Penerapan sistem klasifikasi national technical information services (NTIS) di badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT)

(1)

1 Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh: Abd. Rohim Nim: 105025001002

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010


(2)

PENERAPAN SISTEM KLASIFIKASINATIONAL TECHNICAL INFORMATION SERVICES(NTIS) DI BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Abd. Rohim NIM: 105025001002

Dibawah Bimbingan:

Kosam Rimbarawa, MLS NIP: 320000689

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010


(3)

i ABD. ROHIM

Penerapan Sistem KlasifikasiNational Technical Information Services(NTIS) Di Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa proses kegiatan klasifikasi bahan pustaka di Perpustakaan BPPT yang menggunakan sistem klasifikasi NTIS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk deskriptif-analitis yang pengambilan datanya melalui observasi atau pengamatan langsung, wawancara dengan nara sumber yaitu koordinator pengolahan perpustakaan BPPT, untuk mengetahui alur kerja dunia perpustakaan yang sesungguhnya penulis juga melakukan praktek kerja lapangan selama penelitian, selain itu juga dilakukan riset perpustakaan untuk mempertajam kajian literatur dan pembahasan masalah dengan cara mengumpulkan buku dan artikel serta sumber-sumber informasi lain yang terkait dengan judul penelitian ini. Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT yang hanya menggunakan kelas utamanya saja dengan cara tidak menggunakan setiap divisi kelas pada semua notasi kelas utama hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya spesifikasi dari klasifikasi NTIS sehingga dapat menyulitkan pengguna dan pengelola perpustakaan itu sendiri ketika mereka ingin mencari subjek buku yang lebih spesifik karena semua buku dengan subjek yang sama meskipun judulnya berbeda-beda tentunya memiliki spesifikasi yang berbeda untuk setiap judulnya, begitu juga dalam penjajaran buku di rak akan terlihat begitu banyak buku yang sama nomor kelasnya yang seharusnya dapat dibagi lagi kedalam kategori kelas yang lebih spesifik. Selama penggunaan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT ada beberapa kendala-kendala yang muncul beberapa diantaranya adalah petugas perpustakaan sulit untuk mengelompokkan bahan pustaka secara spesifik karena penggunaan sistem klasifikasi NTIS yang hanya pada kelas utamanya saja, hal tersebut juga akan menimbulkan kerancuan didalam penataan buku di rak karena banyak buku dengan judul yang sama tetapi tahun masuknya berbeda maka call numbernya akan berbeda sehingga buku tersebut akan terpisah dari buku yang sejenis. Sedangkan saran dari penulis adalah Petugas klasifikasi harus konsisten pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan pada sistem klasifikasi NTIS. Memikirkan dampak kedepannya dan mengkaji lebih mendalam jika ingin tetap menggunakan

NTIS dan sebaiknya kembali lagi menggunakan sistem klasifikasi DDC. Nomor urut buku induk pada perpustakaan BPPT yang berjumlah empat digit sebaiknya dihilangkan saja karena dapat menimbulkan masalah, jika ada buku dengan judul yang sama tetapi tahun masuknya berbeda maka nomor urut buku induk pada call number akan berbeda juga. Serta menambah jumlah tenaga pustakawan untuk pengolahan


(4)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah (Skripsi) pada waktu yang tepat dengan judul “Penerapan Sistem Klasifikasi National Technical Information Services (NTIS) Di Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)”. Tentunya didalam proses penyusunan skripsi ini ada berbagai kendala yang penulis hadapi, akan tetapi hal itu dapat teratasi dengan adanya semangat dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak tersebut terutama kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan taufiq dan hidayah serta kekuatan hati dalam setiap kegiatan yang penulis lakukan.

2. Kedua orang tua yang dengan jerih payahnya membesarkan dan mendidik anak-anaknya, terutama ibuku tercinta semoga Allah menempatkan-Mu ditempat yang baik disana, aku akan selalu mendoakanmu Ibu

3. Kepada semua kakak dan adik-adikku tercinta terutama Ka Lusy yang telah banyak berkorban untukku agar aku bisa kuliah, hanya Allah yang tau semua kebaikan-kebaikan-Mu semoga dibalas dengan pahala yang sempurna

4. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora 5. Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan 6. Kepada Bapak Drs. Pungki Purnomo, MLIS selaku skertaris jurusan Ilmu

Perpustakaan

7. Bapak Kosam Rimbarawa, MLS yang telah memberikan arahan selaku Pembimbing dalam penulisan skripsi ini


(5)

iii

9. kepada Ibu Julianti Junde,Msc selaku kepala Perpustakaan BPPT dan Ibu Ramatun Anggraeni Keimas, Msc selaku koordinator pengolahan sekaligus narasumber dalam penelitian skripsi ini

10. Seluruh teman-teman JIP UIN terutama angkatan 2005 dimulai dari Eka, Puput, Nasrul, Vani, Dwi, Mahda, Yayah, Hasanah, Imas F, Nunung, Nining, Erna, Andyta, Badriyah, Agus, Bambang, Irfan, Dafi, Kahvi, Ridho, Ardian, Rosella, Widi, Liza, dan Zaki, terima kasih atas dukungan dan sarannya, semoga sukses semua ya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa mendatang kirim saja via email di baim_bgt@yahoo.com . akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Wasslamualaikum WR. WB

Jakarta, Mei 2010


(6)

iv

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metodologi Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN LITERATUR A. Definisi dan Tujuan Klasifikasi 1. Definisi Klasifikasi... 10

2. Tujuan Klasifikasi ... 12

B. Sistem Klasifikasi Perpustakaan yang Baik 1. Sistem Kalsifikasi yang baik... 14


(7)

v

2. Analisis subjek ... 19

D. Sistem KlasifikasiNTIS 1. SejarahNTIS... 25

2. Pembagian kelas utama ... 28

3. Cara penggunaanNTIS... 30

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum BPPT 1. Sejarah BPPT ... 32

2. Visi dan Misi BPPT ... 33

B. Gambaran Umum Perpustakaan BPPT 1. Sejarah Perkembangan Perpustakaan BPPT ... 33

2. Tugas dan Fungsi ... 35

3. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia ... 38

4. Koleksi ... 40

5. Sarana dan Prasarana... 41

6. Kegiatan Teknis (Technical Services)... 42

7. Pemakai ... 49


(8)

vi

Perpustakaan BPPT... 61 B. Skema atau Bagan Sistem KlasifikasiNTIS... 64 C. Penggunaan Sistem Klasifikasi NTIS di Perpustakaan

BPPT ... 66 D. Kendala-kendala yang Dialami Pustakawan dalam

Penggunaan Sistem Klasifikasi NTIS di Perpustakaan BPPT ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vii

Tabel 1 Bagan Kelas Utama Klasifikasi NTIS... 27 Tabel 2 Koleksi Khusus Bidang Teknologi ... 40 Tabel 3 Sarana Dan Prasarana Bidang Perpustakaan BPPT ... 41 Tabel 4 Sumber Daya Manusia Bagian Pengolahan Perpustakaan BPPT 62 Tabel 5 Jenis Koleksi Bahan Pustaka... 67 Tabel 6 ContohCall NumberNTIS Perpustakaan BPPT ... 69


(10)

1 A. Latar Belakang

Salah satu bagian dari kegiatan yang tidak terpisahkan dari sebuah perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi, dimana secara otomatis juga akan menyangkut penelusuran informasi. Proses temu kembali informasi merupakan istilah umum yang di fokuskan pada temu balik dokumen atau bahan pustaka atau data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakaan.

Konsep sistem temu kembali informasi berkembang pengertiannya dari sudut pandang terminologis. Secara sederhana sistem temu kembali informasi diartikan sebagai suatu sistem dimana informasi disimpan dan ditemukan. Sebagai suatu sistem karenanya ia tersusun dari satu set komponen yang saling berinteraksi, masing-masing didesain untuk memenuhi fungsi khusus untuk tujuan khusus, dan seluruh komponen ini saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan, dalam hal ini untuk menemukan kembali informasi dalam arti yang lebih sempit, dan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan pengguna dalam pengertian yang lebih luas. Ahli temu kembali informasi (ahli informasi) memiliki pandangan tradisional atas peran mereka sebagai pemberi petunjuk kepada pengguna mengenai keberadaan informasi. Menurut Lancaster sistem temu kembali informasi tidak memberitahu pengguna atas


(11)

subyek yang dimintanya, ia hanya menginformasikan atas keberadaan (atau ketiadaan) dan dimana dokumen terkait dengan permintaannya berada.1

Konsep temu kembali informasi mensyaratkan bahwa ada beberapa dokumen atau rekaman yang mengandung informasi yang telah diorganisasikan dalam satu susunan yang cocok agar mudah ditemukan kembali. Dokumen atau rekaman yang diperhatikan mengandung informasi bibliografis yang benar-benar berbeda dari jenis informasi atau data lainnya. Suatu sistem temu kembali informasi dirancang untuk memudahkan menemukan dokumen atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali harus membuat informasi yang tepat tersedia bagi pengguna yang sesuai dengan kebutuhannya. Maka sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi dalam satu atau lebih wilayah subyek agar tersedia bagi pengguna ketika mereka mencarinya.2

Salah satu diantara alat-alat yang diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.3

Kegiatan klasifikasi merupakan bagian dari bidang pelayanan teknis pada perpustakaan yaitu pengolahan. Benda-benda yang diklasifikasikan adalah bahan perpustakaan yang merupakan koleksi perpustakaan. Koleksi tersebut harus dapat didayagunakan semaksimal mungkin agar perpustakaan dapat menjalankan peranannya dengan baik. Perpustakaan yang memiliki

1

Chowdhury G.G, Introduction to Modern Information Retrival (London: Library

Association Publishing, 1999), bab. 1.

2

Ibid., bab. 1.

3

Hamakonda dan J.N.B. Tairas, Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Jakarta:


(12)

koleksi yang bersifat beragam, terutama yang jumlahnya cukup besar, dikelola berdasarkan sistem tertentu, yaitu sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi yang digunakan perpustakaan sangat bermanfaat, diantaranya untuk penelusuran atau temu kembali informasi (information retrieval). Sistem klasifikasi memberikan kemudahan kepada pengguna dalam memilih dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat. Suatu sistem klasifikasi pada dasarnya menyediakan daftar notasi yang disertai subjeknya dan berbagai ketentuan yang menyangkut mekanisme pembentukan notasi dan penelusuranya.

Memilih sistem klasifikasi yang tepat sebagai alat sistem temu kembali bahan pustaka atau informasi merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perpustakaan karena dengan memilih sistem klasifikasi yang tepat hal tersebut dapat memberikan kemudahan bagi pengguna didalam mencari informasi yang dibutuhkan. Bukan hanya itu manfaat lainnya adalah memberikan kemudahan bagi petugas perpustakaan khususnya bagian pengolahan bahan pustaka didalam mengorganisir bahan pustaka agar sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Dalam hal ini perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (selanjutnya disingkat BPPT) merupakan perpustakaan Khusus di bidang teknologi yang memiliki tujuan membantu badan induknya untuk melaksanakan dengan baik, dalam bidang pengolahan, pelayanan, maupun penyediaan informasi. Dalam pengertian secara sederhana Perpustakaan Khusus merupakan suatu perpustakaan yang di selenggarakan oleh Instansi atau Lembaga baik Pemerintah maupun Swasta yang berfungsi sebagai pusat


(13)

referensi dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas Instansi atau Lembaga yang bersangkutan. Perpustakaan Khusus juga merupakan Perpustakaan subjek-subjek tertentu yang mempertemukan kebutuhan orang-orang yang meminta informasi dalam suatu subjek tertentu. (Sulistyo Basuki ,1992).

