Jenis-Jenis Sumber Referensi TINJAUAN LITERATUR

J.C.T Simorangkir Dkk, Kamus Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. b Ensiklopedi Ensiklopedi adalah bahan rujukan yang menyajikan informasi secara mendasar namun lengkap mengenai berbagai masalah dalam berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan ataupun yang hanya memuat atau mencakup satu cabang ilmu pengetahuan. Ensiklopedi lazimnya disusun menurut abjad, pada umumnya yang cakupan subyeknya luas terdiri atas beberapa jilid disertai dengan indeks atau penjurus dijilid secara terpisah untuk menunjukkan letak informasi yang dibutuhkan di dalam ensiklopedi itu. 12 Ensiklopedi pun dibagi atas beberapa jenis yaitu Ensiklopedi Umum atau Nasional, Ensiklopedi Khusus atau Ensiklopedi Subyek. 1 Ensiklopedi Umum atau Nasional Ensiklopedi umum atau nasional adalah ensiklopedi yang berisi informasi dasar tentang hal-hal, abstraksi, konsep atau kejadian-kejadian umum. Tidak ada batasaaan khusus dalam cakupannya, ensiklopedi seperti ini kebanyakan diterbitkan untuk digunakan di dalam suatu negara, karena itu sering pada judulnya menyebutkan kata nasional atau nama suatu negara tertentu. 12 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 2009 h. 78. Isinya menekankan informasi mengenai negara bersangkutan, meskipun memuat juga informasi penting dari negara lain. Bahan pustaka yang termasuk dalam Ensiklopedi umum atau nasional seperi ini salah satunya adalah: Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:Delta Pamungkas, 2004. 2 Ensiklopedi Khusus atau Ensiklopedi Subyek Ensiklopedi khusus atau Ensiklopedi subyek adalah ensiklopedi yang membatasi cakupan isinya pada masalah atau mengenai subyek tertentu dan memuat semua informasi tanpa memberi penekanan pada informasi yang berasal dari suatu negara atau sekelompok negara tertentu. 13 Bahan pustaka yang termasuk dalam Ensiklopedi khusus atau Ensiklopedi subyek seperi ini salah satunya adalah: Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam vol I-V, Bogor: Kharisma Ilmu, 2007 2. Jenis Bahan Rujukan Umum Yang Memuat Informasi Mengenai Sumber kepustakaan literatur Di dalam kelompok ini terdapat macam bahan rujukan yaitu katalog, bibliografi, indeks, abstrak, informasi kilat, paket informasi dan lain-lain. a. Katalog 13 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan..., h. 82 Katalog merupakan daftar buku atau dokumen dan buku atau dokumen yang didaftar harus terdapat di suatu tempat. Katalog perpustakaan adalah deskripsi pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sistematis abjad, nomor klasifikasi sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah. Selain untuk alat bantu penelusuran koleksi, katalog dapat juga digunakan untuk mengetahui kekayaan koleksi suatu perpustakaan yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Dengan demikian, katalog dapat beragam bentuk, jenis serta isinya. Macam-macam katalog di perpustakaan adalah seperti katalog nasional, katalog induk, katalog induk majalah, katalog penerbit, daftar tambahan buku dan majalah dan sebagainya. Dua kata kunci yang perlu difahami dari arti katalog ini yaitu: 14 1. Merupakan daftar buku atau dokumen 2. Buku atau dokumen yang didaftar itu harus terdapat pada suatu tempat, dalam hal ini adalah peprustakaan atau pusat informasi. Inilah bedanya dengan bibliografi dimana pada bibliografi dokumennya tidak harus berada di suatu tempat. Katalog juga dapat tergabung dalam kerjasama perpustakaan dan disebut dengan katalog induk. Dari segi isi katalog ini bisa beruapa daftar buku, daftar majalah, daftar buku dari penerbit, atau bahkan berupa daftar barang. 14 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 55 Macam-macam katalog yang sering dijumpai di perpustakaan yaitu: a. Katalog Nasional Katalog nasional adalah katalog yang memuat informasi mengenai dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada suatu lokasi atau perpustakaan tertentu. Biasanya katalog seperti ini diterbitkan oleh perpustakaan nasional suatu negara. 