Sumber Data Alat Pengumpulan Data Analisis Data

7

3. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari penelitian lapangan, yang diperoleh melalui obserpasi, hasil jawaban kuesioner dan wawancara di 6 enam kecamatan di Pemerintah Kota Medan, ke enam kecamatan tersebut: Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Amplas. Di mana masyarakat kecamatan tersebut sebagai responden berjumlah 10 orang setiap kecamatan dari ke enam kecamatan tersebut. Dengan purposif sampling, yaitu dipilih masyarakat kecamatan yang bersedia dijadikan responden di dalam penelitian ini, sehingga jumlah responden keseluruhan dalam penelitian ini 60 orang 60 n. Di samping itu juga diambil sebagai narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah: Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, Kabag. Tata Bangunan Kota Medan, Camat dari ke enam 6 kecamatan tersebut di atas dan Tokoh masyarakat. Data sekunder meliputi bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Di samping itu data sekunder berupa buku-buku refrensi, hasil-hasil penelitian, majalah, artikel, jurnal dan lain-lain.

4. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner dan wawancara. Penggunaan teknik kuesioner untuk memperoleh data dari responden. Kegiatan wawancara dilakukan HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 8 terhadap narasumber atau informan untuk mengetahui lebih mendalam dan rinci tentang hal-hal yang tidak mungkin dapat dijelaskan responden dalam kuesioner, sehingga dengan adanya wawancara diharapkan dapat diperoleh data yang lebih luas dan akurat tentang masalah yang diteliti.

5. Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Untuk data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, maka akan dikelompokkan atau diklasifikasikan sesuai dengan kelompok atau unit analisis yang telah ditentukan. b. Untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan penyederhanaan, yaitu dengan cara mengklasifikasikan hasil wawancara ke dalam kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan unit analisis variabel penelitian yang telah ditetapkan, cross chek kebenaran data yang diperoleh dari responden. c. Dalam melakukan penafsiran data dilakukan penyilangan-penyilangan antara unit analisis yang satu dengan unit analisis yang lain, apakah data tersebut saling mendukung atau saling bertentangan dan ditarik kesimpulan. Kemudian keseluruhan data, baik data primer maupun sekunder dianalisis dengan mempergunakan metode induktif dan deduktif melalui pendekatan kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban yang ada dalam penelitian ini. HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 9

BAB II PENGATURAN PELAYANAN PUBLIK,

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN IMB DAN GOOD GOVERNANCE

A. Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada satu produk secara fisik.

2. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Pengelompokan jenis pelayanan umum pada dasarnya dilakukan dengan melihat jenis jasa yang dihasilkan oleh suatu institusi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06 1995 tentang Pedoman Penganugerahan Piala Abdisatyabhakti Bagi Unit KerjaKantor Pelayanan Percontohan, diatur mengenai kriteria pelayanan masyarakat yang baik yaitu: Kesederhanaan, Kejelasan dan kepastian, Keamanan, Keterbukaan, Efisien, Ekonomis, Keadilan yang merata, Ketepatan waktu.

3. Pelayanan Publik Di Era Reformasi

Kondisi pelayanan publik di Indonesia masih diwarnai oleh prosedur yang berbelit-belit, akses yang sulit, biaya yang tidak transparan, waktu penyelesaian tidak 9 HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008