Tujuan Pengguna Menggunakan Koleksi Buku Referensi

Tabel 15 Kesulitan Menggunakan Koleksi Referensi Pernyataan Frekuensi Prosentase Ya 9 30 Tidak 21 70 Jumlah 30 100 Pada tabel 15 menjelaskan bahwa sebagian besar 70 para responden tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi. Dan hampir setengahnya 30 para responden mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi. e. Alasan Kesulitan Dalam Menggunakan Koleksi Referensi Pengguna yang mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi terdapat 9 orang responden. Dan untuk mengetahui alasan 9 orang responden tersebut kenapa mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 16 Alasan Kesulitan Dalam Menggunakan Koleksi Referensi Alasan Frekuensi Prosentase Karena informasinya tidak lengkap Karena tidak mengetahui kegunaan dan fungsi dari koleksi referensi 8 88,89 Karena jumlah dan jenis koleksi referensi yang 1 11,11 sedikit Karena sistem penyusunan buku di rak Jumlah 9 100 Pada tabel 16 di atas menjelaskan bahwa hampir seluruhnya 88,89 alasan pengguna yang mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi disebabkan karena tidak mengetahui kegunaan dan fungsi dari koleksi referensi. Dan tidak ada satu pun 0 alasan pengguna yang mengalami kesulitan dalam menggunakan koleksi referensi disebabkan karena informasinya tidak lengkap dan karena sistem penyusunan buku di rak. f. Kendala-kendala Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami pengguna Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam memanfaatkan koleksi referensi. Dan untuk mengetahui kendala-kendala tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 17 Kendala-kendala dalam memanfaatkan koleksi referensi Kendala Frekuensi Prosentase Sarana dan pra sarana 4 13,33 Jumlah koleksi yang sedikit 12 40 Sistem pengolahannya 5 16,67 Kurangnya tenaga petugas 9 30 Jumlah 30 100 Pada tabel 17 di atas menjelaskan bahwa hampir setengahnya 40 kendala-kendala yang dihadapi oleh responden dalam memanfaatkan koleksi referensi adalah karena jumlah koleksi yang sedikit. Dan sebagian kecil 13,33 kendala-kendala yang dihadapi oleh responden dalam memanfaatkan koleksi referensi adalah karena sarana dan pra sarana. g. Kepuasan Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui apakah pengguna merasa cukup puas dalam menggunakan koleksi referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dan untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 18 Kepuasan dalam menggunakan koleksi referensi Pernyataan Frekuensi Prosentase Sangat puas 2 6,67 Puas 20 66,67 Kurang puas 8 26,67 Sangat tidak puas Jumlah 30 100 Pada tabel 18 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar 66,67 para responden merasa puas menggunakan koleksi referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dan tidak ada satu pun 0 para responden menjawab sangat tidak puas dalam menggunakan koleksi referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. g. Untuk mengetahui tujuan pengguna mengunjungi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 19 Tujuan Kunjungan Pengguna Tujuan Kunjungan Frekuensi Prosentase Membaca 18 60 Rekreasi 1 3,33 Penelitian 3 10 Mengerjakan Tugas 5 16,67 Lain-lain 3 10 Jumlah 30 100 Pada tabel 19 di atas menjelaskan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar 60 mengunjungi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bertujuan untuk membaca. Dan sebagian kecil 3,33 mengunjungi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan tujuan untuk rekreasi. Hampir seluruh responden yang mengunjungi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bertujuan untuk membaca didominasi oleh para pegawai dengan jumlah 12 orang responden atau 66,67 dari 18 orang responden. h. Kompetensi Pustakawan Dalam Promosi Koleksi Referensi Untuk mengetahui apakah pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sudah dapat memberikan arahan, bimbingan,atau memberikan petunjuk dan pembelajaran dalam memanfaatkan koleksi referensi. Dan untuk mengetahui kompetensi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 20 Kompetensi Pustakawan Dalam Promosi Koleksi Referensi Pernyataan Frekuensi Prosentase Ya 24 80 Tidak 6 20 Jumlah 30 100 Pada tabel 18 menjelaskan bahwa hampir seluruhnya 80 responden mengatakan bahwa Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sudah dapat memberikan arahan, bimbingan,atau memberikan petunjuk dan pembelajaran dalam memanfaatkan koleksi referensi kepada penggunanya. Dan sebagian kecil 20 responden mengatakan bahwa pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tidak dapat memberikan arahan, bimbingan,atau memberikan petunjuk dan pembelajaran dalam memanfaatkan koleksi referensi kepada penggunanya.

