Kualitas Pelayanan Publik Mengenai Pengurusan IMB di Kota Medan

20 Dari ketentuan Pasal 2 ayat 3 dan ayat 5 SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005, berarti bahwa bagunan dengan luas 400m 2 , SIMB ditanda tangani oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, sedangkan bangunan dengan luas 400m 2 ditanda tangani oleh Walikota Medan, yang berkasnya dipersiapkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Setiap pemegangang IMB, pemilik IMB dapat menutup lokasi tempat didirikannya bangunan dengan pagar pengaman sementara yang mengelilingi dengan pintu yang dapat ditutup. Kemudian setiap pemengang IMB wajib memasang papan petunjuk dengan ukuran panjang 80cm, lebar 40cm, warna dasar putih serta bergambar logo Pemerintah Kota Medan yang memuat keterangan tentang: nomor dan tanggal IMB, jenis bangunan,jumlah unit dan lantai bangunan dan lokasi persil.

C. Kualitas Pelayanan Publik Mengenai Pengurusan IMB di Kota Medan

Standar Pelayanan Minimal SPM berdasarkan Kepmenpan No. 63KEPM.PAN72003, ada 6 enam indikator yang harus dipenuhi. Untuk Indikator Prosedur Pelayanan, maka prosedur pelayanan IMB di Kota Medan telah jelas diselenggarakan oleh Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, dapat dilihat pada skema 11 prosedurproses pengurusan IMB di Kota Medan yang diatur dalam Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005. Untuk indikator Waktu Penyelesaian, terlihat jelas bahwa waktu penyelesaian permohonan IMB yang diterima, diperoses dalam waktu maksimal 16 enam belas 11 Lihat halaman 108, dari Tesis ini HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 21 hari kerja setelah diterimanya permohonan. Penetapan waktu penyelesaian pelayanan 16 hari kerja termuat dalam Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005. Namun dalam peraktik penyelenggaraannya jangka waktu proses pengeluaran IMB maksimal 16 hari kerja tidak sepenuhnya dapat diproses sesuai dengan ketentuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penetapan waktu pelayanan pengurusan IMB belum dapat dipenuhi oleh Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, yang berarti juga bahwa SPM untuk waktu penyelesaian pelayanan belum terpenuhi secara optimal. Jika dilihat dari tabel berikut, menunjukkan keinginan masyarakat agar waktu penyelesaian pengurusan IMB lebih awal dari 16 hari kerja. Tabel 4: Tanggapan Responden Tentang Jangka Waktu Pengurusan IMB Diperoleh Jika Seluruh Persyaratan Permohonan IMB Telah Terpenuhi n=60 No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. 1 Mingggu 34 57 2. 2 Minggu 21 35 3. 3 Minggu 2 3 4. Lebih dari 3 Minggu 3 5 Jumlah 60 100 Sumber: Data Primer 2007 HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 22 Di sini terlihat jelas bahwa masyarakat menginginkan agar waktu pengurusan IMB dapat lebih cepat dan efisien. Indikator Biaya Pelayanan, indikator ini telah termuat dalam Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No.3 Tahun 2005, hanya saja besarnya tarif biaya retribusi yang harus dibayar oleh pemohon IMB, dirasakan oleh masyarakat atau responden penelitian kurang sesuai dengan standar pendapatan masyarakat. Biaya atau tarif retribusi menurut responden relatif mahal, karena disesuaikan dengan luas bangunan, tata letak bangunan, jenis bangunan, dan lokasi bangunan yang akan dibangun. Untuk Indikator Produk Pelayanan, menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam pengurusan IMB belum secara rinci dimuat atau diatur dalam ketentuan Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005. Berikut tanggapan responden tentang kualitas pelayanan publik mengenai pengurusan IMB di Kota Medan. Tabel 5: Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Mengenai Pengurusan IMB Di Kota Medan Apakah Telah Sesuai Dengan Standar Pelayanan Minimal SPM n=60 No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Telah Sesuai 3 5 2. Sesuai 24 40 HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 23 3. Kurang Sesuai 25 42 4. Tidak Sesuai 8 13 Jumlah 60 100 Sumber: Data Primer 2007-07 Kualitas pelayanan publik mengenai pengurusan IMB di Kota Medan bisa dikatakan belum sesuai dengan SPM yang mengacu kepada PP No. 65 Tahun 2005 dan Kepmenpan No. 63KEpM.PAN72003. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, terlihat dengan jelas bahwa para pegawai atau staf di sana masih banyak yang tidak mengetahui tentang Kepmenpan No. 63KEPM.PAN72003 dan PP No. 65 Tahun 2005, padahal Pemerintah di dalam PP No. 65 Tahun 2005 telah menetapkan paling lambat SPM diterapkan akhir tahun 2007 disetiap instansi atau unit pelayanan publik Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang ada diseluruh Indonesia. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah kurangnya sosialisasi dan pelatihan serta motivasi yang diberikan kepada staf atau pegawai di lingkungan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, di samping itu juga SDM yang tersedia. Indikator Sarana dan Prasarana, berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, mengenai fasilitas sarana dan prasarana masih kurang memadai. Misalnya: tidak ada rang tunggu dan tempat duduk bagi masyarakat yang akan mengurus IMB, jika terjadi antrian maka masyarakat harus berdiri. Dan masih kurangnya fasilitas informasi HJ. ZURAIDAH : PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENGENAI PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BAGUNAN IMB DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE STUDI DI KOTA MEDAN, 2008 24 mengenai IMB bagi masyarakat yang membutuhkan. Dengan kata lain masyarakat belum dapat memperoleh informasi IMB dengan mudah, cepat dan akurat. Indikator Kompetensi petugas pemberi pelayanan, dalam hal ini harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan. Jadi para pegawai di lingkungan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan harus menempatkan setiap pegawai sesuai dengan pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki serta prilaku. Untuk indikator ini Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan telah berupaya maksimal dan menerapkan penempatan pegawai pada bidangnya sesuai dengan keahlian, pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki oleh pegawai, dengan tujuan agar pelayanan publik lebih baik dan untuk meningkatkan kinerja Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan.

D. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Peningkatan Pelayanan