Oleh karena itu Penggunaan klasifikasi yang tepat dalam sistem temu kembali informasi di perpustakaan BPPT merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar didalam pengorganisasian informasi dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Perpustakaan BPPT merupakan perpustakaan yang berbeda dari perpustakaan-perpustakaan khusus lainnya di dalam penggunaan klasifikasi. Perpustakaan BPPT tidak menggunakan sistem klasifikasi yang biasanya banyak dipakai oleh perpustakaan umum maupun perpustakaan khusus lainnya seperti pemakaian Dewey Decimal Classification (selanjutnya disingkat DDC). Perpustakaan BPPT menggunakan sistem klasifikasi

National Technical Information Services(selanjutnya disingkatNTIS).

Sistem klasifikasi NTIS adalah suatu sistem klasifikasi pustaka di bidang subjek sains dan teknologi yang dibuat oleh National Technical Information Services. U.S. Department Of Commerce, 5282 Port Royal Road, Spring Field Diva 22161, USA.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa Perpustakaan BPPT mempunyai suatu keunikan yang membuatnya berbeda dari perpustakaan-perpustakaan lainnya di dalam penggunaan sistem klasifikasi. Perpustakaan BPPT menggunakan sistem KlasifikasiNTIS. Hal ini menjadi sangat menarik


(14)

bagi penulis untuk melakukan pengkajian dan penelitian tentang penggunaan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT. Alasan lainnya adalah Karena sistem kalsifikasi NTIS belum pernah penulis dapatkan di dalam bangku kuliah, hal ini baru penulis temukan ketika melakukan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan BPPT selama dua bulan. Disanalah penulis belajar tentang penggunaan sistem klasifikasi NTIS dan ternyata cukup menarik untuk dikaji lebih dalam, apa yang menjadi alasan Perpustakaan BPPT tidak menggunakan sistem klasifikasi DDC, apa yang menjadi kekurangan sistem klasifikasi DDC jika diterapkan di perpustakaan BPPT. Bagaimana penerapan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT apakah sudah tepat dan sesuai dengan tujuan pembuat sistem klasifikasiNTIS.

Oleh karena itu, dalam hal ini penulis ingin mengangkat tema tentang sistem klasifikasi dengan mengambil judul “Penerapan Sistem Klasifikasi National Technical Information Services (NTIS) Di Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan dibatasi masalahnya hanya pada Penerapan Sistem Klasifikasi National Technical Information Services (NTIS) Di Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang meliputi sumber daya manusia (SDM), skema klasifikasi, kegiatan klasifikasi dan kendala yang dihadapi pustakawan selama penggunaan klasifikasiNTIS.


(15)

C. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sumberdaya manusia (SDM) di bagian pengolahan

perpustakaan BPPT

2. Bagaimana skema klasifikasiNTIS

3. Bagaimana penggunaan sistem klasifikasiNTISdi perpustakaan BPPT 4. Baigaimana kendala-kendala yang dialami pustakawan dalam

menggunakan sistem klasifikasiNTISdi perpustakaan BPPT

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji dan menganalisa proses kegiatan klasifikasi bahan pustaka di Perpustakaan BPPT yang menggunakan sistem klasifikasiNTIS

2. Memperoleh gambaran mengenai kekurangan dan kelebihan dari penerapan sistem klasifikasiNTIS

3. Mengetahui berbagai kendala di dalam penerapan sistem klasifikasiNTIS

E. Manfaat Penelitian

1. Menambah khazanah pengetahuan bidang perpustakaan khususnya tentang klasifikasi

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna, khususnya sebagai pijakan untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam penerapan sistem klasifikasi di perpustakaan


(16)

3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi penulis khususnya dan para pengelola perpustakaan pada umumnya dalam upaya pengembangan sistem klasifikasi

F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Bentuk dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran-gambaran sifat sesuatu yang sedang berlangsung dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas secara mendalam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Riset Lapangan(Field Research)

Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari obyek yaitu dengan cara:

1) Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang berlangsung secara lisan.

2) Pengamatan/observasi

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terbuka, yaitu pengamatan yang diketahui oleh subyek


(17)

penelitian dimana subyek akan suka rela, memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengamati proses yang terjadi dan menyadari bahwa ada yang mengamati hal yang dilakukan mereka.4

b. Riset Perpustakaan (Library Research)

Hal ini diperlukan untuk lebih mempertajam kajian leteratur dan pembahasan masalah dengan cara mengumpulkan buku-buku dan artikel serta sumber-sumber informasi lain yang terkait dengan judul penelitian penulis

3. Pengolahan Data Dan Analisa Data

Untuk menerjemahkan seluruh data yang terkumpul dan kemudian disajikan, data-data akan diolah. Pengolahan data dilakukan dengan cara: Pertama, hasil awancara ditranskripsi apa adanya, kemudian peneliti melakukan reduksi (penyuntingan) terhadap data tersebut, dan terakhir data tersebut dianalisa untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

4

Maleong Lexy,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung : Remaja Rusdakarya, 2007),


(18)

BAB II KAJIAN LITERATUR

Memuat teori kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian yaitu: Definisi dan tujuan klasifikasi dari berbagai sumber, pengertian klasifikasi di perpustakaan, jenis-jenis klasifikasi, persyaratan sistem klasifikasi yang baik, pekerjaan klasifikasi. BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Memuat gambaran umum tentang BPPT: sejarah berdirinya BPPT, Visi dan Misi BPPT, Struktur organisasi BPPT.

Memuat gambaran umum tentang perpustakaan BPPT: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi dan sumber daya manusia, anggaran, koleksi, sistem layanan, sarana-prasarana dan kegiatan-kegiatan perpustakaan

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan mengenai: Sumber daya manusia (SDM) bagian pengolahan perpustakaan BPPT, Skema atau Bagan Sistem Klasifikasi NTIS, penggunaan sistem klasifikasi NTIS di Perpustakaan BPPT, dan Kendala-kendala yang dialami pustakawan dalam penggunaan sistem klasifikasi NTIS di perpustakaan BPPT

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari penyajian hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

10 A. Definisi dan Tujuan Klasifikasi

1. Definisi Klasifikasi

Salah satu hal pokok pekerjaan utama perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan pustaka yang di perlukannya. Salah satu diantara alat-alat yang diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.5

Didalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan dan melakukan kegiatan-kegiatan klasifikasi misalnya di dalam supermarket kita dapat menjumpai dimana setiap barang akan dikelompokan menurut ciri dan jenis yang sama kemudian akan ditempatkan ditempat yang sama untuk barang yang sejenis dan letaknya saling berdekatan. Untuk barang yang berbeda maka akan dikelompokan terpisah dan letaknya berjauhan.

Dengan demikian secara umum pengertian klasifikasi adalah suatu proses kegiatan pengelompokkan benda, objek dan gagasan yang desesuaikan dengan kesamaan ciri untuk ditempatkan pada tempat yang sama atau saling berdekatan sekaligus memisahkan dari jenis lain yang tidak memiliki kesamaan ciri, dengan maksud untuk mempermudah identifikasi.

5

Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas, Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey


(20)

Selain pengertian klasifikasi diatas, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan pengertian klasifikasi, diantaranya sebagai berikut:

a. P. Hamakonda dan J.N.B Tairas dalam bukunya pengantar klasifikasi persepulihan dewey.mengemukakan definisi klasifikasi sebagai berikut: ”Klasifikasi adalah penggolongan yang sistematis dari beberapa objek, ide, buku, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu sesuai dengan ciri yang sama. Dalam kegiatan klasifikasi bahan pustaka menggunakan pengelompokan sesuai dengan beberapa ciri tertentu misalnya , dari bentuk atau ukuran yang berbeda. Maka penempatan buku perpustakaan dibedakan dari Surat Kabar, Majalah, Piringan Hitam, microfilm, dan Slides. Ada juga pengelompokan sesuai dengan kepentingan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referens tidak di satukan dengan koleksi buku umum. Akan tetapi yang paling banyak digunakan dalam penggolongan koleksi perpustakaan adalah penggolongan berdasarkan isi atau subyek buku. Dalam artian buku-buku yang membahas subyek yang sama akan di kelompokan bersama-sama.”6 b. Sedangkan pengertian klasifikasi menurut Sulistyo Basuki (1992:395).

”Adalah suatu penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau katalog atau entri indeks yang berdasarkan subyek, dalam cara yang paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi.”7

6

Ibid., h. 1.

7

Sulistyo Basuki,Pengantar Ilmu Perpustakaan(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,


(21)

c. Kalau menurut Ny. Hapsah L. Supriyanto, 1990 (di dalam Yaser Arafat) mengatakan bahwa ”klasifikasi adalah mengelompokan benda, objek, gagasan berdasarkan ciri yang sama atau hampir bersamaan pada tempat yang sama atau berdekatan atau sekaligus memisahkan dari jenis lainnya, dengan tujuan untuk memudahkan identifikasi.”8

d. jika menurut Richardson (dalam Ibrahim Bafadal 2005: 51), klasifikasi itu adalah:

”kegiatan mengelompokan dan menempatkan barang-barang. Kegiatan mental yang muncul pertama kali adalah memilih barang. Dasar yang dipergunakan adalah kesamaan dan ketidak samaan. Berdasarkan pemilihan tersebut, barang-barang yang memiliki kesamaan dikelompokan untuk ditempatkan disuatu tempat. Dalam arti, subyek klasifikasi adalah berupa barang-barang, sedangkan dasar pengklasifikasiannya berupa kesamaan dan ketidaksamaan. Barang-barang yang menjadi subyek klasifikasi bisa berupa apa yang berada di dalam diri manusia, seperti gagasan, pikiran, cita-cita, seni, dan apa saja yang berada di luar manusia, seperti benda-benda dialam semesta ini.”9

2. Tujuan Klasifikasi

Dari beberapa definisi tersebut diatas, baik secara umum maupun khusus dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan klasifikasi adalah kegiatan untuk mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan ciri. Objek yang sama

8

Yaser Arafat, “Perbandingan Sistem Klasifikasi,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 13.

9

Ibrahim Bafadal, Pengolahan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.


(22)

akan terkumpul dalam suatu kelompok yang sama dan berdekatan letaknya, sedangkan objek yang memiliki ciri yang berbeda akan ditempatkan terpisah atau saling berjauhan.

