BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara mempunyai 20 kecamatan, salah satunya Kecamatan Sei Kepayang yang mempunyai luas wilayah 46.400 km², terdiri
dari 17 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 39.225 jiwa 8.221 KK. Tingkat hunian rumah adalah 4.77 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 85 orangkm².
Kecamatan Sei Kepayang memiliki 1 buah Puskesmas Induk yang berlokasi di kota kecamatan dengan 8 Puskesmas Pembantu Pustu. Pustu tersebut adalah :
Pustu Sei Paham, Pustu Sarang Helang, Pustu Sei Sembilang, Pustu Sei Tempurung, Pustu Bangun Baru, Pustu Sei Pasir, Pustu Desa Pertahanan dan Pustu Sei Nangka.
Tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas induk dan puskesmas pembantu tersebut berjumlah 35 orang, 25 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil PNS dan 10
orang Tenaga Kerja Sukarela TKS. Tabel 4.1. menunjukkan distribusi kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas induk dan puskesmas pembantu
Kecamatan Sei Kepayang. Lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Kualifikasi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu Kecamatan Sei Kepayang
No. Kualifikasi Jumlah
Persentase
1. Dokter Umum 2
5,7 2. Akademi Perawat
3 8,6
3. SPK 5
14,3 4. Bidan
21 60,0
5. SMA 3
8,6 Jumlah
35 100,0
Sumber Puskesmas Sei Kepayang 2007
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
4.2. Karakteristik Masyarakat Petani 1. Umur
Dari hasil penelitian menunjukkan sebanyak 53,3 mayoritas responden memiliki usia antara 21 sampai dengan 50 tahun dimana seusia ini masyarakat masih
mampu untuk ikut berpartisipasi seperti menghadiri penyuluhan, survei darah jari serta masih mampu untuk ikut serta bergotong royong membersihkan lingkungan
rumah dan sekitarnya dan serta membasmi sarang nyamuk, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Umur Responden No Kelompok Umur Jumlah Persentase
1. 20 tahun 25 33,3 2. 21 – 50 tahun 40 53,3
3. 51 tahun 10 13,3 Jumlah 75 100,0
1.
Pendapatan
Dari hasil penelitian menunjukkan sebanyak 92,0 penghasilan yang diperoleh responden rata-rata di bawah Upah Minimum Daerah Kabupaten yaitu
Rp 740,000,-. Penghasilan ini hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Di sisi lain penghasilan masyarakat petani tidak mempunyai
penghasilan lain hanya semata-mata terfokus kepada pertanian yang hasilnya enam bulan sekali yang sistem pengairannya mengharapkan turun curah hujan petani
tradisional. Tingginya biaya hidup di Kabupaten Asahan menjadikan masyarakat
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
daerah perdesaan tidak dapat mengalokasikan penghasilan yang diperoleh untuk kesehatan berupa dana pencegahan penyakit menular seperti penyakit filariasis
walaupun program penanggulang filariasis ini ditanggung oleh pemerintah, tetapi masalah kebutuhan masyarakat dalam hal transportasi mengingat mahalnya biaya
untuk menuju lokasi pertemuan jika ada pertemuan-pertemuan seperti penyuluhan, survey darah jari, pengobatan massal yang difokuskan pada balai desa setempat. Di
samping itu juga masyarakat perlu biaya untuk pembelian alat-alat seperti kawat kasa untuk menutup semua ventilasi, dan membeli obat anti nyamuk secara rutin, lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Distribusi Besarnya Penghasilan Responden No Kelompok Penghasilan Jumlah Persentase
1. Rp. 740.000,- 69 92,0 2. Rp. 750.000,- - Rp. 1.000.000,- 4 5,3
3. Rp. 1.000.000,- 2 2,7 Jumlah 75 100,0
2. Tingkat Pendidikan
Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan masih merupakan suatu masalah dimana dari aspek pengukuran yang dilakukan terhadap tingkat pendidikan
responden tersebut sebagian besar atau mayoritas dengan kategori rendah SD yaitu sebanyak 43 orang 57,3 .
Tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit filariasis. Demikian juga hal ini berdampak pada cara
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
masyarakat untuk dapat mengetahui dan memahami pengetahuan tentang penyakit filariasis dengan baik, lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden No Kelompok Pendidikan Jumlah Persentase
1. SD 43 57,3 2. SLTP, SLTA 29 38,7
3. DIII, S1, S2 3 4,0
Jumlah 75 100,0
4. Pengetahuan
Untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan responden tentang penyakit filariasis penyakit kaki gajah, diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk
pilihan berganda. Penilaian jawaban responden atas 10 butir pertanyaan tersebut dikategorikan dengan baik, kurang baik, tidak baik. Secara lebih rinci distribusi
uraian pengetahuan responden terlihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5. Distribusi Uraian Pengetahuan Responden tentang Filariasis
No Pertanyaan Jumlah Persentase
1. Pengetahuan responden tentang pengertian filariasis
a. Pembengkakan pada kaki 31 41,3
b. Penyakit demam tinggi 40 53,3 c. Penyakit rematik 4
5,3
Total 75 100,0
2. Pengetahuan responden tentang pembawa Vektor filariasis.
a. Nyamuk 5
6,7 b. Cacing
65 86,7
c. Lalat 5 6,7
Total 75 100,0
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel. 4.5 Lanjutan
No Pertanyaan Jumlah Persentase
3. Pengetahuan responden tentang penularan filariasis
a. Menular 2
2,7 b. Tidak menular
66 88,0
c. Penyakit keturunan 7
9,3 Total
75 100,0
4. Pengetahuan responden tentang informasi filariasis
a. Petugas Kesehatan 30
40,0 b Kepala desa
42 56,0 c. Tetanggateman
3 4,0
Total 75 100,0
5. Pengetahuan responden tentang cara pengobatan filariasis
a. Medis 62
82,7 b. Dukun
6 8,0
c. Sendiri 7
9,3
Total 75 100,0
6. Pengetahuan responden tentang Survey Darah Jari
a. Malam hari 48
64,0 b. Siang hari
5 6,7
c. Pagi hari 22
29,3 Total
75 100,0 7. Pegetahuan responden tentang
waktu menggunakan anti nyamuk a. Sewaktu mau tidur
30 40,0
b. Sewaktu santai 34
45,3 c. Sewaktu bekerja
11 14,7
Total 75 100,0
8. Pengetahuan responden tentang waktu penggunaan kelambu
a. malam hari 62
84,0 b. Sore hari
8 9,3
c. Siang hari 5
6,7
Total 75 100,0
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel. 4.5 Lanjutan
No Pertanyaan Jumlah Persentase
9. Pengetahuan responden tentang waktu makan obat Diethycarbamazine
dan Albendazole a. Malam hari setelah makan
4 5,3
b. Siang hari setelah makan 11
14,7 c. Pagi hari setelah makan
60 80,0 Total
75 100,0
10. Pengetahuan responden tentang lokasi penyemprotan
a. Rumah dan lingkungannya 7
9,3 b. Tempat sarang nyamuk
62 82,7
c. Rawa – rawa 6
8,0
Total 75 100,0
Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang penyakit filariasis masih merupakan suatu masalah di mana dari aspek pengukuran
yang dilakukan terhadap tingkat pengetahuan responden sebanyak 59 orang 78,7 kategori kurang baik. Hal ini memperlihatkan pengetahuan responden kategori
kurang baik relatif tinggi Pengetahuan yang kurang baik meliputi tentang penyakit filariasis antara lain :
pengetahuan responden tentang pengertian filariasis, pengetahuan ntang pembawa vektor filariasis, pengetahuan tentang penularan penyakit filariasis, pengetahuan
tentang informasi penyakit filariasis, pengetahuan tentang memakan obat pencegahan penyakit filariasis, pengetahuan tentang lokasi penyemprotan.
