Penyebab Bencana Tahapan penanggulangan bencana Situ Gintung oleh PKPU

letusan gunung berapi, tsunami, angin topan, banjir, tanah longsor, kebakaran, kekeringan, wabah epidemik, kecelakaan besar, kerusuhan massal. 43 Bencana yang menimbulkan ancaman dan kerugian bagi umat manusia, juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut: geologi gempa bumi, tsunami, longsor, gerakan tanah, hidro-meteorologi banjir, topan, banjir bandang, kekeringan, biologi epidemi, penyakit tanaman, hewan, teknologi kecelakaan transportasi, industri, lingkungan kebakaran, kebakaran hutan, penggundulan hutan, sosial konflik, terrorisme. 44

D. Penyebab Bencana

Penyebab bencana dapat dibagi menjadi dua yaitu alam dan manusia dapat juga karena faktor keduanya. Secara alami bencana akan selalu terjadi di muka bumi, misalnya tsunami, gempa bumi, gunung meletus, jatuhnya benda-benda dari langit ke bumi, tidak adanya hujan pada suatu lokasi dalam waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan atau sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor. Bencana oleh aktivitas manusia adalah terutama akibat eksploitasi alam yang berlebihan, alih tata guna lahan meningkat, pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan kebutuhan pokok dan non- pokok meningkat, kebutuhan infrastrukturpun meningkat. 45 Bencana yang dikarenakan ulah manusia, antara lain dapat pula disebabkan oleh gencarnya 43 Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 5. 44 “Pengantar Bencana,” artikel diakses pada Jum’at, 07 Agustus 2009 dari http:www.pirba.hrdp- network.come5781e5795e5809e14422eventReport14449pengantar bencanaFILEminimizer.ppt 45 Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 68. pembangunan fisik terutama di kota, yang tidak atau kurang memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan alam. 46 Salah satu hal yang sangat penting dalam pengelolaan bencana adalah penegakan hukum law enforcement. Peraturan perundangan telah banyak diterbitkan, namun pada implementasinya sering dilanggar. Pelanggaran tidak diikuti dengan sanksi maupun hukuman yang tegas walaupun sudah dinyatakan dalam aturan. Sehingga ada istilah yaitu low law enforcement. 47 Proses penggunaan lahan yang terus-menerus, lama kelamaan dapat menimbulkan gerakan masa. Gerakan masa yang dapat menimbulkan bencana adalah gerakan masa yang terjadi pada daerah yang berpenghuni, sehingga menimbulkan resiko kerugian terhadap harta maupun jiwa. Penggunaan lahan bersifat dinamis, mempunyai kecenderungan merubah faktor-faktor topografi, keadaan tanah, batuan dan vegetasi alam, sehingga dapat mengganggu stabilitas. 48 BAKORNAS PBP Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi dalam “Panduan Pengenalan Karakter Bencana dan Upaya Mitigasi di Indonesia” menjelaskan empat faktor utama yang dapat menimbulkan terjadinya bencana, yaitu kekurangan pemahaman terhadap karakteristik bahaya hazard, sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya alam vulnerability, kurangnya informasi atau peringatan dini early warning yang menyebabkan ketidaksiapan dan ketidakmampuan ketidakberdayaan dalam menghadapi ancaman bahaya. 49 46 Warto dkk, Ujicoba Pola Manajemen Penanggulangan Korban Bencana Alam pada Era Otonomi Daerah Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2003, h. 11. 47 Kodoatie dan Sjarief, Pengelolaan Bencana Terpadu, h. 93. 48 Sutikno, dkk., “Dampak Penggunaan Lahan Terhadap Bencana Alam Akibat Gerakan Massa Tanah Batuan di Daerah Temanggung, Jateng” Laporan Penelitian Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada, 1992, h. 10. 49 A.B. Susanto, Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di Negeri Rawan Bencana Jakarta: PT Aksara Grafika Pratama, 2006, h. 3.

E. Dampak - Dampak Bencana