15 Demikian pula dengan koleksi yang di dalamnya, umumnya bahan perpustakaan yang diterbitkan oleh berbagai penerbit buku atau majalah dimungkinkan terkumpul di perpustakaan nasional, karena biasanya ada peraturan suatu negara yang disebut dengan undang-undang atau peraturan wajib simpan terbitan. Contoh katalog nasional: Wartini Santoso, Katalog Majalah Terbitan Indonesia Tahun 1942-1980 Kolesi Perpustakaan Nasional, Jakarta: Perpustakaan Nasional Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1982. b Katalog Induk Katalog induk adalah katalog yang mendaftar bahan pustaka yang dimiliki oleh sekumpulan perpustakaan. Fungsi katalog ini adalah memberi petunjuk tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan anggota kelompok kerja sama itu. 16 Katalog jenis ini mendaftar buku-buku yang ada di beberapa perpustakaan yang bergabung untuk melakukan kerjasama seperti kerjasama pelayanan dan sebagainya. Dengan menggunakan katalog induk, pengguna yang berada di salah 15 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 56. 16 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan..., h. 116 satu perpustakaan anggota bisa mengetahui dokumen yang dimiliki perpustakaan lain yang juga menjadi anggota jaringan. Untuk mengetahui dimana suatu dokumen atau pustaka berada, daftar pada katalog induk tersebut diberi tada yang menyatakan lokasi dokumen. Untuk membuat katalog induk dari perpustakaan atau pusat informasi yang mencakup wilayah yang cukup luas, membutuhkan waktu, dana, dan ketelitian yang tinggi. Contoh katalog induk: Sungkowo Rahardjo, Katalog Induk Daerah Maluku , Yogyakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, 1991. c Katalog Penerbit atau Toko Buku Katalog penerbit atau toko buku adalah daftar buku yang diterbitkan atau dijual oleh suatu penerbit atau toko buku. Fungsi katalog ini adalah sebagai sarana promosi bagi penerbit atau toko buku. Contoh katalog penerbit atau toko buku: Daftar Buku1987-1988, Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia IKAPI, 1978. b. Bibliografi Bibliografi adalah buku yang memuat daftar terbitan baik dalam bentuk buku maupun artikel majalah, atau sumber kepustakan lain yang berhubungan dengan suatu subjek, lapangan ilmu pengetahuan atau hasil karya seseorang. Melalui bibliografi seseorang tidak bisa menemukan dokumen pustakanya langsung, melainkan hanya memperoleh informasi tentang adanya dokumen pustaka yang memuat suatu informasi yang dicari, atau menunjukkan informasi yang dicari itu berada di dalam suatu bahan perpustakaan tertentu. Data yang dicatat dalam bibliografi antara lain adalah nama pengarang, nama penyunting, judul pustaka, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan edisi, volume, nomor, halaman untuk majalah, serta keterangan fisik dokumen pustaka tersebut, misalnya jumlah halaman, tinggi buku, illustrasi dan sebagainya. Dokumen pustaka yang didaftar dalam bibliogarfi tidak perlu dijelaskan keberadaannya, yang dipentingkan adalah dokumen itu ada karena pernah terbit. Bibliografi juga mempunyai beberapa jenis yaitu: 1 Biliografi Nasional Biliografi Nasional adalah terbitan yang memuat daftar dokumen yang diterbitkan pada suatu negara tertentu. Biasanya bibliografi ini diterbitkan oleh perpustakaan nasional suatu negara. 17 Contoh Biliografi Nasional: Biliografi Nasional Indonesia: Indonesian National Bibliography, Jakarta: Perpustakaan Nasional. British National Bibliography, London: British Library, Bibliographic Services, 1950. 2 Bibliografi Universal Bibliografi universal memuat daftar dokumen atau literatur dari seluruh dunia yang pernah terbit tanpa membatasi negara penerbitnya. 18 Bibliografi jenis ini memerlukan banyak dana dan waktu untuk pembuatannya, karena dipersulit dengan adanya kemungkinan yang sangat besar, data yang telah diperoleh dapat saling berlainan standarnya, 17 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 61. 18 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan..., h. 122 sehingga membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi untuk mengolahnya. Contoh bibliografi universal: British Museum, General Catalogue Of Printed Books, London: Tustess Of The British Museum, 1956-1966, 263 vol. 3 Biliografi Restrofektif Bibliografi restrofektif adalah daftar yang memuat informasi kepustakaan dari dokumen yang terbit tanpa pembatasan waktu. Bibliografi jenis ini jarang ditemui karena penyusun bibliografi akan menemui kesulitan dalam mencari dokumen terbitan yang sudah cukup tua. 19 Contoh Bibliografi restrofektif: Index To The Early Printed Books In The British Museum From The Invention Of Printing To The Year 1500, London: Kegan Paul, 1898- 1899, 2 vol. c Indeks Kata indeks yang berasal dari bahasa latin indicare berarti menunjuk. Dalam pengertianya indeks adalah sarana penelusuran literatur yang berisi informasi mengenai suatu subyek karya tulis, pengarang, penyunting, judul, sumber, tahun dan sebagainya. 