1. Apakah sebab-sebab seseorang menolak menjadi ahli waris menurut hukum Islam ?
2. Bagaimana status seseorang ahli waris yang menolak menjadi ahli waris,
apa saja sebab penolakan menjadi ahli waris menurut hukum kitab undang-undang hukum perdata?
3. Apa persamaan dan perbedaan tentang penolakan menjadi ahli waris
menurut kedua hukum tersebut ?
C. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah asas pendekatan deskripsi, yuridis dan komparatif dengan metode kepustakaan library
research. Metode deskripsi, yaitu pertama penulis menggali bahan-bahan dari buku-
buku, naskah dan data-data yang berkaitan dengan pembahasan. Metode yuridis setelah bahan tersebut terkumpul dan di analisis dan di
kaji perspektif hukumnya menurut hukum perdata barat. Baru kemudian dilakukan pendekatan komparatif perbandingan hukum
mungkin di terapkan dengan memakai unsur-unsur system hukum sebagai titik tolak pembanding :
a. Struktur hukum, yaitu lembaga hukum
b. Subtansi, yaitu perangkat kaidah-kaidah hukum dan
c. Budaya hukum perangkat nilai yang dianut
17
Namun disini penulis hanya membandingkannya dari subtansi hukumnya saja, karena fungsi perbandingan pada hakekatnya menjelaskan persamaan-persamaan
terhadap objek diselidiki yang kesemuanya dijelaskan dalam perbandingan sebagai suatu metode baik deskripsi, analisis maupun secara teori yang kemudian dievaluir.
18
Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman skripsi, tesis dan disertai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Sistematika Penyusunan
Supaya lebih sistematis, skripsi ini disusun dalam lima bab pokok pembahasan dengan perincian sebagai berikut :
1. Bab I adalah pendahuluan,berisi latar belakang pemikiran dari judul skripsi, Pembatasan masalah dan perumusan masalah, metode penyusunan skripsi.
2. Bab II berisi penjelasan secara umum pengertian tentang kewarisan, meliputi pengertian hukum islam, pengertian hukum perdata, pengertian kewarisan.
3. Bab III memberikan penjelasan dasar hukum kewarisan, sebab-sebab mewaris dan bagian-bagian ahli waris menurut hukum islam dan kitab undang-undang hukum
perdata barat Burgelijk Wetboek.
17
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normative. Jakarta : Rajawali, 1980 Cet. Kedua, h101
18
Syachran Basah. Hukum Tata Negara Perbandingan. Bandung :Alumni, 1976,h.13.
4. Bab IV memberikan penjelasan tentang penolakan menjadi ahli waris, di dalamnya menjelaskan penolakan menjadi ahli waris menurut hukum islam,
penolakan ahli waris menurut kitab undang-undang hukum perdata, serta persamaan dan perbedaan penolakan.
5. Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan semua pembahasan skripsi dan saran-saran.
BAB II BEBERAPA PENGERTIAN-PENGERTIAN
A. Pengertian Hukum Islam
Untuk dapat memahami pengertian hukum Islam maka terlebih dahulu kita pahami pengertian tentang kata hukum, jika berbicara tentang hukum. Secara
sederhana terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat baik
peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan
ditegakkan oleh penguasa.
19
Dalam konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah swt. Tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lain
hablum minannas dan benda dalam masyarakat. Akan tetapi hubungan dengan yang lainnya, yaitu hubungan antara manusia dengan tuhan hablum minallah.
20
19
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu dan Tata Hukum Islam diIndonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Kedelapan, h. 38
20
Ibid