Sebagai kegiatan pengelompokan benda atau objek, klasifikasi diperpustakaan digunakan untuk mengelompokkan dokumen atau bahan pustaka yang memiliki fungsi ganda sebagai berikut:

a. Sebagai pekerjaan penyusunan buku di rak

b. sebagai sarana penyusunan entri bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis.10

Sebagai sarana pengaturan di rak klasifikasi mempunyai dua sasaran yang akan dicapai yaitu:

a. Membantu pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor panggil

b. Mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu

Kegiatan yang paling sering dilakukan dalam dua fungsi tersebut adalah klasifikasi sebagai pekerjaan penyusunan buku dirak di perpustakaan. Akan tetapi kegiatan penyusunan entri bibliografi dan indeks merupakan hal yang penting juga untuk dilakukan karena dapat memberikan kemudahan bagi pengguna didalam mencari informasi yang dibutuhkan.11

10

Sulistyo Basuki,Pengantar Ilmu Perpustakaan(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1992), h. 395.

11


(23)

B. Sistem Klasifikasi Perpustakaan yang Baik 1. Sistem kalsifikasi yang baik

Klasifikasi merupakan bagian dari proses kegiatan sistem temu kembali yang cukup penting oleh karenanya didalam memilih sistem klasifikasi harus disesuaikan dengan kebutuhan institusi dan memberikan kemudahan bagi pengguna. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan didalam memilih sistem klasifikasi untuk perpustakaan, menurut beberapa ahli dibidang perpustakaan.

Suatu sistem klasifikasi dapat dikatakan baik, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Harus dapat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan b. Diakui oleh umum dan susunannya harus taat asas

c. Perinciannya harus dapat menampung hal-hal yang sekecil mungkin d. Bersifat luwes, agar memungkinkan menampung hal-hal yang baru,

tanpa merombak susunan klasifikasi

e. Memiliki notasi yang sederhanan, dikenal umum dan luwes f. Memiliki indeks yang lengkap

g. Ada badan yang mengawasi perkembangannya12 2. Menurut Pendapat Lain

Kalau menurut Margaret Mann (dalam Luwarsih Pringgoadisurjo 1971: 43) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan suatu sistem klasifikasi adalah sebagai berikut:

12

Abdul Azis Batjo, Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan


(24)

a. Harus sistematis, dari yang umum kepada yang khusus

b. Harus selengkap mungkin, yaitu mencakup seluruh lapangan ilmu pengetahuan

c. Harus cukup perinciannya

d. Harus memberikan keleluasaan untuk mengklasir yang dilihat dari beberapa sudut penglihatan dan kombinasi dari beberapa ilmu pengetahuan

e. Harus menurut logika, yaitu menggambarkan urutan dari ilmu pengetahuan

f. Harus jelas tetapi tetap singkat

g. Notasi harus mudah ditulis dan mudah diingat. Notasi merupakan dasar dari tanda buku dalam menentukan urutan tempatnya dalam rak

h. Harus bisa diperluas dan fleksibel dalam notasi dan sistem klasifikasi keseluruhannya

i. Harus memberikan tempat untuk buku-buku yang umum sifatnya dan buku-buku yang khusus dalam subyek yang bersifat umum

j. Mepunyai indeks yang disusun menurut abjad untuk memudahkan penggunaannya

k. Dicetak sebaik mungkin sehingga mudah melihat dengan tepat bidang yang mencakup sistem klasifikasi tersebut13

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi yang baik adalah klasifikasi yang dapat mencakup seluruh bidang

13

Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Chusus: Pengantar ke Organisasi dan


(25)

ilmu pengetahuan yang pengembangannya dari hal yang umum kepada yang khusus, sistematis dan memiliki indeks yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna serta memiliki badan pengawas dan pengembang.

C. Kegiatan Klasifikasi di Perpustakaan

Kegiatan klasifikasi merupakan tugas dari sub bidang pengolahan yang kegiatannya yaitu menentukan subjek koleksi, menentukan nomor kelas, melabel dan mengisi data ke worksheet.

Klasifikasi sebagaimana diungkapkan diatas merupakan kegiatan pengorganisasian informasi yang dilakukan dengan tujuan membantu pemakai agar lebih mudah dalam mencari informasi di perpustakaan. Klasifikasi dalam organisasi infromasi merupakan induk dari kegiatan pengindeksan atau pengkatalogan subjek. Dokumen yang ada di perpustakaan akan dianalisis dalam kegiatan pengkatalogan subjek untuk menentukan isi atau subjek dokumen, kemudian hasil tersebut diterjemahkan kedalam bahasa indeks baik berupa bahasa verbal dengan menggunakan daftar tajuk subjek dan thesaurus atau berupa notasi menggunakan skema klasifikasi.

1. Klasifikasi sebagai konsep dasar sistem temu kembali

Klasifikasi sebagai sistem temu kembali dirancang untuk menemukan dokumen atau bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna. Harus menyediakan informasi secara tepat mengenai keberadaan dokumen atau bahan pustaka sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Klasifikasi yang merupakan bagian dari sistem temu kembali bertujuan


(26)

untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan dalam satu atau lebih wilayah subjek tergantung pada sistem klasifikasi apa yang digunakan, dengan maksud memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkannya.

Untuk lebih jelas lagi dibawah ini disebutkan beberapa tujuan dari klasifikasi menurut Sulistyo Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan, klasifikasi perpustakaan mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Menghasilkan urutan yang bermanfaat

Mengandung arti bahwa tujuan pokok dari klasifikasi adalah menempatkan dokumen sesuai dengan nomor kelasnya masing-masing. Dokumen yang sama atau berkaitan akan ditempatkan pada urutan yang sama atau saling berdekatan, sedangkan dokumen yang berbeda akan ditempatkan terpisah atau saling berjauhan. Sehingga memudahkan pengguna maupun staf perpustakaan dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya.

b. Penempatan yang tepat

Maksudnya adalah perpustakaan pada umumnya melakukan kegiatan sirkulasi dimana ada buku yang keluar atau dipinjam dan ada buku yang masuk atau dikembalikan, ketika buku sedang dipinjam maka akan ada ruang yang kosong karena ada dokumen yang diambil atau dipinjam maka ruang yang kosong tersebut tidak boleh digantikan dengan buku yang lain dengan nomor kelas yang berbeda sampai buku yang dipinjam dikembalikan oleh pengguna dan ditempatkan


(27)

kembali diruang yang kosong seperti tempat semula buku tersebut diambil.

c. Penyusunan mekanis

Adalah penyusunan yang dipikirkan sebelumnya untuk minyisipkan atau menempatkan dokumen baru pada susunan yang sudah ada. Dengan menentukan ururtan berikutnya dari dokumen yang sudah ada. d. Tambahan dokumen baru

Seiring dengan terus berkembangnya karya-karya intelektual maka umumnya perpustakaan akan menambah koleksinya dengan yang baru mengikuti perkembangan yang ada, akan tetapi koleksi-koleksi buku yang lama bukan berarti tidak digunakan lagi, keduanya harus berjalan bersamaan agar keduanya dapat dimanfaatkan. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan terkait dengan hal tersebut yaitu: dokumen baru disisipkan pada subyek yang telah ada atau membuat kelas baru karena kelas tersebut belum termuat dalam bagan klasifikasi.

e. Penarikan dokumen dari rak

Klasifikasi perpustakaan memungkinkan penarikan dokumen dari rak yang tidak mengganggu susunan dokumen tersebut.

f. Tujuan lain mencakup:

1) Kompilasi bibliografi, katalog, katalog induk, dan sebagainya. 2) Klasifikasi informasi;

3) Klasifikasi saran yang diterima dari pengunjung perpustakaan, 4) Penjajaran bahan non buku seperti CD-ROM, foto, mikrofilm, dan


(28)

5) Klasifikasi statistik berbagai jenis, misalnya klasifikasi buku yang dipinjam dapat digunakan untuk analisis permintaan pemakai; 6) Penyusunan entri dalam bagian berkelas dari katalog berkelas; 7) Membantu pengkatalog menyusun tajuk subyek dengan proses

indeks berangkai;

8) Membantu pengkatalog analisis isi buku untuk menentukan tajuk subyek buku;

9) Membantu pemakai katalog menentukan lokasi sebuah buku di rak, dan

10) Membantu staf menyusun daftar buku untuk perpustakaan cabang.14

Tujuan-tujuan tersebut diatas memberikan arti bahwa kegiatan klasifikasi merupakan konsep awal dari sistem temu kembali yang merupakan bagian dari kegiatan organisasi informasi dengan maksud untuk memberikan kemudahan dalam proses temu kembali informasi.

2. Analisis subjek

Dalam kegiatan pengindeksan subjek yang mencakup klasifikasi dan tajuk subjek memerlukan adanya pemahaman mengenai:

a. Teori yang mendasari analisis subjek

b. Mekanisme skema klasifikasi dan daftar tajuk subjek yang digunakan untuk menentukan nomor kelas dan tajuk subjek15

14

Sulistyo Basuki , Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 1992), h. 397-398.

15

Ny. L.K. Somadikarta, Titik Akses Dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan

(Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Terbitan No. 2, 1998), h. 10.


(29)

Selain itu, kegiatan pengindeksan subjek harus disesuaikan dengan sarana temu kembali yang akan disusun dalam sistem temu kembali informasi di perpustakaan, khususnya yang berhubungan dengan pendekatan subjek. Berdasarkan pemahaman diatas dimaksudkan bahwa sarana temu kembali yang hendak disusun dalam praktek adalah:

a. Susunan koleksi menurut klasifikasi subjek (penempatan relatif) b. Katalog subjek berabjad

Penjelasan mengenai teori yang mendasari analisis subjek, DDC dan daftar tajuk subjek untuk perpustakaan selanjutnya disarankan dapat digunakan sebagai dasar teori dalam kegiatan klasifikasi dan tajuk subjek untuk penyusunan buku dan sarana temu kembali koleksi di perpustakaan.

Analisis subjek yang juga disebut analisis konseptual mempengaruhi semua langkah pengindeksan selanjutnya. Kandungan intelektual atau subjek dokumen dapat menunjukan tiga jenis konsep yang dikenali sebagai disiplin atau bidang pengetahuan, fenomena atau konsep subjek, dan bentuk. Dalam analisis subjek konsep-konsep tersebut dinyatakan dengan urutan kombinasi atau urutan sitiran (citation order)sebagai berikut:

Disiplin/Fenomena/Bentuk

Subjek dokumen tidak selalu menampilkan ketiga konsep tersebut secara bersamaan. Pengantar Psikologi misalnya, hanya menunjukkan adanya konsep disiplin, yaitu ilmu Psikologi. Sedangkan pada peternakan sapi misalnya, terdapat konsep disiplin, yaitu ilmu peternakan, dan fenomena atau konsep subjek, yaitu sapi. Ketiga jenis konsep secara bersamaan terdapat


(30)

misalnya, pada Direktori Perpustakaan Khusus yang meliputi konsep disiplin, yaitu ilmu perpustakaan, fenomena atau konsep subjek, yaitu perpustakaan khusus, dan konsep bentuk, yaitu direktori .16

Disiplin (termasuk subdisiplin) adalah bidang pengetahuan yang meliputi subjek dokumen. Rangganathan menggunakan istilah subjek dasar baik untuk menyatakan disiplin maupun subdisiplin.