20 Indeks merupakan daftar artikel majalah, laporan penelitian, buku-buku agar dapat ditemukan kembali apabila publikasi itu di perlukan untuk di baca. Setiap publikasi yang di muat dalam penerbitan indeks, biasanya di sertai dengan 19 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 64 20 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan..., h. 129 informasi bibliografi mengenai publikasi itu. Jadi paling tidak ada keterangan mengenai pengarang, penyunting, judul, penerbit, nomor atau volume untuk majalah, petunjuk subjek dan sebagainya. 21 Indeks berupa majalah merupakan alat penelusuran yang paling banyak di gunakan untuk mencari informasi. Hal ini bukan hanya di sebabkan oleh banyaknya dan beragamnya majalah yang di terbitkan hingga sulit membaca semua daftar isi majalah, akan tetapi juga karena memang kebutuhan orang akan informasi mutakhir tidak bias di penuhi hanya boleh buku-buku biasa. Contoh indeks: Sukmadjaja Asyarie, Indeks Al-Quran, Bandung: Pustaka, 2003. Indeks Majalah Ilmiah Indonesia, Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1978. d Abstrak Hampir sama dengan indeks, satu-satunya perbedaan adalah bahwa abstrak selain mencantumkan data bibliografi seperti di indeks, juga mencantumkan ringkasan atau intisari informasi yang diuraikan dalam publikasi yang didaftar. Ringkasan ini rata-rata berkisar antara 150-200 kata, namun ada pula yang kurang atau lebih dari itu. 22 Orang-orang tertentu yang ditugaskan khusus membuat abstrak dari tulisan yang akan dimuat dalam majalah abstrak disebut abstraktor. Pembuat abstrak itu sebaiknya orang yang mengerti bidang ilmu yang dibahas oleh tulisan tersebut. 21 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 64-65 22 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan, h. 65 Sebagaimana indeks, maka abstrak pun biasanya diterbitkan secara berkala. Banyak terbitan yang berjudul indeks, tetapi menyertakan ringkasan untuk tiap judul yang didaftar. Contoh abstrak yang diterbitkan: Anak Indonesia: Rangkuman Informasi, Jakarta: PDII-LIPI, 1986. Library And Information Science Abstracts, London: Library Association, 1969. f Paket Informasi, Paket Informasi Kilat atau Paket Daftar Isi Majalah Paket daftar isi majalah paket informasi kilat adalah suatu jenis bahan rujukan yang merupakan kumpulan daftar isi majalah yang dijilid khusus menjadi sebuah buku tersendiri, sebagaimana namanya, isi buku itu adalah kumpulan daftar isi majalah yang di peroleh dari memfotokopi daftar isi majalah aslinya. Seperti di ketahui, daftar isi suatu majalah memuat atau mendaftar artikel atau karangan di dalam majalah itu. Dengan demikian buku seperti ini memberi keterangan mengenai tulisan atau karangan. Setidaknya ada informasi mengenai judul, pengarang dan sudah barang tentu nama majalah yang memuat tulisan itu, volume, nomor serta halamannya. Contoh Paket Informasi, Paket Informasi Kilat atau Paket Daftar Isi Majalah: Zumrotin K. Susilo, Potret Buram HAM Indonesia: Kumpulan Tulisan Rubrik Utama Buletin Wahana HAM tahun 2005, london: Komnas HAM Press,1996. Buletin Infomasi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi .Jakarta :Lemigas,1992. 3 Jenis Bahan Rujukan Umum Lainnya a. Buku Pedoman atau Buku Pegangan Buku pedoman atau buku pegangan termasuk bahan rujukan yang banyak dicari oleh pengguna perpustakaan. Menurut William A. Katz, perbedaan antara Buku pedoman atau buku pegangan adalah buku pedoman biasanya berupa petunjuk bagaimana melakukan atau melaksanakan suatu proses atau kegiatan; sedangkan buku pegangan adalah buku yang berisi berbagai macam informasi atau aspek mengenai sesuatu masalah atau subyek. Contoh buku pedoman: Naorem Sanajaoba, A manual of International Humanitarian Laws, New Delhi: Regency Publication, 2004 Contoh buku pegangan: David M. Rothman, California Judicial Conduct Handbook, Jakarta: California Judges Association, 1990. John E. Steiner, Clinical Research Law and Hand Complliance Handbook. