BAB II BEBERAPA PENGERTIAN-PENGERTIAN
A. Pengertian Hukum Islam
Untuk dapat memahami pengertian hukum Islam maka terlebih dahulu kita pahami pengertian tentang kata hukum, jika berbicara tentang hukum. Secara
sederhana terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat baik
peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan
ditegakkan oleh penguasa.
19
Dalam konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah swt. Tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lain
hablum minannas dan benda dalam masyarakat. Akan tetapi hubungan dengan yang lainnya, yaitu hubungan antara manusia dengan tuhan hablum minallah.
20
19
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu dan Tata Hukum Islam diIndonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Kedelapan, h. 38
20
Ibid
Hukum menurut Ahmad Rofiq ialah seperangkat peraturan tentang tindak tanduk atau tingkah laku yang diakui oleh suatu Negara atau masyarakat yang berlaku
dan untuk seluruh anggotanya.
21
Sedangkan menurut L.J Van Apeldoorn dalam bukunya pengantar Ilmu Hukum, bahwa adalah seluruh peraturan tingkah laku yang ditetapkan oleh
pemerintah.
22
Kata hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Hukum tanpa U antara huruf K dan M. Dalam bahasa Arab artinya norma atau
kaidah yakni ukuran. Tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia atau benda.
Dari beberapa pengertian dan penjelasan tentang hukum diatas, maka dapat dsimpulkan bahwa hukum adalah norma atau seperangkat peraturan yang mengatur
tungkah laku hubungan manusia dalam masyarakat yang bersifat mengikat dan berlaku bagi masyarakat pada umumnya.
Setelah kita pahami setelah kita pahami arti dari kata hukum, berikutnya kata hukum tersebut di sandarkan kepada kata Islam jika kita telusuri Al-Qur’an dan
literature hukum dalam Islam, kata hukum Islam tidak di temukan didalamnya, Islam hanya mengenal kata Syari’ah, Fiqih dan kompilasi hukum Islam.
23
21
Ahmad Rafiq. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. keempat, h. 7
22
L.j. Van Apeldorn. Pengantar Ilmu Hukum Jakarta : PT. Pradnya Paramit, 1996, Cet. Ke- 26, h. 3
23
Faturrahman Djamil. Filsafah Hukum Islam. Jakarta : Logos, publishing house, 1996,Cet. Pertama,, h. 12
Namun ketiga kata tersebut yaitu syari’ah, fiqih, dan kompilasi hukum Islam seringkali di gunakan untuk menunjukan satu arti yaitu hukum Islam, meskipun
antara ketiganya mempunyai perbedaan masing-masing
24
Untuk lebih jelasnya perlu diuraikan kata-kata tersebut satu per satu yaitu : a.
Syari’ah Dilihat dari sudut pandang kebahasaan, kata syari’ah mempunyai arti
jalan tempat keluarnya air minum. Kemudian bangsa arab menggunakan kata ini untuk konotasi jalan lurus. Maka dalam pembahasan mengenai hukum
menjadi bermakna segala sesuatu yang diisyaratkan Allah SWT kepada hamba- hambanya sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan
diakhirat.
25
Ulama lain memberi pengertian, syari’ah ialah hukum-hukum yang bersumber dari Allah SWT untuk hamba-hambanya yang oleh seorang rasul
baik hukum yang berkaitan dengan cara berperilaku yang dihimpun dalam ilmu fiqih maupun yang berkaitan dengan cara mengadakan kepercayaan yang
dihimpun dalam ilmu kalam. Syari’ah juga terkadang disebut dengan pengertian agama.
26
24
Umar Syihab, Hukum Islam dan Transpormasi Pemikiran Semarang : Dina Utama, Semarang, 1996, Cet. Pertama, h. 11
25
Dede Rosyida. Hukum Islam dan pramata Sosial, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Persada, 1993, Cet Pertama, h. 3
26
Ahmad Hanafi, Pengantar dan sejarah Islam, Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1991, Cet. Keenam, h. 9
Syari’at memuat ketetapan-ketetapan Allah SWT dan ketentuan rasulnya baik berupa larangan maupun perintah meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
27
b. Fiqih
Secara bahasa kata fiqih bermakna sesuatu dan memahaminya dengan baik. Sedangkan menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara yang
bersifat amaliah yang dikaji dari dalil-dalil secara spesifik.
28
. secara garis besar isi kitab fiqih meliputi empat bidang, yaitu ibadah, munakahat, muamalah dan
jinayah.
29
Fiqih di ibaratkan dengan ilmu, karena fiqih itu semacam ilmu pengetahuan, memang fiqih itu tidak sama dengan ilmu secara fiqih itu bersifat
zany, karena ia adalah hasil apa yang dapat dicapai melalui ijtihadnya para mujtahid sedangkan ilmu itu mengandung arti suatu yang pasti qath’iy.
30
Pada pokoknya perbedaan antara syari’at dan fiqih adalah sebagai berikut :
1. Syari’at adalah wahyu dari Allah SWT, sedangkan fiqih adalah pemahaman
manusia yang memenuhi syarat tentang syari’at dan hasil dari pemahaman tersebut.
27
Ali, Hukum Islam, h. 41
28
Djamil, Filsafat Hukum Islam.
29
Cik Hasan Bisri. Peradilan Agama di Indonesia Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ketiga, h. 67
30
Dr. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, kencana, 2003, Cet. Pertama, hal. 5
2. Syari’at bersifat fundamental dan mempunyai ruang lingkup yang luas. Fiqih
bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia yang biasanya di sebut sebagai perbuatan hukum.