Fenomena juga disebut sebagai konsep subjek yang dikaji dalam suatu disiplin. Fenomena menunjukkan subjek dokumen itu mengenai apa. Pada subjek dokumen peternakan sapi misalnya, sapi adalah fenomena yang dikaji dalam bidang pengetahuan “peternakan” atau, dengan kata lain peternakan yang subjeknya mengenai sapi. Fenomena yang dkaji dalam satu disiplin merupakan perwujudan faset-faset disiplin terkait. Oleh karena itu terhadap fenomena perlu diadakan analisis faset. Apabila fenomena merupakan perwujudan lebih dari satu faset, maka perlu ditetapkan suatu urutan faset yang juga disebut kombinasi faset atau formula faset.

Mengenai analisis faset pada dasarnya adalah produk atau hasil pembagian suatu disiplin menurut satu ciri pembagian. Bidang perpustakaan misalnya dapat dibagi dengan menggunakan jenis perpustakaan sebagai ciri pembagian. Hasil pembagiannya adalah sejumlah subjek yang menampilkan ciri tersebut, seperti perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan jenis-jenis perpustakaan lainya. Semuanya membentuk satu faset, yaitu faset jenis perpustakaan. Satu ciri pembagian lain, yaitu bahan

16


(31)

perpustakaan juga dapat diterapkan pada bidang perpustakaan sehingga diperoleh sejumlah subjek, seperti buku, flm, kaset, video, majalah dan jenis bahan perpustakaan lainnya yang membentuk faset bahan perpustakaan. Kegiatan perpustakaan merupakan satu ciri pembagian lain untuk bidang perpustakaan yang menghasilkan sejumlah subjek seperti administrasi, klasifikasi, pelayanan, peminjaman, pengatalogan, dan kegiatan perpustakaan lainnya. Faset yang terbentuk adalah faset kegiatan perpustakaan.

Subjek-subjek yang tampil dalam satu faset, masing-masing disebut focus oleh Ranganathan. Jadi, subjek perpustakaan umum misalnya merupakan salah satu fokus dalam faset jenis perpustakaan, sedangkan subjek kaset video adalah salah satu fokus dalam faset bahan pustaka, dan subjek klasifikasi adalah satu fokus dalam faset kegiatan perpustakaan.

Ranganathan menyebutkan bahwa terdapat lima faset fundamental yang mungkin terwujud dalam fenomena. Kelima faset fundamental tersebut adalah:

P =Personality(wujud; meliputi jenis, produk, atau tujuan) M =Matter(meliputi bahan atau material)

E =Energy(meliputi kegiatan atau masalah) S =Space(meliputi tempat geografis) T =Time(meliputi waktu)

Untuk fasetpersonality, matter, danenergymerupakan faset-faset khas untuk disiplin masing-masing. Dalam arti subjek yang tampil pada faset P di bidang peternakan misalnya, adalah berbagai jenis peternakan, sedangkan


(32)

faset P di bidang pertanian menampilkan berbagai jenis komoditi pertanian seperti teh, gandum, padi dan komoditi pertanian lainnya. Demikian juga dengan faset M dan E yang hanya menampilkan subjek-subjek yang terkait pada disiplin masing-masing. Akan tetapi untuk faset S dan T digunakan untuk faset-faset umum yang sama untuk disiplin apa saja. Pernyataan nama-nama geografis, seperti Asia, Cina, Jakarta, India, himalaya misalnya, akan sama apakah nama itu tampil pada faset S dibidang perpustakaan ataukah dibidang yang lain. Begitu juga dengan faset T berlaku hal yang sama seperti pada faset S.

Didalam suatu dokumen tidak semua faset tersebut selalu ada, akan tetapi terkadang terdapat sebagian saja. Analisis faset tersebut diperlukan untuk menentukan faset-faset apa saja yang terwujud dalam konsep subjek.17

Berdasarkan pemaparan diatas untuk melakukan kegiatan tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut, berdasarkan pendapat Abdul Azis Batjo dalam bukunya klasifikasi Islam adaptasi klasifikasi persepuluhan Dewey dan perluasan 297, khususnya didalam menentukan subjek buku melalui langkah-langkah berikut ini:

a. Judul buku

Perhatikan judul sebuah karya, karena judul kadang-kadang dapat memberikan petunjuk untuk menentukan subyek yang terkandung dalam karya tersebut, walaupun tidak selalu demikian.

17


(33)

b. Daftar isi dan kata pendahuluan

Apabila melalui judul belum dapat ditentukan subyek buku bacalah daftar isi atau kata pengantarnya. Dari kedua sumber ini umumnya dapat ditentukan subyek sebuah buku.

c. Isi buku

Apabila melalui judul, daftar isi dan kata pengantar belum juga dapat ditentukan subyek sebuah buku, bacalah sebagian atau keseluruhan isi buku.

d. Ahli bidang tertentu

Langkah yang terakhir untuk menentukan subyek buku adalah menanyakan kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut18

Berdasarkan langkah-langkah diatas dapat diambil beberapa hal penting untuk dijadikan acuan dadalam menentukan subjek suatu buku yaitu dengan melihat judul buku, dafatar isi, kata pendahuluan, dan isi buku serta bertanya dengan orang yang ahli dibidang tersebut. Melalui tahapan ini diharapkan dapat menentukan susbyek yang tepat sehingga nomor kelasnya sesuai dengan subyek buku tersebut.

Setelah subyek buku didapatkan maka langkah selanjutnya adalah menentukan nomor kelas masih menurut pendapat Abdul Azis Batjo(1985:4 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan nomor kelas, diantaranya sebagai berikut:

18

Abdul Azis Batjo, Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan


(34)

(1) Tentukan nomor kelas berdasarkan subyek atau pokok masalah yang dibahas buku

(2) Bila terdiri dari dua subyek, kelaskan pada subyek yang menonjol. Bila kedua subyek setaraf, maka pilihlah subyek yang lebih dahulu disebutkan dalam halaman judul.

(3) Tentukan nomor kelas berdasarkan subyek atau pokok masalah, kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya.

(4) Tentukan nomor kelas berdasarkan subyek yang lebih spesifik

(5) Apabila sebuah buku membahas lebih dari dua subyek yang saling berkaitan, maka masukkan karya tersebut ke dalam subyek yang lebih luas cakupannya dan mencakup subyek-subyek tersebut

(6) Apabila sebuah buku membahas dua subyek atau lebih yang tidak saling berkaitan, maka tentukan nomor kelas berdasarkan bidang yang aspeknya diutamakan dalam pebahasan atau yang lebih luas bahasannya

(7) Apabila subyek sebuah buku tidak tercantum dalam bagan klasifikasi, masukkan buku tersebut pada subyek yang paling dekat dengannya19

D. Sistem KlasifikasiNTIS 1. SejarahNTIS

Sistem klasifikasi NTIS adalah suatu sistem klasifikasi pustaka di bidang subyek Sains dan Teknologi yang dibuat oleh lembaga National Technical Information Services, U.S. Departement of Commerce, 5282

19


(35)

Port Royal Road, Spring Field, VA 22161, USA. Walaupun bidang ilmu yang digarap adalah sains dan teknologi namun sistem ini masih memberikan ruang untuk bidang ilmu-ilmu sosial walaupun terbatas.

Semula lembaga NTIS bernama CFSTI (Clearing house for Federal Scientific and Technical Information) yang berfungsi sebagai lembaga pengolah informasi hasil-hasil penelitian bidang sains dan teknologi milik Amerika dan Negara-negara lain, seperti jurnal, laporan, abstrak, microfiche, dan lain-lain. Pada saat itu sistem klasifikasi yang digunakan adalah COSATI (Commite of Scientific and Tecnhnical information) yang terdiri dari 22 kategori subjek utama dan 178 sub kategori. Sistem ini tetap ada tetapi tidak digunakan lagi sejak tahun 1964.

Pada tahun 1970, sistem klasifikasi yang baru sebagai pengganti

COSATI yaituNTIS mulai diperkenalkan. Walaupun bergerak pada bidang yang sama dengan COSATI namun NTIS mengambil kategori lain yaitu mulai dari nomor 41 hingga 99 yang terdiri dari 39 kategori subyek utama dan 394 subkategori. Subyek kategori ditandai dengan dua angka sedangkan untuk sub kategori dengan dua angka dan satu huruf.20 Berikut ini contoh bagan kelas utama klasifikasiNTIS.

20

“National technical information services.” Artikel diakses pada 15 Mei 2009 dari


(36)

Tabel 1

Bagan Kelas Utama KlasifikasiNTIS:

NTIS SUBJEK

41 Manufacturing technology

43 Problem solving inf. State and local government

44 Healt planning

45 Communication

46 Physics

47 Ocean technology and angineering

48 Natural resource and earth science

49 Electrotechnology

50 Civil angineering

51 Aeronautics and aerodynamics

54 Astronomy and astrophysics

55 Atmospheric sciences

57 Medicine and biology

62 Computer, control and information sciences

63 Detection and countermeasures

64 Earth science

68 Environtmental pollution and control

70 Administration

71 Material sciences

72 Mathematical sciences

73 Non destructive testing

74 Military sciences

75 Missille technology


(37)

77 Nuclear sciences and technology

79 Ordinance

81 Propulsions and propellants

82 Photography and recording devices

84 Space technology

85 Transportation

88 Library and information sciences

89 Building industry technology

90 Government invention for licensing

91 Urban and regional technology and development

92 Behavior and society

93 NASA landsat program

94 Industrial and mechanical engineering

95 Biomedical technology and human factor engineering

96 Business and economics

97 Energy

98 Agriculture and food

99 Chemistry21

2. Pembagian kelas utama

Didalam klasifikasi NTIS pembagian sub-sub kelas dari kelas utama berbeda dari sistem klasifikasi DDC, dalam sistem klasifikasi NTIS sub-sub kelas ditambahkan dengan notasi huruf kapital dari bagan kelas utama. Berikut ini contoh pembagian sub-sub kelas dari nomor kelas utama 98 yaitu

Agriculture & Food:

21

Ernalia Subagio, Skema Klasifikasi National Technical Information Services: NTIS


(38)

Agricultural Chemistry 98A

The application of chemistry and chemical analysis to agriculture; fertilizer production; soil chemistry; chemistry of feeding stuffs; crop chemistry; biochemical studies. For food chemistry, use 98H.

Agricultural Economics98B

Economics conditions,markets subsidies, and policies affecting agriculture; farm management and finance; land and labor economics; prices and price control. See also 96C.

Agricultural Equipment, Facilities, & Operations98C

Agricultural engineering; agricultural machinery and tools; seed preservation; planting, fertilizing,mulching,weeding, and harvesting; pest and disease control tecniques and equipment; crop protection; crop drying and storage; farm construction and operation. For pest control, see also 57P.For food processing, use98H.

Agronomy, Horticulture, & Plant Pathology98D

Field Crop production; cultivation of orchads, gardens and nurseries; plant biology; plant breeding, propagation, and hybridizing; hydroponics. See also

57C.

Animal Husbandry & Veterinary Medicine98E

Production and care of domestic and wild animals; breeding, feeding, management, rearing, testing, and training; pets; animal pathology; toxic effect on domestic animals; animal quarantine; disease resistance, control and treatment; breeding, care, utilization of laboratory animals. See also57Z.


