Reni Puspita : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukomadi Kabupaten Langkat, 2010.
C. Glaukoma Suspek
Glaukoma suspek diartikan sebagai suatu keadaan pada orang dewasa yang mempunyai satu dari penemuan berikut paling sedikit pada satu mata yaitu :
- suatu defek nerve fiber layer atau nervus optikus perkiraan glaukoma
perluasan cup-disc ratio, asimetris cup-disc ratio, notching neural rim, perdarahan diskus, ketidaknormalan lokal atau difus pada nerve fiber
layer. -
Ketidaknormalan lapang pandangan sesuai dengan glaukoma. -
Peningkatan TIO lebih besar dari 21 mmHg.
13
Biasanya, jika terdapat 2 atau lebih tanda di atas maka dapat mendukung diagnosa untuk POAG, khususnya bila terdapat faktor-faktor resiko lain seperti usia
lebih dari 50 tahun, riwayat keluarga glaukoma, dan ras hitam, juga sudut bilik mata terbuka pada pemeriksaan gonioskopi.
13
D. Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka
Bila terjadi peningkatan tekanan bola mata sebagai akibat manifestasi penyakit lain di mata maka glaukoma ini disebut sebagai glaukoma sekunder. Contoh
glaukoma jenis ini adalah : •
Sindroma Pseudoeksfoliasi Exfoliation Syndrome •
Glaukoma pigmenter Pigmentary Glaucoma •
Glaukoma akibat kelainan lensa. •
Glaukoma akibat tumor intraokuli •
Glaukoma akibat inflamasi intraokuli
Reni Puspita : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukomadi Kabupaten Langkat, 2010.
Pada glaukoma pseudoeksfoliasi dijumpai endapan-endapan bahan berserat mirip serpihan pada kapsul dan epitel lensa, pinggir pupil, epitel siliar, epitel pigmen
iris, stroma iris, pembuluh darah iris, dan jaringan subkonjungtiva. Pada glaukoma ini material serpihan tersebut akan mengakibatkan obstruksi trabekulum dan
mengganggu aliran akuos humor. Asal material ini secara pasti tidak diketahui, kemungkinan berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari kelainan membran
dasar umum.
13,14
Glaukoma pigmenter terdiri dari deposit pigmen pada endotel kornea dalam suatu pola vertical spindle krukenberg spindle, pada tabekular meshwork, dan pada
perifer lensa, dan secara khas, defek transiluminasi iris midperifer. Glaukoma pigmenter adalah glaukoma yang diakibatkan tertimbunnya deposit pigmen akibat
degenerasi epitel pigmen iris dan korpus siliaris.
13,14
Glaukoma akibat kelainan lensa dapat dalam berbagai bentuk yaitu fakolitik, fakoantigenik dan akibat partikel lensa. Glaukoma fakolitik terjadi sebagai akibat
kebocoran protein lensa pada katarak matur dan hipermatur. Kebocoran ini sering disertai pada awalnya dengan rasa nyeri dan inflamasi segmen anterior. Jaringan
trabekulum akan tersumbat oleh sel-sel makrofag dan protein lensa. Glaukoma fakoantigenik dulunya fakoanafilaktik terjadi sebagai akibat tindakan bedah atau
karena trauma yang menyebabkan lensa pecah. Penderita akan tersensitisasi oleh protein lensanya sendiri, dan selanjutnya terjadi reaksi inflamasi. Bila inflamasi
mengenai jaringan trabekulum maka dapat menyebabkan glaukoma. Glaukoma akibat partikel lensa terjadi bila partikel korteks lensa menyumbat trabekular meshwork
setelah operasi ekstraksi katarak, kapsulotomi atau trauma okuli.
13-16
Reni Puspita : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukomadi Kabupaten Langkat, 2010.
2. Glaukoma Sudut Tertutup