2.2. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi penyebaran dan keberadaan serta transmisi penularan penyakit filariasis. Lingkungan rawa-rawa, hutan bakau, kolam-
kolam yang ditumbuhi tumbuhan air merupakan daerah endemis filariasis. Lingkungan ini dibedakan atas beberapa jenis yaitu :
1 Lingkungan Fisik. Lingkungan fisik mencakup antara lain keadaan iklim, keadaan gegrafis,
struktur geologi dan sebagainya. Faktor lingkungan fisik erat kaitannya dengan kehidupan nyamuk, keadaan lingkungan yang cocok dan serasi untuk siklus hidup
nyamuk, maka akan sangat potensial untuk terjadinya penyebaran dan penularan penyakit filariasis. Lingkungan fisik diperlukan nyamuk untuk terjadinya penyebaran
dan penularan penyakit filariasis, lingkungan fisik diperlukan nyamuk untuk tempat perindukan dan istirahat. Keadaan suhu dan kelembaban juga dapat mempengaruhi
tempat perindukan nyamuk. Keadaan lingkungan yang banyak ditumbuhi tumbuhan air merupakan tempat perindukan yang biasanya berada di daerah rawa-rawa dan
adanya binatang sebagai hospes reserpoir seperti kera, lutung, sangat mempengaruhi terjadinya penyebaran penyakit filarisis Priyanto, 1998.
2. Lingkungan Biologik. Lingkungan biologik erat kaitannya dengan sistem tranmisi untuk penyebaran
dan penularan penyakit filariasis. Lingkungan biologik yang paling dominan terhadap sistem transmisi adalah lingkungan hayati.
Azhari: Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, 2007. USU e-Repository © 2008
Lingkungan hayati yaitu lingkungan yang terdapat banyak tumbuh-tumbuhan seperti tumbuhan air, daerah perkebunan, daerah yang masih terdapat hutan serta
tanaman-tanaman lainya. Ekosistem lingkungan hayati merupakan salah satu tempat perindukan nyamuk dan juga merupakan lingkungan tempat mayarakat berinteraksi.
Oleh sebab itu dengan adanya kontak antara lingkungan hayati, masyarakat dan nyamuk terjadilah system transmisi penularan penyakit filariasis.
3. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya. Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya adalah lingkungan yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi antara manusia di dalam bermasyarakat. Di dalam lingkungan ini termasuk perilaku, adat istiadat, kebudayaan dan tradisi-tradisi
penduduk. Perilaku masyarakat setempat yang perlu diperhatikan antara lain adalah kebiasaan masyarakat dalam bekerja dalam hal ini bertani atau berkebun, kebiasaan
masyarakat dalam bekerja pada malam hari atau siang hari, kebiasaan keluar rumah pada malam hari sebelum tidur atau siang hari Depkes RI, 2002
2.3. Konsep Perilaku 2.3.1.