(39)

Fisheries & Aquaculture98F

Fishing, fishing equipment, and shipboard processing of fisheries products; cultivation of fishes, shellfish, and algae in fresh or salt water for commercial or recreational use; use of fish ladders and weirs; sport fishing. See also47D, 48B,and57Z.For fish processing, use98H.

Agriculture Resource surveys98G

Surveys to scan crop yield, soil moisture content, crop disease, and forest diseases. Includes fishery surveys; satellite and aerial surveys.

Food technology98H

Pasteurizing, Curing, canning, dehydrating, freezing, irradiation, freeze dryin, ect., of foods and other agricultural products; sanitation and fumigation of product; food additives and preservatives; analysis and inspection of products; storage, packaging, and display of products; kitchen and cooking equipment. For biochemical studies of food, see also57B.22

3. Cara penggunaanNTIS

Sedangkan cara penggunaan sistem klasifikasi NTIS pada dasarnya sama saja dengan sistem klasifikasi lainnya yaitu dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Melihat pada indeks istilah subyek yang dicari

b. Pada indeks akan mengacu ke nomor klasifikasi yang memuat istilah tersebut. Jika terdapat lebih dari satu nomor, maka sebaiknya periksa kembali untuk menentukan nomor mana yang paling sesuai.

22


(40)

Peraturan pengkatalogisasian yang digunakan adalah berdasarkan sistem AACR 2 (Anglo-American Cataloging Rules). Sedangkan untuk memudahkan dalam penemuan subyek ataupun kata kunci dari koleksi digunakan Inspec Thesaurus, Mikro Thesaurus, Thesaurus of Enginering & Term serta Spines Thesaurus.

Untuk pencarian cepat dalam penelusuran sesuai dengan pemaparan diatas berdasarkan penggunaan klasifikasi NTIS di U.S.A dapat menggunakan istilah-istilah penelusuran sebagai berikut:

Abstract AB

Accession number AN

All fields All

Author AU

Author affiliation AF

Availability AV

Classification code CL

Contract number CT

Controlled term CV

Country of origin CO

Document type DT

Filing date PA

Language LA

Monitoring agency AG

Notes NT

Patent issue date PI

Report number RN

Subject/Title/Abstract KY

Title TI

Uncontrolled term FL23

Daftar istilah diatas memiliki singkatan sesuai dengan rincian data klasifikasiNTISyang digunakan di U.S.A untuk pencarian yang lebih cepat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

23


(41)

32 A. Gambaran Umum BPPT

1. Sejarah BPPT

Awalnya BPPT merupakan salah satu divisi Pertamina, tepatnya Divisi Teknologi Maju (Advanced Tecnology) dan Teknologi Penerbangan (ATTP). Divisi ini kemudian mengalami perubahan dengan adanya keputusan Dewan Komisaris Pemerintah No. 04/KPTS/K/DKKP/1976 tanggal 1 April 1976 yaitu Divisi Teknologi Maju berubah menjadi Divisi Teknologi Maju Pertamina (Advanced Tecnology Pertamina-ATP). Kemudian pada tahun 1978 berdasarkan kepres No. 25 tahun 1978, divisi ini berkembang menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Yang lokasinya terletak di Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta Pusat.

Dalam perjalanan selama 25 tahun jabatan Kepala BPPT selalu dirangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Dalam kurun waktu tersebut BPPT telah melakukan perubahan-perubahan organisasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan internal dan eksternal. Organisasi BPPT pada bulan April 2006 resmi terpisah dengan organisasi Kementrian Riset dan Teknologi dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2006 tentang pengangkatan Kepala BPPT.


(42)

2. Visi dan Misi BPPT VISI:

Teknologi sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka kemandirian bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

MISI:

a. Mewujudkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi (technology center of excellence).

b. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi.

c. Meningkatkan peran audit dan komersialisasi teknologi. d. Meningkatkan daya saing dan produktivitas industri

B. Gambaran Umum Perpustakaan BPPT

1. Sejarah Perkembangan Perpustakaan BPPT

Perpustakaan BPPT berdiri pada tahun 1977 dengan nama perpustakaan Divisi Teknologi Maju Pertamina (Advanced Tecnology Pertamina-ATP), sesuai dengan nama BPPT pada saat itu yang merupakan suatu divisi dari pertamina. Sejak nama Divisi Maju Pertamina berubah menjadi BPPT melalui SK No. 25 th. 1978, maka dengan adanya perubahan tersebut membawa perubahan juga bagi perpustakaan menjadi bagian Dokumentasi dan Perpustakaan BPPT yang secara struktural berada dibawah sekretariat badan organisasi tersebut.


(43)

Pada tahun 1982 , melalui SK Presiden RI No. 31 tahun 1982 BPPT mengalami perubahan organisasi, sehingga nama perpustakaan berubah menjadi Bagian Sistem Informasi dan Perpustakaan (BSIP) yang secara struktural berada di bawah biro keuangan dan Sarana-Deputi Administrasi BPPT. Dengan adanya reorganisasi pada tahun 1992 melalui SK Presiden RI No. 47 tahun 1991, maka secara struktural perpustakaan berada dibawah Pusdiklat dan berganti nama menjadi Bidang Perpustakaan Pusdiklat BPPT, yang memiliki tugas pokok sebagai berikut: a. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dalam rangka mendukung

kegiatan unit-unit kerja di lingkungan BPPT

b. Menyiapkan dan menyajikan bahan pustaka serta pelayanan perpustakaan dan bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengolahan bahan pustaka serta sarana perpustakaan.

Dengan semakin pentingnya peranan BPPT dalam melakukan pengkajian dan penerapan teknologi yang diperlikan dalam pembangunan serta semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka peranan pelayanan informasi ilmiah dan teknologi menjadi semakin penting pula dalam menunjang kegiatan BPPT. Berdasarkan atas keputusan Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi No. SK/001/KA/BPPT/1/1992, Perpustakaan BPPT sebagai sebuah perpustakaan khusus yang berada dibawah lembaga non Departmen, mempunyai tugas mendukung kegiatan unit-unit di lingkungan BPPT, khususnya kegiatan pusdiklat.


(44)

Pada tahun 1998 keluar surat keputusan Ketua BPPT No. SK/072/BPPT/VIII/1998 tentang organisasi dan tata kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pasal 182, secara struktural Perpustakaan Pusdiklat BPPT berada dibawah Pusdiklat dengan tugas melaksanakan penyediaan, pengolahan dan pelayanan bahan pustaka, informasi perpustakaan, serta pemasyarakatan hasil-hasil penelitian BPPT.

2. Tugas dan Fungsi

Setiap lembaga atau badan hukum tertentu, mempunyai tugas dan fungsi yang jelas. Dalam lingkup Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, kebutuhan informasi yang berkaitan dengan teknologi sangat diperlukan secara cepat, tepat dan akurat.

Tujuan dari perpustakaan BPPT merupakan salah satu fokus kegiatan Bidang Perpustakaan BPPT. Tujuan tersebut adalah mengembangkan sistem otomasi perpustakaan, agar tercipta sistem temu kembali informasi yang dapat meningkatkan hasil penelusuran, kecepatan dan efisiensi kerja. Selain itu tujuan yang lainnya adalah melakukan kegiatan pengumpulan, penelusuran produk penelitian dasar dan terapan untuk kemudian diolah menjadi paket informasi teknologi tepat guna.

Fungsi Perpustakaan BPPT adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pusat deposit hasil-hasil penelitian BPPT dan sebagai tempat pengakuisisian bahan pustaka.

b. Tempat pengembangan sistem informasi dan otomasi perpustakaan c. Tempat penyajian bahan pustaka dan pelayanan informasi perpustakaan


(45)

Fokus kegiatan bidang Perpustakaan BPPT ialah melaksanakan kegiatan pengkajian, penerapan dan pengembangan sistem informasi dan perpustakaan untuk mengolah informasi IPTEK, agar penggunaan informasi dapat dimanfaatkan secara tepat dan efisien.

Informasi IPTEK menjadi tepat dan efisien ditunjang oleh visi yang jelas dan terarah. Visi perpustakaan BPPT adalah menjadikan institusi, terdepan di bidang pelayanan dokumentasi dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta mendukung penyebarluasan dan pemasyarakatan hasil-hasil penelitian BPPT. Adapun misinya adalah melaksanakan kegiatan pembinaan, penelitian dan pemberian jasa dokumentasi dan informasi ilmiah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Perpustakaan PDIS BPPT merupakan unit kerja yang bertugas menyediakan, mengolah dan memasyarakatkan hasil-hasil penelitian BPPT. Sesuai dengan kompetensi BPPT, koleksi perpustakaannya meliputi berbagai bidang teknologi yaitu :

a. Teknologi Pangan b. Teknologi Energi c. Teknologi Transportasi

d. Teknologi Informasi dan Telekomunikasi e. Teknologi Pertanian dan Keamanan f. Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan g. Teknologi Material


(46)

i. Teknologi Rancangan Bangunan

j. Teknologi Sumber Daya Alam dan Mineral k. Teknologi Kelautan dan Kedirgantaraan l. Kebijakan Teknologi

Perpustakaan BPPT terbuka untuk peneliti, Mahasiswa dan Masyarakat umum, serta siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai pengkajian-penerapan teknologi. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, pengguna perpustakaan dapat berkunjung langsung, memanfaatkan koleksi dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan BPPT atau bisa juga menghubungi via telpon, fax dan e-mail.

Meskipun demikian, koleksi perpustakaan BPPT hanya dapat dipinjam oleh anggota perpustakaan yang terdaftar. Keanggotaannya hanya berlaku bagi pegawai BPPT dan Kantor Mentri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT).

Letak perpustakaan BPPT berada di Gedung II BPPT lantai IV, ruang 0401, beralamat di Jl. M.H. Thamrin Jakarta Pusat-10340, tlp. 021-3069089-3169089. fax. 0213101802. adapun jadwal buka perpustakaan BPPT yaitu :

Senin-Jumat : Jam 08.00-15.30 WIB. Istirahat : Jam 12.00-13.00 WIB.


(47)

3. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia

PUSAT DATA, INFO RMASI dan STANDARDISASI

BIDANG D ATA dan INFORMASI

SUBBIDANG PENYAJIAN DAT A &

INFORMASI SUBBIDANG SISTEM APLIKASI SUBBIDANG ST ANDARDISASI ST ANDAR SUBBIDANG AKREDIT ASI BIDANG SIST EM dan

JAR INGAN

BIDANG STAND ARD ISASI dan AKREDITASI

SUBBAGIAN T ATA USAHA

SUBBIDANG PENGEMBANGAN

DAT A & INFO RMASI SUBBIDANG JARING AN BIDANG PERPUSTAK AAN SUBBIDANG AK UISISI & PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA SUBBIDANG PELAYANAN JASA KEPUSTAKAAN SUBBIDANG SISTEM INFORMASI dan OTOMASI KEPUSTAKAAN

Ir. Zainul Azwar E. M Sc Ir. C hairul Anwar MSi. A. Ismed Yanuar M.Eng

Ir. Rinyta D . Munaf M M

Ir. Bam bang N urc ahyadi M M

Ir. Fac hruddin Rahmat M Si

Amir Dahlan ST, M .Kom

Ir. T aslim Rachmadi MS i

Drs. IGN. N usantara W ijaya M M

Ir. A nis Suryon o

Ram atun Anggraeni S .Sos

A nne Parlina, Dip l.Ing.

