapat seperdua a. Anak perempuan tunggal Annisa ayat 11 b. Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki c. Saudara perempuan - Saudara perempuan tunggal yang sekandung - Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan yang sekandung tidak ada an-nisa ayat 175 d. Suami, suami mendapatkan seperdua, apabila istrinya tidak mempunyai anak atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki an-nisa ayat 12 2 Ahli waris yang mendapatkan seperempat 90 Ibid., h. 79-80 91 M. Ali Hasan,. Hukum warisan dalam Islam, Jakarta, PT. Bulan Bintang , Cet. Kelima, 1981, h. 17-26 a. Suami, suami mendapatkan seperempat apabila istrinya ada mempunyai anak, atau cucu anak laki-laki an-nisa ayat12 b. Istri seorang atau lebih, mereka mendapatkan seperempat, apa bila suaminya tidak ada mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki an-nisa ayat:12 3 Ahli waris yang mendapatkan seperdelapan Istri seorang atau lebih mereka mendapat seperdelapan apabila suaminya ada mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki an-nisa ayat 12 4 Ahli waris yang mendapat dua pertiga c. Dua orang anak perempuan atau lebih mereka mendapat dua pertiga apabila tidak ada anak laki-laki annisa ayat1. d. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak lak-laki mereka mendapat dua pertiga apabila anak perempuan tidak ada. e. Dua orang saudara perempuan atau lebih yang seibu sebapak sekandung an- nisa ayat 177. f. Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak annisa ayat 177 5 Ahli waris yang mendapat sepertiga g. Ibu, ibu mendapat sepertiga, apabila anaknya yang meninggal apaabila anaknya meninggal itu tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki atau dia tidak mempunyai saudara-saudara laki-laki atau perempuan yang sekandung, yang sebapak atau seibu an nisa ayat 11 h. Dua orang saudara atau lebih laki-laki atau perempuan yang seibu an nisa ayat 12 6 Ahli waris yang mendapat seperenam i. Ibu, mendapat seperenam, apabila anaknya yang meninggal itu ada mempunyai anak, atau cucu dari anak laki-laki atau saudara-saudara laki- laki atau perempuan yang sekandung yang sebapak atau yang seibu, an nisa ayat 11 j. Bapak, mendapat seperenam, apabila anaknya yang meninggal itu ada mempunyai anak atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki an nisa ayat 11 k. Nenek, ibu dari ibu atau ibu dari bapak nenek mendapat seperenam apabila ibu tidak ada. l. Cucu Perempuan seorang atau lebih dari anak laki-laki cucu perempuan mendapat seperenam bagian, apabila orang yang meninggal mempunyai anak tunggal akan tetapi apabila anak perempuannya lebih dari seorang maka cucu perempuan tidak mendapatkan apa-apa. m. Kakek, mendapat seperenam apabila orang yang meninggal mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki sedang bapaknya tidak ada. n. Seorang saudara laki-laki atau perempuan yang seibu an nisa ayat 12. o. Saudara perempuan yang sebapak seorang atau lebih saudara perempuan yang sebapak mendapat seperenam apabila saudaranya yang meninggal mempunyai seorang saudara perempuan sekandung.

2. Bagian-bagian waris Menurut Hukum Perdata