Uraian pengetahuan selanjutnya dikategorikan atas 3 yaitu : Baik, Kurang baik dan Tidak baik lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden
No Kategori Jumlah Persentase 1. Baik 16 21,3
2. Kurang baik 59 78,7
Jumlah 75 100,0 5. Sikap
Untuk memperoleh gambaran sikap responden tentang penyakit filariasis penyakit kaki gajah, diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk pilihan berganda.
Penilaian jawaban responden atas 10 butir pertanyaan tersebut dikategorikan dengan baik, kurang baik, tidak baik.
Secara lebih rinci uraian distribusi sikap responden dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7. Distribusi Uraian Sikap Responden tentang Filariasis No Pertanyaan
Jumlah Persentase
1. Sikap responden tentang penyuluhan. a. Setuju. 56 74,7
b. Kurang Setuju. 19 25,5
c. Tidak setuju 0 0,0
Total 75 100,0
2 Sikap responden tentang kehadiran. a. Setuju. 1 1,3
b. Kurang Setuju. 73 97,3 c. Tidak setuju 1 1,3
Total 75 100,0
3. Sikap responden tentang survey darah jari.
a. Setuju 1 1,3 b. Kurang setuju. 72 96,0
c. Tidak setuju 2 2,7
Total 75 100,0
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.7 Lanjutan No Pertanyaan
Jumlah Persentase
4. Sikap responden tentang penyemprotan rumah dan lingkungannya.
a. Setuju. 13 17,3 b. Kurang Setuju. 56 74,7
c. Tidak setuju 6 8,0
Total 75 100,0
5. Sikap responden tentang gotong royong
a. Sangat setuju. 19 25,3 b. Kurang setuju. 56 74,7
c. Tidak setuju 0 0,0 Total
75 100,0
6. Sikap responden tentang
tanggung jawab gotong royong a. Setuju. 4 5,3
b. Kurang setuju 66 88,0
c. Tidak setuju 5 6,7 Total
75 100,0
7. Sikap responden tentang penggunaan kelambu.
a. Setuju. 33 44,0 b. Kurang Setuju. 40 53,3
c. Tidak setuju 2 2,7
Total 75 100,0
8. Sikap responden tentang penggunaan anti nyamuk.
a. Setuju. 53 70,7 b. Kurang Setuju. 22 29,3
c. Tidak setuju 0 0,0 Total
75 100,0 9. Sikap responden tentang
pengobatan penyakit filariasis. a. Setuju. 50 66,7
b. Kurang setuju 25 33,3 c. Tidak setuju 0 0,0
Total 75 100,0
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel. 4.7 Lanjutan
No Pertanyaan Jumlah
Persentase
10. Sikap reponden tentang pengobatan massal.
a. Setuju. 25 33,3 b. Kurang setuju. 50 66,7
c. Tidak setuju 0 0,0 Total
75 100,0
Dari hasil penelitian menunjukkan sikap responden tentang penyakit filariasis masih merupakan suatu masalah di mana dari aspek pengukuran yang dilakukan
terhadap sikap responden sebanyak 42 orang 56,0 kurang baik, sedangkan kategori baik sebesar 33 orang 44,0 , hal ini memperlihatkan bahwa sikap
responden dengan kategori kurang baik masih relatif tinggi. Sikap yang kurang baik tersebut meliputi sikap responden tentang waktu
kehadiran penyuluhan penyakit filariasis, tentang Survey darah jari, tentang sikap responden terhadap penyemprotan rumah dan lingkungannya, sikap responden
tentang penggunaan kelambu dan sikap responden tentang pengobatan massal. Uraian sikap selanjutnya dikategorikan atas 3 yaitu : baik, kurang baik dan
tidak baik lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8. Distribusi Kategori Sikap Responden No Kategori Jumlah Persentase
. 1. Baik 33 44,0
2. Kurang baik 42 56,0 Jumlah 75 100,0
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
4.3. Partisipasi Responden dalam Pencegahan Penyakit Filariasis