3. Syari’at adalah ketetapan Allah dan ketentuan rasulnya karena berlaku abadi.
Sedangkan fiqih adalah karya manusia yang tidak berlaku abadi dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
4. Syari’at hanya satu pemahaman, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu
pemahaman seperti terlihat pada aliran-aliran hukum yang disebut dengan istilah mazhab atau mazahib.
5. Syari’at menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedangkan fiqih menunjukkan
keragamannya.
31
c. Nash
“Dan lapangan ijtihad terhadap Nash itu ada yang qath’y ada yang Dzanni, dari segi wurud Qur’an itu Qath’y. sedangkan hadits itu dzanni.
Sekalipun Qur’an itu qath’y namun dilalahnya belum tentu qath’y yakin ada yang qath’y dan ada yang dzami. Dalam hal yang qath’y dilalah ada yang masuk
kategori ta’abudi yakni yang tidak boleh ditanya tentang apa sebab demikian dank arena apa demikian. Ta’abudi disebut juga dengan istilah ghairu Al-
Ma’qul.
Sedangkan yang ta’aquli, yakni yang boleh ditanya apa sebab dank arena apa, istilah ta’aquli ini juga disebut dengan ma’qul yakni yang dapat
dirasioalkan. Sekalipun ta’abudi disebut ghairu ma’qul atau tidak bias dimasuki ijtihad,
kalau dilihat dari perjalanan sejarah islam, hal ini banyak sekali dilakukan syaidina umar yang tampaknya semuanya yang bersifat tatbiki, penerapan atau
aplikasinya.
31
Ali.Hukum Islam, h. 45
Dari yang tersebut diatas berarti yang tidak bias dimasuku ijtihad hanyalah yang qath’y dilalah yang bersifat ta’abudi. Namun ada juga pendapat
yang tidak begitu popular yakni pendapat Al-Naim dimana dengan teori nasikh masuknya yang terbalik, yang ta’abudi inipun masih bias dimasuki ijtihad.
32
d. Kompilasi Hukum Islam
Beberapa pengertian tentang kompilasi hukum islam adalah sebagai berikut : a.
Adalah himpunan bahan-bahan hukum dalam islam suatu buku, atau lebih tepat yaitu himpunan kaidah-kaidah hukum islam yang disusun secara
sistematik selengkapnya mungkin dengan berpedoman pada rumusan kalimat atau pasal yang lazim digunakan dalam peraturan perundang-undangan.
33
b. Adalah rangkaian dari berbagai pendapat hukum yang dimbil dari berbagai
kitab, yang ditulis oleh para ulama fiqih yang bias digunakan untuk referensi pada pengedilan agama untuk dan dikembangkan serta dihimpun kedalam satu
himpunan.
34
Berdasarkan uraian dan penjelasan tentang pengertian diatas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan kompilasi Hukum Islam adalah sekumpulan materi
hukum islam yang ditulis pasal demi pasal yang berjumlah 229 pasal dari 3 kelompok materi hukum, yaitu Hukum Perkawinan 170 pasal, Hukum Kewarisan termasuk
wasiat dan hibah 44 Pasal, dan hukum perwakafan 14 pasal, ditambah satu pasal
32
H.A.Basiq Djalil. Pernikahan Lintas Agama dalam persfektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam
, Jakarta, penerbit Qulbun Salim, thn 2005 Cet Pertama. h.180-181
33
Tahir Azhari. Kompilasi Hukum Islam sebagai Alternatif :suatu Analisa Sumber-sumber hukum islam, dalam Mimbar Hukum
Jakarta : Al-Hikmah dan DITBINBAPERA, 1991, h.15
34
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Jakarta Akademika Pressindo, 1995, Cet Kedua, h.10
ketentuan penutup yang berlaku untuk ketiga kelompok hukum tersebut.
35
Ketiga materi hukum tersebut diperlakukan sebagai bahan rujukan dan pedoman bagi para
hukum di lingkungan peradilan Agama di Indonesia dalam memutuskan perkara- perkara yang dihadapinya.
Setelah melihat beberapa pembahasan diatas tentang Syari’ah,Fiqih,KHI dan Nash, maka dapat dibedakan pengertian antara,Ssyari’ah,Fiqih, KHI dan Nash
sebagai berikut : 1.
Pengertian syariah adalah hukum yang bersumber dari Allah SWT berupa ketetapan Allah dan ketetapan rasul, baik berupa larangan maupun perintah
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia 2.
Pengertian Fiqih adalah pemahaman manusia yang merupakan beragam aliran- aliran hukum yang memenuhi syarat tentang syariat yang ruang lingkupnya
terbatas dan dapat berubah dari waktu-kewaktu. 3.
Kompilasi hukum islam adalah himpunan bahan-bahan hukum islam yang dirangkai dari berbagai pendapat hukum yang diambil dari beberapa kitab yang
ditulis oleh ulama fiqih yang digunakan untuk referensi pengadilan kitab yang dikembangkan serta dihimpun kedalam suatu humpunan berupa pasal-pasal
yang digunakan dalam perundang-undangan. 4.
Nash dari segi wurud Qur’an itu qath’y sedangkan hadits itu dzani qath’y itu dilalahnya ada yang qath’y dan ada yang dzanni dan dzanni itu dilalahnya juga
35
Wahyu Widiana, Aktualitas Kompilasi Hukum Islam di Peradilan Agama Paper. Disamping dalam seminar sehari dengan tema “Refleksi Sebelas Tahun”, Kompilasi Hukum Islam : “Ekstensi KHI
dulu, dan yang akan datang”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 7 Mei 2002 M1423 H
ada yang qath’y dan dzanni dan nash yang qath’y dilalahnya itu ada yang bersifat ta’abudi dan ada yang bersifat ta’aquli.
B. Pengertian Hukum Perdata