Profil Situ Gintung Tahapan penanggulangan bencana Situ Gintung oleh PKPU

PKPU dengan Kantor Pusat di Jakarta, memiliki mitra dan jejaring kerja meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan 14 Cabang, yaitu: Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara. Dalam menjalankan aktivitasnya, PKPU didukung dengan mitra kerja di seluruh wilayah Indonesia yang siap terjun langsung ke lapangan kapan saja dan dimana saja diperlukan.

B. Profil Situ Gintung

Situ Gintung adalah danau buatan yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1933 dalam upaya mengatasi banjir di musim hujan maupun menahan air, sehingga dimusim kemarau Batavia masih punya cadangan air dan sebagai sumber air irigasi untuk persawahan. Namun seiring dengan perkembangan waktu, sejak tahun 1982 sudah mulai beralih fungsi dan berkembang menjadi permukiman yang padat. 131 Waduk Situ Gintung terletak di sebelah selatan Kota Jakarta, masuk dalam wilayah Desa Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Tanggerang Selatan, Banten. Letaknya bersebelahan dengan Kodya Jakarta Selatan dan dibelakang kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 132 Waduk ini memiliki luas awal 31 hektare pada awalnya, kini hanya seluas 21,4 hektare dengan kapasitas daya tampungnya mencapai 2,1 juta meter 131 http:www.ytbindonesia.orgytbwebsitebaruindex.php?detail=Newsid=295, artikel diakses pada Selasa, 12 Januari 2010 132 “Dampak dari Bencana Situ Gintung,” artikel diakses pada Kamis, 24 Februari 2010 dari http:putriraturetno.blogspot.com200910dampak-dari-bencana-situ-gintung.html Sumber: PKPU, 2009 kubik dan kedalamannya di atas rata-rata yakni sekitar 10 meter, 133 bahkan tercatat waduk tersebut pernah memiliki luas sampai 70 hektar. 134 Air waduk Situ Gintung ini umumnya berasal dari mata air Gunung Salak dan Gunung Pangrango Bogor. 135 Jenis tanggul ini adalah dari tanah yang ditimbun dan dikeraskan, namun belum pernah diturap. 136 Situ Gintung adalah sebuah bendungan dengan satu jenis tanah atau bendungan homogen. Di sana juga dibangun celah yang disebut pelimpah atau spill way yang lebarnya 5 meter. Di samping itu, di bendungan tersebut juga dibangun pintu air kecil untuk irigasi. Banyak fasilitas yang tersedia di sana, antara lain restoran, taman rekreasi dan kolam renang yang menghadirkan suasana pegunungan. Ada pula tempat bermain untuk anak- anak, lapangan tenis dan olahraga, pemancingan, zona petualang, gazebo, area outbound, motor ATV, waterboom, banana boat dan pemandangan danau. Situ Gintung juga merupakan salah satu tempat wisata alternatif untuk warga Jakarta dan daerah wisata ini tak begitu jauh dari Jakarta. Pada akhir pekan dan hari-hari libur, lokasi ini biasanya ramai pengunjung. Namun, pada hari Jumat dini hari tanggal 27 Maret 2009, pagi hari pukul 04.00 WIB, Situ Gintung yang cukup dikenal dikalangan masyarakat Jakarta Selatan dan Ciputat ini hancur lebur setelah tanggul danau Situ Gintung secara tiba-tiba jebol, yang dipicu oleh hujan dalam waktu yang cukup lama karena melebihi kapasitas penampungan danau dan tidak ada terusan aliran air danau yang berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan tanggul jebol dan banyak korban meninggal dunia, hilang, kerusakan rumah dan 133 “Situ Gintung,” artikel diakses pada Kamis, 24 Februari 2010 dari http:himatan06.wordpr ess.com20090328bencana-situ-gintung 134 Firman M. Hutapea, MUM, “Tinjauan Bencana Situ Gintung dari Sudut Pandang Penataan Ruang,”artikel, h. 3 135 “Bencana Situ Gintung,” artikel diakses pada Kamis, 24 Februari 2010 dari http:www.su rya.co.id20090401 situ-gintung.html 136 Sutopo Purwo Nugroho, “Faktor Curah Hujan Hanya Pemicu,” artikel diakses pada Selasa, 23 Februari 2010 dari http:majalah.tempointeraktif.comidcetak20090406WAWmbm. 20090406.WA W129968.id bangunan lainnya, juga berbagai kerugian lainnya. 137 Setelah berumur 76 tahun atau sudah lebih dari tiga perempat abad, tanggul itu pun jebol selebar ± 65 m. Hal ini merupakan tragedi kemanusiaan yang berdampak besar bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. 138 Posisi permukiman yang berada di bawah tanggul inilah yang membuat banyak korban jatuh ketika tanggul tersebut jebol dan pemukiman dilanda banjir bandang. 139 137 Laporan Praktikum II Kesejahteraan Sosial “Program Penanggulangan Bencana Disaster Management Situ Gintung oleh PKPU” tahun 2009, h. 20 138 “Bencana Situ Gintung: Kombinasi dari Respons yang Lemah,” artikel diakses pada Kamis, 24 Februari 2010 dari http:cetak.kompas.comreadxml2009032804212810kombinasi.dari respons.yang.lemah 139 “Situ Gintung.” BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS Seluruh pihak dapat memberikan kontribusi terhadap proses penanggulangan bencana sesuai dengan peran masing-masing, mulai dari tahap pra bencana pencegahan, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat dan pasca bencana pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi. Berikut analisis terhadap tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh PKPU dalam upaya membantu dan memulihkan kembali kondisi masyarakat Situ Gintung kepada suatu keadaan yang lebih ideal.

C. Analisis Tahapan Penanggulangan Bencana Situ Gintung oleh PKPU