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers, 2006. b Direktori atau Buku Petunjuk Buku rujukan jenis ini berisi informasi mengenai nama lengkap, alamat, nomor telepon, kegiatanprofesi seseorang atau suatu lembaga badan. Buku rujukan ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi mengenai profil seseorang atau suatu lembaga atau badan. Selain itu juga direktori bermanfaat untuk mencari keterangan jika ada orang yang ingin membuat tulisan tentang sesuatu yang berkaitan dengan badan yang didaftar dalam suatu buku petunjuk. Buku rujukan ini banyak diterbitkan, ada yang hanya memberikan keterangan sangat singkat mengenai suatu lembaga atau perseorangan. Ada juga yang memuat informasi yang lengkap disertai dengan kegiatan sebuah organisasi. Cintoh direktori atau buku petunjuk: Chandra Setiawan dkk, Direktori Penelitian Agama, Konflik dan Perdamaian, New Delhi: Komnas HAM Press, 2000. Adapun bahan-bahan pustaka lain yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok koleksi referensi lainnya antara lain adalah: a Terbitan pemerintah Terbitan Resmi Terbitan pemerintah adalah publikasi atau bahan pustaka yang diterbitkan secara resmi oleh pemerintah, melalui lembaga resmi yang berisi informasi mengenai pemerintahan, peraturan, perundangan, pengumuman resmi dan sebagainya. Contoh terbitan pemerintah: Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil; Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara-nomor: 08SE1983, Tanggal: 26 April 1983, Jakarta: Departemen Penerangan, 1983. b Terbitan Internasional Terbitan internasional adalah dokumen yang diterbitkan oleh badan internasional seperti PBB, WHO, Bank Dunia, kedutaan-kedutaan negara sahabat atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak pada manca negara seperti yayasan asia, yayasan ford, dan sebagainya. Dokumen seperti itu dapat dijadikan bahan rujukan karena sering memuat informasi penting yang tidak terdapat pada dokumen lain dan sifatnya sering berupa informasi rujukan. c Statistik Buku statistik adalah buku rujukan yang berisi informasi statistik atau data berupa angka-angka mengenai suatu masalah. Biasanya angka-angka ini didapatkan berdasarkan suatu survey atau sensus. Namun ada juga data statistik yang didaftar dalam suatu buku rujukan berupa statistik yang hanya diambil atau dikumpulkan dari kegiatan suatu atau beberapa lembaga atau badan dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini biasanya berupa laporan kegiatan yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Angka-angka itu bisa merupakan kegiatan, jasa atau hasil produksi barang. Hampir semua badan atau lembaga bisa mengeluarkan laporan kegiatan berupa statistik, yang dapat dimanfaatkan oleh pustakawan rujukan atau untuk menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan. Hanya saja perlu diketahui bahwa tidak semua laporan berupa angka statistik itu diterbitkan dan disebarluaskan untuk umum. Beberapa lembaga atau organisasi, khususnya lembaga pemerintah, menerbitkan dan menyebarluaskan laporan kegiatannya yang memuat angka- angka statistik. Ada juga perusahaan swasta atau lembaga swadaya masyarakat LSM yang melakukan hal itu. Contoh buku statistik: Survey Perikanan Laut, Jakarta: Pusat Statistik, 1982. d Buku tahunan Memuat informasi mengenai kejadian atau perkembangan suatu masalah atau subyek dalam satu tahun terakhir. Buku rujukan ini biasanya digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai kejadian-kejadian dan perkembangan dalam suatu bidang tertentu atau kegiatan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi tertentu selama satu tahun. Berbagai nama lain yang sering di gunakan untuk menunjuk bahwa suatu buku berisi informasi seperti disebutkan di atas, antara lain adalah annual, yearbook, almanac, calendar dan sebagainya. Contoh buku tahunan: Jeffrey Wilson, American Law Yearbook 2006, Minneapolist: Gale Thomson, 2006. International Court of Justice, Yearbook 2002 – 2003, Netherlands: I.C.J. The Hague, 2003.

