Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Peningkatan Pelayanan

24 mengenai IMB bagi masyarakat yang membutuhkan. Dengan kata lain masyarakat belum dapat memperoleh informasi IMB dengan mudah, cepat dan akurat. Indikator Kompetensi petugas pemberi pelayanan, dalam hal ini harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan. Jadi para pegawai di lingkungan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan harus menempatkan setiap pegawai sesuai dengan pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki serta prilaku. Untuk indikator ini Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan telah berupaya maksimal dan menerapkan penempatan pegawai pada bidangnya sesuai dengan keahlian, pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki oleh pegawai, dengan tujuan agar pelayanan publik lebih baik dan untuk meningkatkan kinerja Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan.

D. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Peningkatan Pelayanan

Publik Pengurusan IMB Di Kota Medan Prinsip Partisipasi, pencapaian good governance tidak bisa terwujud tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat dan dunia usaha. Dengan diikut sertakannya partisipasi aktif masyarakat dalam mengambil suatu kebijakan, diharapkan kebijakan tersebut dalam penyelenggaraannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan. Suatu kebijakan pemerintah akan sulit diterapkan secara optimal dalam penyelenggaraannya bila tanpa partisipasi masyarakat. Demikian juga halnya dalam peningkatan kualitas pelayanan publik pengurusan IMB di Kota Medan. Agar ketentuan Perda Kota Medan No. 9 Tahun HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 25 2002 dapat terlaksana, harus ada partisipasi masyarakat, minimal masyarakat Kota Medan mengetahui apa yang dimaksud dengan IMB, sebelum mereka mengajukan permohonan IMB, tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak mau tahu akan ketentuan Perda No. 9 Tahun 2002 tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6: Tanggapan Responden Tentang IMB n=60 No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Mengetahui IMB 54 90 2. Tidak Mengetahui IMB 6 10 Jumlah 60 100 Sumber: Data Primer 2007 Jika dalam penetapan besarnya tarif dasar IMB mengikut sertakan partisipasi masyarakat, maka tarif dasar IMB yang sekarang sebesar Rp. 425.00,- Empat Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah, tidak akan dianggap mahal oleh masyarakat, tetapi karena penetapan tarif dasar IMB dalam Perda ini ketika itu belum mengikut sertakan partisipasi dari masyarakat, maka masyarakat merasa tarif relatif mahal. Prinsip Transparansi,.Penerapan prinsip transparansi dalam pengurusan IMB di Kota Medan sebenarnya dapat dikatakan cukup baik. Informasi mengenai IMB secara transparansi dapat dilihat dalam situs Pemerintah Kota Medan, hanya saja banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses situs Pemerintah Kota Medan tersebut. Masyarakat juga dapat memperoleh informasi IMB di Kantor Dinas Tata Kota dan HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 26 Tata Bangunan Kota Medan tetapi kurang memadai. Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan dalam penerapan prinsip transparansi masih jauh dari yang diharapkan. Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan seharusnya mampu memberikan informasi yang lebih transparan kepada masyarakat tentang, mengapa suatu pembangunan gedung harus memiliki IMB, apa tujuan yang hendak dicapai oleh pmerintah dalam menerapkan atau mewajibkan orang pribadi atau badan dalam menyelenggarakan pekerjaan pembangunan gedung harus memiliki IMB. Prinsip Akuntabilitas, Prinsip akuntabilitas dalam pengurusan IMB di Kota Medan telah sesuai dengan harapan, meskipun ada masyarakat yang mengeluh karena adanya kutipan diluar kutipan resmi, dikarenakan kemauan masyarakat itu sendiri dan aparat yang nakal, namun sifatnya sangat kecil. Apalagi saat ini setelah Komisi Pemberantas Korupsi KPK yang aktif melakukan pengawasan dan pemeriksaan ke seluruh instansi-instansi pemerintah yang ada di Indonesia. Penerapan prinsip akuntabilitas benar-benar dilaksanakan. Prinsip Efektif dan Efisien, prinsip ini dalam pengurusan IMB di Kota Medan telah dilaksanakan, yaitu dengan memperkecil birokrasi dalam pengurusan IMB, ketepatan waktu memproses permohonan dan peningkatan SDM khususnya para pengawai Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Prinsip Kesetaraan atau Keadilan, merujuk kepada pemberlakuan pelayanan yang sama bagi setiap pemohon IMB, baik orang pribadi maupun badan tanpa melihat status sosial, agama, suku, ras dan golongan pemohon. Penerapan prinsip ini dalam pengurusan IMB sudah terlaksana dengan baik. Setiap permohonan IMB bila HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 27 telah memenuhi kelengkapan persyaratan IMB langsung diproses tanpa ada diskriminasi. Prinsip Kepastian Hukum, Prinsip kepastian hukum dalam pengurusan IMB di Kota Medan telah tercermin dalam Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 24 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan PenertibanPembongkaran Bangunan Yang Tidak Memiliki Surat Izin Mendirikan Bangunan SIMB, Bertentangan, Menyimpang dan atau Tidak Sesuai Penggunaan. Dalam ke dua peraturan tersebut di atas secara rinci diatur sanksi bagi orang pribadi dan badan hukum jika menyalah gunakan SIMB yang telah diperoleh, melakukan pekerjaan pembangunan gedung tanpa SIMB dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan IMB. HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Prosedur atau proses pengurusan IMB di Kota Medan merupakan kewenangan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Jika seluruh kelengkapan persyaratan permohonan sudah terpenuhi maka dalam waktu maksimal 16 hari kerja, pemohon sudah dapat memperoleh SIMB. Kualitas pelayanan publik mengenai pengurusan IMB di Kota Medan sudah mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal SPM, meskipun belum dapat diterapkan secara optimal dikarenakan beberapa faktor, antara lain kualitas SDM, tingkat kepedulian masyarakat, sarana dan prasarana, dan birokrasi pelayanan pengurusan IMB. Penerapan SPM berdasarkan PP No. 65 Tahun 2005 dan Kepmenpan No.63KEPM.PAN72003, untuk pengurusan IMB di Kota Medan untuk saat ini hanya dapat diterapkan ± 65 saja dari pedoman pelayanan publik dan SPM tersebut. 2. Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pengurusan IMB di Kota Medan, belum dapat diterapkan secara keseluruhan dari prinsip good governance yang ada. Misalnya saja prinsip partisipasi belum dapat diterapkan secara maksimal, demikian juga halnya dengan prinsip-prinsip good governance yang lain belum dapat diterapkan secara optimal. 28 HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008