Lisda R ahayu SIP, MHum Ir. Is m an Justanto MSCE

Juliati Junde, Msc

K O M P O S I S I P E N D I D I K A N

1 7

6 4

S 2 S 1 < S 0

Struktur Organisasi Struktur Organisasi PDISPDIS

Dan Struktur organisasi Perpustakaan BPPT

Dan Struktur organisasi Perpustakaan BPPT

Sumber daya manusia (SDM) perpustakaan adalah pengelola perpustakaan BPPT yang terdiri dari 14 orang, dengan berbagai macam tingkat jabatan. Pengelola perpustakaan BPPT dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Kepala PDIS

Ir. Isman Justanto, M.Sc.

b. Kepala Bidang Perpustakaan BPPT Dra. Julianti Junde, Msc.

c. Kepala sub. Bidang Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka.

Ramatun Anggraeni Kiemas, MSc. Yang membawahi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :


(48)

1) Pengadaan

Ramatun Anggraeni Kiemas, MSc. Dan TIM 2) Katalogisasi dan Klasifikasi

Dra. Lies Suliestyowati, Msi. Suci Wulandari, S.Sos, dan Sri Hendro Suryono, BA. 3) Perawatan dan Pemeliharaan

Sugito

d. Kepala Sub. Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan.

Staf pada sub. Bidang pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan:

1) Anne Parlina Dipl.Ing

2) Drs. Bambang Milono, MM, dan 3) Eka Meifrina, MM.

e. Kepala sub. Bidang pelayanan jasa perpustakaan

Lisda Rahayu, SS, M.Hum Yang membawahi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Sirkulasi dan Meja Informasi Jaenudin

2) Penelusuran Informasi dan Jasa Rujukan Dra. Ernalia A. Subagyo, MM.

3) Majalah, CD-ROOM, SDI dan CAS Adang Syarif


(49)

4. Koleksi

Koleksi yang dimiliki perpustakaan BPPT adalah koleksi khusus bidang Teknologi. Koleksi tersebut yaitu :

Tabel 2

Koleksi Khusus Bidang Teknologi

No Jenis Koleksi Jumlah

1. Buku 20. 167 Judul

2. Majalah Hadiah Luar Negeri & Dalam Negeri 13.500 Judul

3. Majalah Langganan 30 Judul

4. Jurnal Online Proquest

5. Laporan Online 14.000 Judul

6. Laporan Ilmiah BPPT 1.744 Judul

7. CD-ROM Full Teks : a. IEEE/IEE

b. Aplikasi Science & Technology c. Directory Trade & Industry 1997 d. ASTM Standard 2001.

e. ISO Quality f. Enflex g. Food & Drug h. Omni File

1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 8. CD Musik Tradisional Nusantara 2 Judul

9. CD Teknologi Tepat Guna 5 Judul

10. Peta 30 Judul

12. Surat Kabar 10 Judul

13. Katalog Universitas DL/LN 180 Judul


(50)

5. Sarana dan Prasarana

Setiap perpustakaan harus mempunyai sarana dan prasarana yang di pergunakan sebagai alat untuk mempermudah pengunjung. Salah satu sarana yang sangat penting adalah ruangan. pada perpusatakaan BPPT ruangan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu ruangan sirkulasi/meja informasi, ruangan koleksi bahan pustaka, ruangan CD-ROM, ruang baca, ruang fotocopy, raung majalah, ruang koleksi interen, ruang pengadaan, ruang surat kabar, mushola, dan lain sebagainya. Luas keseluruhan perpustakaan BPPT adalah 342 M2 (denah perpustakaan terlampir).

Sarana dan Prasarana lainnya kami paparkan dalam tabel sebagai berikut ini:

Tabel 3

Sarana Dan Prasarana Bidang Perpustakaan BPPT No Jenis Perlengkapan/Sarana Jumlah 1. Komputer PC Jaringan Server 21 Unit

2. KomputerCD-ROM 5 Unit

3. Mesin Fotocopy 1 Unit

4. Rak Buku 39 Unit

5. Rak Display Majalah 8 Unit

6. Rak Display Kolaran 6 Unit

7. Meja dan Kursi Baca 36 Unit

8. Meja dan Kursi Kerja 19 Unit

9. Meja dan Kursi Sirkulasi 5 Unit

10. Coler Printer 1 Unit


(51)

12. Barcode Reader 1 Unit

13. DVD Writer 2 Unit

14. Filling Kabinet 2 Unit

15. Filling Kartu Anggota 5 Unit

16. Lemari Kaca 1 Unit

17. Kardeks 5 Unit

18. Printer Laser Jet 4 Unit

19. Scanner 3 Unit

20. Meja Dorong Buku/Majalah 4 Unit

21. Loker 2 Unit

22. Video 1 Unit

23. TV 1 Unit

24. Kulkas 1 Unit

6. Kegiatan Teknis (Technical Services) a. Pengadaan

Karyawan maupun peneliti BPPT dapat mengajukan usulan pengadaan bahan pustaka sesuai dengan bidang subyek deputi dan minat, dengan cara mengajukan usulan kepada kepala bidang perpustakaan dengan persetujuan dari kepala deputi/ sub.Direktorat ataupun ketua kelompok kegiatan penelitian yang ada di BPPT. Prosedur administrasi urusan pengadaan dilakukan oleh bagian evaluasi, keuangan dan perlengkapan BPPT. Melalui Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Personil (PPKP). Kegiatan-kegiatan urusan pengadaan : 1) Mengedarkan daftar terbitan terbaru dari penerbit kepada peneliti


(52)

2) Menerima Form daftar pesanan bahan pustaka dari pemakai 3) Menyeleksi pesanan bahan pustaka

4) Membuat surat pesanan ke Pimpro PPKP untuk merealisasi pengadaan bahan pustaka

5) Melakukan pemesanan bahan pustaka 6) Memeriksa data koleksi yang sudah datang

7) Mengambil bahan pustaka yang dihadiahkan ke perpustakaan 8) Mengadakan peralatan perpustakaan dan ATK (Alat Tulis Kantor). b. Metode Pengadaan

1) Pembelian/berlangganan

Para peneliti maupun karyawan BPPT dapat mengajukan bahan pustaka yang mereka perlukan guna menunjang kegiatan mereka. Biasanya pengadaan buku terbitan dalam negeri dapat terealisasi satu bulan, sedangkan pesanan buku-buku terbitan luar negeri memerlukan waktu tiga sampai dengan lima bulan.

2) Hadiah

Perpustakaan BPPT menerima hadiah berupa buku, majalah, ataupun brosur dari beberapa Instansi/Yayasan. Hadiah yang diterima diolah seperti bahan pustaka lainnya, namun jika hadiah yang diperoleh tersebut sesuai dengan tujuan perpustakaan, maka bahan pustaka tersebut akan dihadiahkan ke perpustakaan lain yang berminat dan membutuhkannya.


(53)

3) Tukar-menukar

Pengadaan bahan pustaka dengan cara ini jarang dilakukan. Tetapi bila ada permintaan dari perpustakaan atau lembaga lain maka Perpustakaan BPPT akan mengirimkan beberapa majalah BPPT atau abstrak dan indeks terbitan perpustakaan BPPT.

c. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian pengadaan setelah bahan pustaka datang, yaitu :

1) Mencatat buku baru ke dalam buku induk

Pemberian status buku menurut cara perolehannya yaitu :

B : untuk bahan pustaka yang diadakan dengan cara pembelian H : untuk bahan pustaka yang dihadiahkan.

T : untuk bahan pustaka yang didapat dengan cara tukar-menukar. Mencatat nama pengarang

Mencatat judul bahan pustaka Mencatat tahun terbit bahan pustaka Pencatatan nomor inventaris, contoh 2247/B/08

2247 : Nomor induk sesuai nomor urut, terdiri dari 4 digit B : Bahan Pustaka beli

08 : Tahun datangnya buku. Mencatat jumlah eksemplar


(54)

a) Stempel perpustakaan b) Stempel inventaris d. Klasifikasi dan Katalogisasi

Berbeda dengan sistem klasifikasi perpustakaan pada umumnya yang menerapkan sistem DDC (Dewey Decimal Classification) ataupun

UDC(Universal Decimal Classification), Perpustakaan BPPT menerapkan sistem klasifikasiNTIS(National Technical Information Services) dari U.S

Departement of Commerce.

Kegiatan urusan klasifikasi dan katalogisasi adalah :

1) Menentukan kode dan nomor klasifikasi dokumen. Kode dokumen di tentukan berdasarkan jenis-jenis dokumennya.

2) Memasukan data bahan pustaka ke pengkalan data. Data bahan pustaka yang sudah di tentukan kode dan nomer klasifikasinya, dimasukan ke pangkalan data. Nama pangkalan data untuk kegiatan ini adalah pangkalan data pengolahan koleksi perpustakaan BPPT. Informasi tercantum adalah: No. Record (akan terisi secara otomatis), jenis dokumen (berisi kode dokumen), kode NTIS, tahun penerimaan dokumen tersebut, nomor inventaris, subyek (yang akan terisi secara otomatis jika kita mengisi kode NTIS), judul dokumen, pengarang, kolasi (banyaknya halaman), kode penerbit, tahun terbit, bahasa, eksemplar, lokasi dokumen tersebut, tsatus kode, kode penyalur, abstrak, pengadaan (berisi doke metode pangadaan), stock opname, tanggal data, operator (nama pengkatalog), sumber.


(55)

e. Prinsip deskripsi bibliografi bibdang perpustakaan BPPT adalah: 1) Tajuk entri utama yang penangung jawabnya lebih dari satu orang,

tidak selalu diambil nama penanggung jawab terlebih dahulu. Tetapi jika salah satu dari pananggunmg jawab adalah orang dari kalangan BPPT, maka orang itulah yang akan dijadikan tajuk entri utama.

2) Nama penerbit tidak ditulis secara langsung dalam deskripsi bibliografi, tetapi ditulis berdasarkan kode, yang dibuat sendiri oleh staf perpustakaan.

3) Tampilan katalog yang akan terlihat di katalog on-line di bagian sirkulasi hanya memuat informasi sebagai berikut: nomor panggil (call number), judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, halaman, eksemplar, bahasa, subyek, nomor barcode, dan lokasi.

f. Bibliografi, Indeks dan Abstrak 1) Bibliografi

Perpustakaan BPPT membuat kegiatan bibliografi tercetak untuk koleksi perpustakaan BPPT, seperti buku, majalah, prosiding, thesis, danCD- ROM

2) Pengindeksan

Pengindeksan dilakukan untuk semua koleksi perpustakaan BPPT. Dalam membuat kata kunci/ deskriptor digunakan alat bantu yaituthesaurus.

