66
ada didalam bagan dan istilah kata yang masih memiliki keterkaitan dengan istilah tersebut.
Didalam indeks klasifikasi NTIS tidak ada penjabaran istilah kata sebagaimana lazimnya ditemukan didalam indeks klasifikasi DDC satu istilah
dapat dijabarkan dengan istilah-istilah lain yang masih ada saling keterkaitan misalnya pada kata Absorpsi: Cair, Fisika, Gas , Gizi. Sedangkan pada indeks
klasifikasi NTIS hal tersebut tidak ditemukan, hanya ada satu istilah kata dan tanpa penjabaran. Sehingga praktisi NTIS seringkali menambahkan indeks
sendiri, agar pada waktu yang lain jika istilah tersebut muncul kembali dapat mudah ditentukan nomor kelasnya.
Berdasarkan uraian diatas menurut penulis indeks klasifikasi DDC bersifat relatif dimana penempatan aspek-aspek subjeknya bersifat tidak tetap
atau aspek dari suatu subjek terpisah-pisah letaknya, dalam berbagai disiplin. Menurut penulis indeks NTIS sudah cukup lengkap kalau dilihat dari daftar
istilah kata yang disesuaikan dengan bagan NTIS.
C. Penggunaan Sistem Klasifikasi NTIS di Perpustakaan BPPT
1. Penggunaan NTIS di Perpustakaan BPPT
Penggunaan sistem klasifikasi NTIS pada perpustakaan BPPT tidak menggunakan divisi kelas pada setiap kelas utama yaitu dengan
menghilangkan digit divisi kelas huruf dan nomor sehingga menjadi sembilan digit. Yang nantinya akan menjadi atribut pada call number pada
punggung buku.
67
Digit pertama pada penggunaan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT yaitu berupa identitas jenis koleksi, berikut ini tabel
jenis koleksi yang diterapkan di BPPT untuk memetakan jenis-jenis koleksi yang ada di perpustakaan BPPT:
Tabel 5 Jenis Koleksi Bahan Pustaka
No Jenis Koleksi Bahan Pustaka
Kode Koleksi UmumInteren
1. Artikel Umum
A 2.
Buku Teks B
3. Koleksi Mengenai Habibie
H 4.
Laporan L
5. Refrence
R 6.
Standard S
7. Thesis
T 8.
CD-ROM CD
9. Diklat Laporan
Diklat Standard Standard
DL DS
Std 10.
Terbitan Interen, antara lain: Interen Artikel
Interen Buku Interen Laporan
Interen Prosiding Interen Thesis
IA IB
IL IP
IT
Sumber: Buku Panduan Perpustakaan BPPT Tahun 2009.
68
Digit kedua dan ketiga berupa nomor kategori kelas pada NTIS tanpa huruf untuk sub kategorinya. Contoh subjek utama dan pembagian divisi kelas
pada sistem klasifikasi NTIS pada subjek Medicine Biology dengan nomor kelas utama 57, nomor kelas utama inilah yang akan digunakan sebagai call
number. Sedangkan untuk sub-sub kategori dari subjek Medicine Biology sebagai berikut ini yang akan dihilangkan di dalam penggunaannya pada
perpustakaan BPPT:
Anatomy 57A Biochemistry 57B
Botany 57C Clinical Chemistry 57D
Clinical Medicine 57E Cytology, Genetics, Molecular
Biology 57F Dentistry 57G
Ecology 57H Electrophysiology 57I
Immunology 57J Microbiology 57K
Nutrition 57L Occupational Therapy, Physical
Therapy, Rehabilitation 57M Parasitology 57N
Pathology 57O Pest Control 57P
Pharmacology Pharmacological Chemistry 57Q
Physiology 57S Psychiatry 57T
Public Health Industrial Medicine 57U
Radiobiology 57V Stress Physiology 57W
Surgery 57X Toxicology 57Y
Zoology 57Z
69
Digit keempat dan kelima adalah tahun masuk koleksi ke bagian perpustakaan BPPT. Sedangkan empat digit terakhir adalah nomor urut pada
buku induk yang tiap tahunnya dimulai lagi dari nol. Contoh penggunaan call number NTIS di perpustakaan BPPT secara
lengkap: Satu buku biologi masuk tahun 1998 ke perpustakaan BPPT maka cara pengolahannya sebagai berikut:
Jenis koleksi, Buku Kode B
Kelompok ilmu, Biologi No kelas 57
Tahun masuk 1998 98
No urut buku induk 0002
Maka call numbernya adalah gabungan dari kode dan nomor-nomor tersebut yaitu B 57 980002.