C. Koleksi Referensi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia Jumlah koleksi referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sampai pada bulan Marert 2010 berjumlah 140 judul yang terdiri dari 577 eksemplar. Koleksi referensi tersebut terdiri dari berbagai jenis yang memuat subjek-subjek atau topik yang berkaitan tentang hukum dan tata negara, serta informasi yang berkaitan dengannya seperti politik, administrasi negara serta sejarah biografi dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai koleksi referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat dilihat pada lampiran.

D. Petugas Referensi

Pustakawan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan pada Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 disebutkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan dalam Competencies for Special Librarians of the 21st Century Submitted to the SLA Board of Directors by the Special Committee on Competencies for Special Librarians Joanne Marshall, Chair; Bill Fisher; Lynda Moulton; and Roberta Piccoli , Full Report, May 1996 23 mendefinisikan pustakawan khusus sebagai pemimpin teknologi informasi yang dapat bekerja 23 http:www.sla.orgcontentSLAprofessionalmeaningcompetency.cfm didownload pada 18 februari 2010. sama dengan sebuah kelompok manajemen informasi yang bertujuan untuk merancang dan mengevaluasi sistem akses informasi yang dibutuhkan oleh pengguna Pustakawan khusus dituntut untuk menyediakan petunjuk dan bimbingan sehingga dapat membuat pengguna dapat mengoptimalisasi dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan Murphy dalam “Preface” In Special Libraries Association. Future Competencies of the Information Professional.Washington, DC: SLA, SLA Occasional Paper Series, Number One 24 mendefinisikan pustakawan di perpustakaan khusus lebih spesifik dengan menyatakan bahwa seorang pustakawan di perpustakaan khusus mempunyai kompetensi khusus. Kompetensi khusus tersebut bersifat unik dan saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman understanding, keahlian skills, dan perilaku attitudes. Kompetensi khusus dan unik tersebut termasuk di dalamnya penguasaan secara mendalam pengetahuan berbagai informasi khusus sesuai subyek spesialisnya, berbagai informasi atau pengetahuan baik tercetak maupun elektronik yang dapat mempertemukan user atau pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya. Dari beberapa pengertian pustakawan di atas menggambarkan bahwa pustakawan merupakan sebuah profesi yang tidak ringan, belum lagi manakala membicarakan dan membangun sebuah informasi dengan melakukan dan melaksanakan knowledge management, dimana pustakawan tidak hanya dituntut 24 ibid. didownload pada 18 februari 2010. untuk dapat bekerja dengan dengan pekerjaan yang bersifat teknis, melainkan pustakawan juga dituntut untuk dapat mengelola dengan baiknya akan sebuah ledakan informasi yang berdampak luas bagi masyarakat. 1. Kompetensi Profesional Pengertian sederhana profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bersangkutan dengan sebuah profesi, yaitu memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, atau mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Dalam pengertian bebas dapat dikatakan bahwa professional mempunyai pengertian sebagai sebuah keahlian dan keterampilan tertentu untuk menjalankannya. Rumusan standar kompetensi yang telah diatur oleh organisasi pustakawan d Amerika serikat yaitu US Special Libraries Association US-SLA mengartikan kompetensi pustakawan secara professional sebagai sesuatu yang terkait dengan sebuah pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, managemen, penelitian dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi. Di dalam rumusan tersebut menggambarkan sebagai sebuah keterampilan, perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif,menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat menunjukkan nilai lebih yang dimiliki serta dapat bertahan perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya. 2. Kompetensi Personal Kompetensi personal adalah keterampilan atau keahlian, sikap dan nilai yang memungkinkan pustakawan bekerja secara efisien, menjadi komunikator yang baik, selalu mempunyai semangat untuk terus belajar sepanjang karirnya, dapat mendemonstrasikan nilai tambah atas karyanya, dan selalu dapat bertahan dalam dunia kerja yang baru. Pustakawan referensi setidaknya mempunyai kompetensi secara professional dan personal sehingga dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di dalam maupun di luar perpustakaannya untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Pustakawan referensi harus dapat melokalisir keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dari luar perpustakaan dan mempertemukannya.