Thesaurusyang digunakan yaitu:

a) Inspec thesaurus( bidang elektrinoka, fisika dan komputer) b) Spines thesaurus(bidang ilmu pengetahuan dan teknologi)


(56)

c) Marco thesaurus( bidang sosial, dan ekonomi)

d) Energy information database: subject, thesaurus( bidang energi). 3) Abstrak

Pengabstrakan dilakukan untuk semua koleksi perpustakaan BPPT. Pada koleksi Intern biasanya abstrak sudah dibuat oleh penulisnya, sedangkan pada koleksi yang belum memiliki abstrak, dibuatkan abstraknya oleh bagian pengolahan.

g. Penjilidan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka

Bagian ini bertanggung jawab terhadap penjilidan dan pemeliharaan bahan pustaka, setelah bahan pustaka tersebut di beri nomor kelas dan dimasukan datanya ke pangkalan data.

Tugas bagian penjilidan dan pemeliharaan adalah:

1) Melengkapi bahan pustaka dengan atribut seperti: kartu buku, label buku, slip peringatan, slip tanggal kembali dan kantong buku

2) Mambuat karetu buku untuk bahan pustaka baru dan bahan pustaka lama yang hilang kartu bukunya

3) Memberikan label pada bahan pustaka yang baru ataup[unb yang lama yang sudah rusak. Label yang digunakan dibuat dari stiker polos yang berukuran 2X2.5

4) Memeriksa keadaan bahan pustaka untuk mengetahui kondisi bahan pustaka tersebut, apakah keadaan fisiknya masih baik atau memerlukan perawatan lebih lanjut, seperti penjilidan ulang dan perbailkan halaman yang lepas


(57)

5) Memeriksa atribut bahan pustaka, lengkap atau tidak

6) Melengkapi data yang kurang. Bahan pustaka yang telah selesai di proses kemudian di periksa ulang untuk melengkapi data-data yang belum lengkap

7) Mengatur kegiatan pest kontrol dan fumigasi h. Otomasi Perpustakaan

Sesuai dengan berkembangnya teknologi maka pengelolaan perpustakaan secara manual dirasakan tidak tepat lagi. Kebutuhan informasi yang tepat dan cepat memerlukan adanya suatu prosedur yang baru. Maka pada tahun 1983 perpustakaan BPPT mulai memanfaatkan teknologi komputer dalam mengelola data dan informasi yang ada di perpustakaan, dengan menggunakanMYSQL

Sejalan dengan berkembangnya teknologi, sementara sistem dan perangkat yang digunakan sudah tidak memenuhi, maka perpustakaan BPPT mengembangkan suatu sistem terpadu perpustakaan yang dirancang sendiri ( in house system) dengan menggunakan microsoft access sejak tahun 1998. pengembangn ini dilakukan bekerjasama dengan Direktorat Teknologi Elektronika dan Informatika BPPT.

Pangkalan Data yang digunakan di Perpustakaan BPPT adalah: 1) Pangkalan data pengolahan

2) Pangkalan data pelayanan 3) Pangkalan data artikel jurnal


(58)

i. Publikasi dan Reprografi

Bidang ini bertugas mempublikasikan dan mereprografikan daftar dan abstrak koleksi perpustakaan dalam bentuk tercetak dan elektronik. Contoh kegiatan publikasi: menyebarluaskan indeks koleksi CD–ROM

mengenaiISO Quality. Sedangkan kegiatan reprografi: mereproCD-ROM

laporan hasil-hasil penelitian (intern) yang dihasilkan perpustakaan. 7. Pemakai

Perpustakaan BPPT merupakan perpustakaan khusus yang tidak hanya melayani kebutuhan informasi bagi karyawan BPPT saja, tetapi juga melayani pengguna dari luar lingkungan BPPT. Akan tetapi pengguna dari luar tidak dapat menjadi anggota perpustakaan, oleh karena itu mereka tidak dapat meminjam bahan pustaka, hanya dapat membaca di tempat dan mengkopi bahan pustaka tersebut. Pemakai di perpustakaan BPPT dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:

a. Pemakai dari BPPT (Intern)

Pemakai intern menurut Deputi masing-masing yaitu : Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tehnik Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA), Tehnik Agro Industri dan Biotek (TAB), Tehnik Informasi Energi dan Material (TIEM), Tehnik Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR). Sedangkan menurut pusat seperti Pusdiklat dan UPT yaitu : Laboratorium Uji Konstruksi, Hujan Buatan, Ethanol Protein Sel Tunggal dan Gula, Aerogas Dinamika dan Getaran, Laboratorium Sumberdaya Energi, Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan


(59)

Porselin, Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika, Baruna Jaya, dan Staf kantor Menristek.

b. Pemakai dari luar BPPT (Ekstern)

Pemakai ekstern terdiri dari pelajar/mahasiswa, peneliti, dan pegawai dari instansi lain yang berkunjung ke perpustakaan BPPT.

8. Jenis dan Sistem Layanan (Public Services)

Sistem Pelayanan yang diterapkan Perpustakaan BPPT adalah sistem

Open Access atau pelayanan terbuka, dimana pengguna dapat mencari dan melihat koleksi langsung ke rak. Perpustakaan BPPT juga menerapkan sistem layanan tertutup (Close Acces) untuk koleksi Intern yang merupakan terbitan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para peneliti BPPT. Tersedia juga layanan penelusuran koleksi melalui internet dengan alamat

http://perpustakaan.bppt.go.id atau dapat juga mengirimkan e-mail ke alamat

perpustakaan@hotmail.com.

a. Subbidang Pelayanan dan Jasa Perpustakaan

Subbidang Pelayanan dan Jasa Perpustakaan BPPT membawahi 3 urusan yaitu:

1) Jasa Sirkulasi dan Meja Informasi

Pelayanan sirkulasi yaitu pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang diberikan kepada anggota perpustakaan. Urusan sirkulasi juga sekaligus bertindak sebagai meja informasi, yaitu staf sirkulasi bertugas menangani peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dan juga memberikan penjelasan kepada pemakai perpustakaan mengenai layanan perpustakaan.


(60)

Meja informasi yaitu bila pengguna memerlukan atau meminta informasi mengenai jasa-jasa yang disediakan di perpustakaan, cara pemakaian fasilitas-fasilitas serta hal-hal umum dalam menggunakan jasa perpustakaan.

Para pengunjung yang datang ke perpustakaan BPPT harus mengisi daftar pengunjung yang tersedia di meja sirkulasi. Dari data tersebut nantinya akan dibuatkan data statistik pengunjung perpustakaan BPPT setiap bulannya. Data statistik itu dibuat agar perpustakaan dapat mengetahui jumlah pengunjung berdasarkan asal (peneliti, mahasiswa, dosen, pelajar dan umum) dan tingkat pendidikan untuk kemudian dikembangkan sesuai profil minat dari statistik keterpakaian koleksi.

Kegiatan-kegiatan urusan sirkulasi dan meja informasi, yaitu: a) Pendaftaran Anggota Baru

Keanggotaan perpustakaan BPPT bersifat tertutup, anggota perpustakaan terbatas pada karyawan BPPT dan KMNRT, yang telah diangkat menjadi pegawai negeri dan mempunyai NIP (Nomor Induk Pegawai). Karyawan yang berminat menjadi anggota perpustakaan harus terlebih dahulu mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota, yang harus diketahui oleh pimpinan/kepala Deputi, serta menyerahkan pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar. Setelah itu staf perpustakaan akan memasukan data yang telah diisi oleh calon anggota ke database anggota dan buku besar


(61)

keanggotaan. Maka secara otomatis akan keluar barcode anggota, yang akan diberikan dan ditempelkan di kartu identitas pegawai (ID Card). Jika anggota tersebut akan meminjam bahan pustaka, cukup di scan barcode anggota dan barcode bahan pustaka yang akan dipinjam, maka secara otomatis akan langsung diketahui judul dan nomor kelas serta tanggal pengembalian bahan pustaka tersebut. Melaluibarcodeanggota, juga dapat diketahui jumlah dan bahan pustaka apa saja yang sedang dipinjam serta batas waktu pengembalian.

b) Peminjaman dan Pengembalian Bahan Pustaka

Setiap anggota perpustakaan hanya diperbolehkan meminjam maksimal tiga buku selama 1 bulan, dan dapat diperpanjang sebanyak tiga kali selama bahan pustaka tersebut tidak diperlukan oleh anggota lainnya. Proses peminjaman harus dilakukan oleh anggota untuk menandatangani kartu peminjaman, apabila terjadi keterlambatan pengembalian ataupun kehilangan bahan pustaka, perpustakaan dapat mengajukan surat tagihan bahan pustaka dan dikenakan denda sebesar Rp. 500/hari untuk satu buku. Seluruh koleksi dapat dipinjam, kecuali koleksi CD-ROM

dan koleksi hasil-hasil penelitian (intern). Untuk koleksi reference diberikan waktu satu hari atau pada hari libur sabtu dan minggu dengan memberikan jaminan berupa KTP/SIM dan dicatat pada buku peminjaman sementara. Sedangkan untuk koleksi majalah


(62)

diberikan waktu tiga hari dan peminjam harus terlebih dahulu mengisiformpeminjaman majalah.

Peminjaman buku Layanan sirkulasi Perpustakaan BPPT sudah terkomputerisasi sehingga anggota yang ingin meminjam bahan pustaka hanya menyerahkan kartu identitas karyawan (ID Card). Kartu tersebut kemudian di scan dengan barcode reader, agar dapat diketahui nomor anggotanya. Kemudian staf perpustakaan dapat mengambil kartu peminjaman dari kardeks yang tersusun menurut nomor urut anggota. Kemudian bahan pustaka yang akan dipinjam di scan, maka secara otomatis akan diketahui judul dan batas waktu peminjaman.

Kartu peminjaman diisi oleh petugas, nomor kelas bahan pustaka, nomor anggota, serta cap tanggal kembali bahan pustaka tersebut. Kemudian anggota yang meminjam harus menandatanganinya, kartu bahan pustaka dan slip tanggal kembali yang tertmpel di bahan pustaka juga diberi cap tanggal kembali. Proses peminjaman juga dicatat di buku besar peminjaman/pengembalian untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti, listrik padam, sistem komputer rusak dan lain sebagainya.

Pengembalian buku pengembalian bahan pustaka harus sesuai dengan waktu yang ditentukan, jika tidak maka peminjam akan terkena denda yang telah ditentukan oleh perpustakaan yaitu


(63)

sebesar Rp. 500,-/hari. Bahan pustaka yang kembali di scan, maka akan keluar identitas bahan pustaka tersebut, identitas peminjam, dan jumlah denda jika terlambat mengembalikan. Setelah itu petugas mengambil kartu peminjaman pada kardeks, lalu nomor bahan pustaka yang tercantum pada kartu dicoret, menandakan bahan pustaka telah kembali. Kemudian proses tersebut dicatat di buku besar peminjaman atau pengembalian.

c) Jasa Fotokopi

Bagi para pengguna perpustakaan yang bukan anggota perpustakaan, dapat memanfaatkan fasilitas layanan fotokopi ini, apabila memerlukan informasi dari koleksi yang ada di perpustakaan. Biaya untuk layanan fotokopi sebagai berikut ini: Anggota/pegawai BPPT

Koleksi umum Rp. 150,-per lembar

CIC Rp. 250,-per lembar

Non anggota/umum

Koleksi umum Rp. 250,-per lembar

CIC Rp. 1.000,-per lembar

2) Urusan Promosi Jasa Perpustakaan

Bagian ini bertugas untuk mempromosikan dan mensosialisasikan koleksi dan jasa serta layanan perpustakaan BPPT, baik melalui internet papan pengumuman maupun melalui pnyebaran brosur dan pamphlet kepada pegawai BPPT maupun masyarakat umum.