Berikut ini beberapa contoh call number sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT:
Tabel 6 Contoh call number NTIS Perpustakaan BPPT
NO JUDUL
NO. KLASIFIKASI 1
Teknologi dalam Perspektif Ekonomi B.43.96.0507
2 Technology and the Singapore-Johor- Riau
Growth Triangle B.43.00.2097
3 Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional
B.43.00.1869 4
Disiplin Nasional Untuk Mendukung Pembangunan Nasional
B.43.00.1236 5
Perspektif Otonomi Daerah B.43.00.0662
6 Upaya Meningkatan Kesejahteraan Keluarga
Melalui Usaha Warung Koboi di Kotamadya Yogyakarta
B.43.00.0648
7 Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi
RI nomor : 02MKpII2000 tentang : Kebijakan B.43.01.0169
70
Strategis Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional 2000- 2004
8 Pilar - pilar reformasi ekonomi politik : upaya
memahami krisis ekonomi dan menyongsong Indonesia baru
B.43.00.0556
9 Lingkungan Sistem Alami Dan Pembangunan :
Pedoman Penilaian Ekonomis B.43.00.0560
Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa semua judul diatas yang tentunya memiliki spesifikasi yang berbeda-beda ditempatkan pada kelas
yang sama meskipun secara umum judul-judul tersebut memiliki subjek yang sama yaitu pemecahan masalah untuk pemerintahan didalam kelas utama
klasifikasi NTIS sehingga sepesifikasinya menjadi kurang. Hal tersebut dilakukan dengan menghilangkan divisi kelas dari setiap pembagian kelas
utama. Dalam hal ini perpustakaan BPPT beralasan, jika divisi kelas tersebut digunakan dalam penggunaan klasifikasi di perpustakaan BPPT subjeknya
kurang mendalam dan kurang variatif sehingga tidak dapat mewakili subjek buku atau laporan penelitian yang judulnya sangat spesifik. Menurut
pandangan penulis alasan tadi kurang tepat karena jika divisi kelas dari kelas utama dihilangkan justru akan membuat pembagian kelasnya semakin tidak
spesifik apalagi pembagian divisi kelas dari setiap kelas utama yang ada pada sistem klasifikasi NTIS jumlahnya sedikit jika hal itu dilakukan maka penulis
yakin akan menimbulkan masalah untuk kedepannya. Salah satu permasalahan yang muncul adalah semua buku akan dimasukan pada nomor kelas Utamanya
saja sehingga nantinya tidak ada perbedaan antara judul buku yang spesifik dan judul buku yang bersifat umum hal ini dapat mempersulit pengguna dan
petugas perpustakaan ketika ingin mencari judul buku yang spesifik, begitu
71
juga dalam penjajaran buku dirak akan terlihat begitu banyak buku yang sama nomor kelasnya yang seharusnya dapat dibagi lagi kedalam kategori kelas
yang lebih spesifik. Untuk lebih memperjelas lagi pandangan penulis berikut ini penulis
membuat sebuah ilustrasi sebagai contoh dari pandangan penulis diatas yaitu sebagai berikut: ‘supermarket biasanya mengelompokan barang berdsarakan
jenis kebutuhan pembeli, dalam hal ini penulis ambil salah satu jenis kelompok yaitu buah-buahan yang kita ambil sebagai kelas utamanya
sedangkan kan untuk divisi kelasnya adalah buah anggur, jeruk, mangga dan lain-lain. Dimana setiap divisi tersebut dapat dibagi lagi kedalam seksi-seksi
kelas selama dapat dibagi, karena anggur, jeruk dan mangga masing-masing masih memiliki varian yang berbeda-beda coba kita bayangkan jika divisi
kelas dan seksi kelas dari pembagian kelas utama tersebut dihilangkan maka hal
ini bukan
hanya dapat
mempersulit pembeli
tetapi juga
akan memperlambat proses kerja pengelola supermarket karena biasanya setiap
varian dari buah-buahan tersebut memiliki harga yang berbeda untuk setiap jenisnya meskipun kategori kelas utamanya sama yaitu buah-buahan.
D. Kendala-kendala yang Dialami Pustakawan dalam Penggunaan Sistem Klasifikasi