H. Analisa Hasil wawancara

Hasil wawancara dengan Bpk. Hanindyo, S.Sos. M.Si dan para pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada tanggal 31 Mei 2010 menjelaskan bahwa jenis layanan yang terdapat di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah layanan sirkulasi, layanan teknis, dan layanan referensi. Untuk setiap jenis layanan tersebut merupakan bagian dari pelayanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan yang berfungsi untuk mendukung lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sebagai lembaga induknya khususnya dalam hal membantu para hakim untuk membuat keputusan melalui ketersediaan referensi dan literatur. Dan secara umum memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan informasi dan referensi seperti praktisi hukum, peneliti dari perguruan tinggi dan pemerhati hukum lainnya. Adapun sistem layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah sistem layanan terbuka, artinya para pengguna perpustakaan dapat secara langsung mengakses koleksi yang ada pada rak yang disediakan oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan pengawasan petugas. Layanan referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan jenis layanan yang melayani pengguna hakim konstitusi yaitu sebuah layanan yang didekatkan untuk para hakim. Karena pengguna utama dari Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah hakim konstitusi, tidak hanya layanan ini saja, tetapi semua layanan yang ada di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan semua unit yang berada di Lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada prinsipnya di peruntukkan untuk mendukung kinerja para hakim konstitusi. Dalam perlakuaan koleksi, koleksi referensi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai perlakuan yang berbeda dengan koleksi umum. Perlakuan di sini di sebabkan oleh adanya pertimbangan dari kriteria koleksi yang meliputi ketersediaan koleksi yang sedikit, tingkat kebutuhan, tingkat penggunaan untuk para hakim dan tentunya koleksi- referensi lebih mahal dari pada koleksi umum dan sangat jarang untuk ditemui. Perlakuan yang berbeda dapat terlihat jelas dengan penempatan koleksi referensi di rak yang sudah diberi pengamanan Smart Shelf. Adapun cara penelusuran penelusuran koleksi referensi dapat dilakukan melalui observasi langsung ke rak atau dengan melalui katalog secara online OPAC atau bertanya pada petugas perpustakaan. Sedangkan untuk pengolahan koleksi, terdapat dua jenis koleksi yang dapat diolah yaitu koleksi buku yang didapat dari pembelian pelelangan pada umumnya sudah disertai dengan pengolahannya. Dan untuk koleksi buku yang didapat dari hadiah diolah sendiri oleh pegawai perpustakaan dengan melalui berbagai macam proses, yaitu untuk sistem klasifikasi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia menggunakan sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification DDC yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan yang lain seperti melalui proses labelling dan diberi pengamanan RFID di sampul buku dan sebagainya. Dan kendala-kendala yang dialami dalam mengolah koleksi adalah bobot konten yang tinggi, daya eksplorasi yang tinggi, kedalaman isi, maka pengolahan dalam pembuatan abstrak cukup sulit. 76

BAB V PENUTUP

Pada bab penuntup ini penulis melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisis tentang pemanfaatan koleksi referensi sebagai sumber daya perpustakaan dalam jasa layanan informasi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan penulis juga akan memberikan saran-saran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas perpustakaan. A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah: 1. Bahwa koleksi referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berdasarkan data jumlah keseluruhan pemanfaatan koleksi referensi dari sampel yang diambil sebanyak 30 responden, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa hampir setengah pengunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia kurang memanfaatkan koleksi referensi dengan persentase 33,33 yang didominasi oleh pengunjung yang berlatar belakang mahasiswa dengan persentase 70 dengan alasan karena tidak mengetahui akan kegunaan dan fungsi dari koleksi referensi dengan persentase 53,33 . 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemakaian jenis koleksi referensi yang sering digunakan, kamus dan bibliografi lebih sering digunakan untuk dimanfaatkan oleh pemakai dengan persentase 20 .dan untuk jenis koleksi referensi dengan frekuensi pemanfaatan yang paling rendah adalah jenis indeks dan buku panduan yang memiliki nilai yang sama yaitu 3,33 .