(64)

3) Urusan Masalah,SDI,CAS

a) Majalah

Selain menyediakan bahan pustaka berupa buku, perpustakaan BPPT juga menyediakan layanan majalah ilmiah. Bagian ini menerima majalah yang telah diolah dari bagian pengadaan, yang kemudian dikirim ke bagian pelayanan disertai dengan berita acara. Bagian majalah bertugas mengelola majalah ilmiah baik yang dilanggan maupun hadiah. Majalah yang telah dicatat kemudian dientri kedalam database kemudian dimasukan kedalam box dan diberi nama majalah tersebut kemudian disusun, agar memudahkah penelusuran kembali. Majalah yang lebih dari lima eksemplar akan dijilid setiap bulannya.

Layanan majalah ilmiah dibedakan dari layanan koleksi lainnya, majalah ilmiah hanya dapat dipinjam dalam tiga hari. Jangka waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan buku, karena koleksi majalah bersifat Current serta banyak dibutuhkan pemakai. Yang akan meminjam majalah terlebih dahulu harus mengisi form peminaman majalah. Form tersebut berisi nama peminjam, judul majalah, tanggal kembali serta tandatangan peminjam dan petugas. Koleksi majalah hanya dapat dipinjam oleh anggota perpustakaan BPPT.

Bagian majalah bertanggungjawab atas pembuatan statistik majalah yang dibaca setiap bulan, majalah yang dipinjam dan majalah baru setiap bulannya. Bagian ini juga menangani


(65)

pengolahan peraturan pemerintah yang terdapat pada business news. Business news terbit tiga kali dalam seminggu, dan susunan sama seperti koleksi majalah.

b) Jasa Penyebaran Informasi Terseleksi/SDI (selected dessimination of information)

Jasa penyebaran informasi terseleksi adalah kegiatan layanan perpustakaan dalam memberikan informasi terbaru yang terseleksi dari berbagai sumber mengenai perkembangan IPTEK sesuai dengan bidang minat peneliti. Permintaan dari pemakai datang melalui e-mail, Telepon, surat, fax, maupun dating langsung ke perpustakaan untuk menyerahkanpilihan artikel yang diminati kepada petugas perpustakaan.

Penelusuran akan dilakukan oleh petugas perpustakaan melalui berbagai macam sumber seperti: sumber koleksi perpustakaan, CD-ROM, LIPI, perpustakaan lain, dan internet. Lama penelusuran tergantung dari jenis sumber, untuk sumber dari koleksi perpustakaan bisa secepatnya, sumber dari LIPI dua hari , sumber dari internet dua hari, sumber dari perpustakaan lain tergantung dari perpustakaan tersebut, apakah informasi tersebut ada atau tidak.

c) Jasa Kesiagaan Informasi atauCAS(Current Awarness Services) Jasa kesiagaan informasi adalah layanan yang diberikan perpustakaan kepada para peneliti BPPT untuk dapat mengikuti


(66)

perkembangan IPTEK dengan memberikan informasi baru serta fasilitas langganan secara gratis daftar isi majalah ilmiah terbaru sesuai bidangnya. Jasa ini juga disebut dengan jasa informasi kilat. Penerima jasa CAS (Current Awarness Services) yang berminat untuk mendapatkan artikel dapat langsung memesannya melalui perpustakaan atau dapat langsung ke PDII-LIPI. Perpustakaan juga melanggan daftar isi majalah dari PDII-LIPI. Untuk mempermudah pelaksanaan CAS, maka perpustakaan membuat suatu daftar yang disusun berdasarkan: judul majalah, desrtai dengan nama peneliti yang membutuhkan majlah tersebut secara alfabetis. Dan nama peneliti desertai nama judul majalah yang dibutuhkan sesuai bidang dan minat.

d) Laporan hasil-hasil Penelitian (intern)

Laporan intern merupakan laporan dari kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti BPPT. Laporan hasil penelitian (intern) ditempatkan ditempat terpisah dari koleksi lainnya dan diberi kode IA (artikel), IL (Laporan), IP (prosiding), IR (referensi), dan IB (buku). Untuk meminjam koleksi tersebut, pemakai terlebih dahulu mengisi daftar peminjaman koleksi laporan hasil penelitian (maksimal tiga judul) nomor kelas dan nama peminjam, kemudian petugas yang akan mencari dan mengambilnya kemudian diberikan kepada pemakai. Laporan penelitian yang telah selesai dibaca harus dikembalikan kepada


(1)

680 Pembuatan Produk untuk penggunaan khusus, 690 Bangunan. Dimana 10 (sepuluh) divisi tersebut akan dibagi lagi kedalam 100 (seratus) seksi. Hal inilah yang tidak terdapat dalam sistem klasifikasi NTIS oleh karena itu praktisi NTIS mengatakan subjek-subjek dari sistem klasifikasi NTIS kurang mendalam jika dibandingkan dengan sistem klasifikasiDDC.

Permasalahan selanjutnya adalah tentang proses pengklasifikasian antara kalsifikasi NTIS dan DDC terkait dengan kecepatan waktu yang dibutuhkan. Menurut praktisisi NTIS sistem klsifikasi ini jauh lebih cepat dalam proses pengklasifikasian jika dibandingkan dengan dengan DDC, hal tesebut dikarenakan didalam sistem klasifikasi NTIS subjeknya kurang mendalam dan divisi kelasnya sedikit sehingga mudah ditemukan. Selain itu pada perpustakaan BPPT tidak menggunakan divisi kelas yang digunakan hanya kelas utamanya saja. Dengan sistem kasifikasi NTIS dalam waktu 1 (satu) hari dapat dikelaskan 30 (tiga puluh lima) judul berbeda dalam sehari baik koleksi intern maupun koleksi umum.

Menurut penulis hal tersebut menjadi sangat wajar jika perpustakaan BPPT dapat mengklasifikasi buku dalam sehari bisa mencapai 30 buku, hal tersebut dikarenakan perpustakaan BPPT tidak menggunakan divisi kelas untuk setiap pembagian divisi pada kelas utamanya sedangkan pembagian kelas utama didalam sistem klasifikasiNTIShanya mencapai 38 subjek utama. Disini sangat jelas yang membuat proses pengklasifikasian dengan NTIS di perpustakaan BPPT bisa lebih cepat bukan dikarenakan petugas klasir yang sangat menguasai keilmuan tentang NTIS dari pada DDC tetapi ada


(2)

75

pemotongan prosedur alur kerja dari sistem klasifikasi NTIS yaitu dengan tidak menggunakan semua divisi yang ada pada bagan klasifikasi NTIS dan menurut penulis hal ini tidak sesuai dengan penggunaan klasifikasiNTISyang sesungguhnya dan akan menimbulkan masalah mengingat perpustakaan BPPT memiliki koleksi yang cukup besar.


(3)

76

Bab ini merupakan yang terakhir dari semua bab yang telah dibahas, dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan di analisa dari bab I (satu) hingga bab 4 (empat), kemudian akan diuraikan juga beberapa saran yang membangun bagi perpustakaan BPPT agar lebih baik lagi untuk kedepannya. Untuk lebih rinci lagi akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Penerapan Sistem Klasifikasi National Technical Information Services (NTIS) Di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) , yaitu:

1. Sebagian besar sumber daya manusia (SDM) bagian pengolahan perpustakaan BPPT bukan dari pendidikan yang berlatar belakang pustakawan

2. Banyak terdapat beberapa nomor kelas yang kosong didalam bagan klasifikasi NTIS yang pemanfaatannya belum diketahui secara pasti sehingga nomor-nomor tersebut belum digunakan

3. Sulit untuk memetakan subjek buku yang spesifik karena Penggunaan sistem klasifikasi NTIS pada perpustakaan BPPT tidak menggunakan divisi kelas pada setiap kelas utama yaitu dengan menghilangkan digit divisi kelas huruf dan nomor sehingga menjadi sembilan digit


(4)

77

4. Banyak terdapat nomor kelas yang sama yang seharusnya dapat dibagi lagi kedalam divisi kelas yang lebih spesifik

5. Selama penggunaannya sistem klasifikasi NTISdi perpustakaan BPPT ada beberapa kendala-kendala yang muncul

B. Saran

Setelah memberi kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merasa harus memberikan beberapa saran dengan tujuan memberi masukan bagi perpustakaan BPPT, yaitu sebagai berikut:

1. Gunakan kembali setiap divisi kelas utama yang terdapat didalam bagan sistem klasifikasiNTIS

2. Nomor urut buku induk pada perpustakaan BPPT yang berjumlah empat digit sebaiknya dihilangkan saja karena dapat menimbulkan masalah, jika ada buku dengan judul yang sama tetapi tahun masuknya berbeda maka nomor urut buku induk pada call number akan berbeda juga

3. Petugas klasifikasi harus konsisten pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan pada sistem klasifikasi

4. Menambah jumlah tenaga pustakawan untuk pengolahan

5. Memikirkan dampak kedepannya dan mengkaji lebih mendalam jika ingin tetap menggunakanNTISdan sebaiknya kembali lagi menggunakan sistem klasifikasiDDC

6. Perpustakaan hendaknya menyediakan petugas yang mengerti bahasa Jepang, dan Jerman


(5)

78

Bafadal, Ibrahim. Pengolahan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Batjo, Abdul Azis. Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan Perluasan 297. Jakarta: Universitas Indonesia, 1985.

Chowdhury G.G. Introduction to Modern Information Retrival. London: Library Association Publishing, 1999.

Contoh call number klasifikasi NTIS. “Artikel diakses pada 28 Juni 2010 dari. http://www.perpustakaanbppt.go.id

Elita, Funny Mustikasari. Perbandingan Anatara Sistem Klasifikasi Paten International dengan Klasifikasi Persepuluhan (DDC dan UDC) dalam Pengelompokan Bahan Pustaka Menurut Disiplin Ilmu. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran, 1998.

Hamakonda, Towa P dan J.N.B. Tairas. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset, 2007.

Nasuhi, Hamid. dkk.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: CeQDA, 2007.

Ny. L.K. Somadikarta.Titik Akses Dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Terbitan No. 2, 1998.

Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus:Pengantar ke Organisasi dan Administrasi.Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional LIPI, 1971. Subagio, Ernalia. Skema Klasifikasi National Technical Information Services:

NTIS Subject Catergory Descriptions. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2002.

Sulistyo, Basuki. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.

Sulistyo, Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Sutarno, NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Samitra Media Utama, 2004.


(6)

79

Sutarno, NS. Tanggung Jawab Perpustakaan:dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi.Jakarta: Panta Rei., 2005.

The NTIS Database Search Guide. “Artikel diakses pada 15 Mei 2009 dari .http://www.ntis.gov/help/orderplacing.asp,

Trimo, Soejono. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Remaja. Bandung: Rosda Karya, 1992.

Yaser, Arafat. “Perbandingan Sistem Klasifikasi.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008.