Purchasing Power Parity Paritas Daya Beli PPP

16 Tabel 5. Jenjang Pendidikan dan Faktor Konversi untuk Menghitung Rata-Rata Lama Sekolah MYS Jenjang Pendidikan Faktor Konversi 1. Tidak; belum pernah sekolah 2. Belum tamat SD 3 3. Tamat Sd sederajat 6 4. Tamat SLTP 9 5. Tamat SLTA 12 6. Tamat D I 13 7. Tamat D II 14 8. Tamat D IIISarjana MudaAkademi 15 9. Tamat D IVSarjana 16 10. Tamat S2 18 11. Tamat S3 21 Sumber: BPS, BAPPENAS, UNDP, 2001

2.2.3. Purchasing Power Parity Paritas Daya Beli PPP

Untuk mengukur dimensi standar hidup layak daya beli, UNDP mengunakan indikator yang dikenal dengan real per kapita GDP adjusted. Untuk perhitungan IPM sub nasional provinsi atau kabupatenkota tidak memakai PDRB per kapita karena PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan concern IPM. Untuk mengukur daya beli penduduk antar provinsi di Indonesia, BPS menggunakan data rata-rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS yang dianggap paling dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar 17 bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP dengan tahapan sebagai berikut berdasarkan ketentuan UNDP: a. Menghitung rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita per tahun untuk 27 komoditi dari SUSENAS Kor yang telah disesuaikan =A. b. Menghitung nilai pengeluaran riil =B yaitu dengan membagi rata-rata pengeluaran A dengan IHK tahun yang bersangkutan. c. Agar indikator yang diperoleh nantinya dapat menjamin keterbandingan antar daerah, diperlukan indeks ”Kemahalan“ wilayah yang biasa disebut dengan daya beli per unit = PPP Unit. Metode penghitungannya disesuaikan dengan metode yang dipakai International Comparsion Project ICP dalam menstandarkan GNP per kapita suatu negara. Data yang digunakan adalah data kuantum per kapita per tahun dari suatu basket komoditi yang terdiri dari 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul sesuai ketetapan UNDP Tabel 6. Penghitungan PPPunit dilaksanakan dengan rumus : Di mana: E i,j = Pengeluaran untuk komoditi j di Provinsi i P i,j = Harga komoditi j di Provinsi i Q i,j = Jumlah komoditi j unit yang dikonsumsi di Provinsi i 27 Σ Ei,j j=1 27 Σ Pi,j Qi,j j=1 PPPunit = Ri = 18 Tabel 6. Daftar Komoditas yang Digunakan untuk Menghitung Purchasing Power Parity PPP Komoditi Unit 1. Beras lokal Kg 2. Tepung terigu Kg 3. Ketela pohon Kg 4. Ikan tongkol Kg 5. Ikan teri Ons 6. Daging sapi Kg 7. Daging ayam kampung Kg 8. Telur ayam Butir 9. Susu kental manis 397 Gram 10. Bayam Kg 11. Kacang panjang Kg 12. Kacang tanah Kg 13. Tempe Kg 14. Jeruk Kg 15. Pepaya Kg 16. Kelapa Butir 17. Gula pasir Ons 18. Kopi bubuk Ons 19. Garam Ons 20. Mericalada Ons 21. Mie instant 80 Gram 22. Rokok kretek filter 10 Batang 23. Listrik Kwh 24. Air minum M3 25. Bensin Liter 26. Minyak tanah Liter 27. Sewa rumah Unit Sumber: Idem . 19 Untuk kuantitas sewa rumah ditentukan berdasarkan Indeks Kualitas Rumah yang dihitung berdasarkan kualitas dan fasilitas rumah tinggal 7 tujuh yang diperoleh dari daftar isian Susenas. 1. Lantai : keramik, marmer, atau granit =1, lainnya =0 2. Luas lantai perkapita : 10 m2 =1, lainnya =0 3. Dinding : tembok = 1, lainnya = 0 4. Atap : kayu sirap, beton = 1, lainnya = 0 5. Fasilitas penerangan : Listrik = 1, lainnya = 0 6. Fasilitas air minum : Ledeng = 1, lainnya = 0 7. Jamban : Milik sendiri = 1, lainnya = 0 h. Skor awal untuk setiap rumah = 1 Indeks Kualitas Rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh suatu rumah tangga tinggal dan bernilai antara 1 sd 8. Kualitas dari rumah yang di konsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8. Sebagai contoh, jika suatu rumah tangga menempati suatu rumah tinggal yang mempunyai Indeks Kualitas Rumah = 6, maka kualitas rumah yang dikonsumsi oleh rumah tangga tersebut adalah 68 atau 0,75 unit =C. d. Untuk mendapatkan nilai pengeluaran riil yang dapat dibandingkan antar waktu dan antar daerah maka nilai B dibagi dengan PPPunit =C. e. Menyesuaikan nilai C dengan Formula Aktinson sebagai upaya untuk mengestimasi nilai marginal utility dari C =D. Rumus Atkinson yang digunakan 20 untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil, dinyatakan sebagai berikut berdasarkan ketentuan UNDP: D = C Jika C ≤ Z = Z + 2C– Z12 Jika Z C ≤ 2Z = Z + 2Z12 + 3C-2Z13 Jika 2Z C ≤ 3Z = Z + 2Z12 + 3Z13 + 4C - 3Z14 Jika 3Z C ≤ 4Z Di mana : C = konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPPunit Z = threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan yang ditetapkan Rp 1.040.250,- per kapita setahun atau Rp 2.850,- per hari BPPS, 2005.

2.3. Teori Engel