Skripsi  ini  jelas  berbeda  dengan  skripsi  saya,  adapun  letak  perbedaannya  antara lain:
a. Subjek  dan  objeknya:  subjek  skripsi  ini  adalah  pekerja  sosial  di  wilayah
Klaten  Jawa  Tengah  dan  objeknya  adalah  kegiatan  rehabilitasi  yang dilaksanakan untuk korban bencana gempa bumi di Klaten Jawa Tengah.
b. Adapun  masalah  yang  dibahas  dalam  skripsinya  yaitu,  Pertama:  Bagaimana
proses  rehabilitasi  untuk  korban  bencana  gempa  bumi  di  Klaten  Jawa Tengah?  Kedua:  Bagaimana  kontribusi  pekerja  sosial  dalam  menumbuhkan
semangat  membangun  kembali  masyarakat  korban  bencana  gempa  bumi  di Klaten Jawa Tengah?.
Dengan  melihat  skripsi  diatas,  maka  skripsi  saya  berbeda  materi  yang  dibahas, yaitu tentang: “Tahapan Penanggulangan Bencana Situ Gintung oleh PKPU”.
Adapun masalah yang penulis bahas adalah: a.
Apa  saja  tahapan  penanggulangan  bencana  yang  dilakukan  PKPU  untuk  Situ Gintung ?
b. Apa  saja  faktor  pendukung  dan  penghambat  dalam  tahapan  penanggulangan
bencana Situ Gintung oleh PKPU ?
9. Teknik Penulisan
Adapun  dalam  penulisan  skripsi  ini,  penulis  berpedoman  pada  buku  “Pedoman Penulisan  Karya  Ilmiah  Skripsi,  Tesis  dan  Disertasi”  yang  diterbitkan  oleh  UIN
Jakarta Press Tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi ini berdasarkan sistematika penulisan, yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Latar  Belakang  Masalah,  Pembatasan  dan  Perumusan  Masalah,  Tujuan  dan
Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II
Landasan Teori Pengertian  Bencana,  Jenis-Jenis  Bencana,  Penyebab  Bencana,  Dampak-
Dampak  Bencana,  Pengelolaan  Bencana  Disaster  Management,  Tahapan Penanggulangan  Bencana  meliputi  tahap  Pra  bencana  yaitu  Pencegahan
prevention;  Kesiapsiagaan  preparedness;  Mitigasi  mitigation,  Tanggap Darurat  response,  Pasca  Bencana  Pemulihan  recovery  yaitu  Rehablitasi
rehabilitation dan Rekonstruksi reconstruction.
BAB III
Gambaran Umum PKPU Sejarah  Berdiri,  Visi  dan  Misi,  Tujuan,  Nilai  Budaya  Organisasi,  Aktivitas
Lembaga, Struktur Lembaga, Jaringan Kerja dan Profil Situ Gintung.
BAB IV Temuan dan Analisis
Analisis Tahapan Penanggulangan Bencana Situ Gintung oleh PKPU, Analisis Faktor  Pendukung  dan  Penghambat  Program  Penanggulangan  Bencana  Situ
Gintung oleh PKPU. BAB V
Penutup
Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI
B. Bencana
1. Pengertian Bencana
Istilah  bencana  dapat  diartikan  sebagai  sesuatu  yang  menimbulkan  kesusahan, kerugian,  penderitaan,  malapetaka,  kecelakaan  dan  mara  bahaya.
36
Bencana merupakan  kejadian  yang  luar  biasa,  diluar  kemampuan  normal  seseorang
menghadapinya,  menakutkan  dan  juga  mengancam  keselamatan  jiwa.  Akibatnya, berbagai  bangunan  penting  hancur,  korban  jiwa  berjatuhan  dan  mempengaruhi
kondisi psikologis dari mereka yang terkena dampak bencana.
37
Bencana adalah keadaan yang mengganggu kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang  disebabkan  oleh  gejala  alam  atau  perbuatan  manusia.  Bencana  dapat  terjadi
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 100.
37
Nani Nurrachman,  ed., Pemulihan Trauma: Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat Bencana Alam Jakarta, LPSP3 Fakultas psikologi UI, 2007, h. 3.
melalui proses yang panjang atau situasi tertentu dalam waktu yang sangat cepat tanpa adanya  tanda-tanda.
38
Bencana  merupakan  sumber  kesulitan  dan  kemalangan  yang potensial  untuk  sementara  waktu,  menjerumuskan  kelompok-kelompok  tertentu  ke
bawah  garis  kemiskinan.  Bencana  dapat  menimbulkan  kehilangan  jiwa,  rumah  dan aset,  mengganggu  peluang penghidupan,  pendidikan  dan  penyelenggaran  pelayanan-
pelayanan  sosial,  menggerogoti  tabungan  dan  menciptakan  masalah-masalah kesehatan, seringkali dengan konsekuensi-konsekuensi yang berjangka panjang.
39
Bencana  merupakan  gangguan  atau  kekacauan  pada  pola  normal  kehidupan. Gangguan atau kekacauan ini biasanya hebat, terjadi tiba-tiba, tidak disangka-sangka
dan  wilayah  cakupan  cukup  luas.  Dampak  kepada  manusia  seperti  kehilangan  jiwa, luka-luka dan kerugian harta benda. Dampak ke pendukung utama struktur sosial dan
ekonomi  seperti  kerusakan  infrastruktur  berupa  sistem  jalan,  air  bersih,  listrik, komunikasi dan pelayanan penting lainnya.
40
Dalam  UU  RI  No.  24  2007  dikatakan  bahwa  bencana  adalah  peristiwa  atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan
masyarakat  yang  disebabkan,  baik  oleh  faktor  alam  atau  non-alam  maupun  faktor manusia,  sehingga  mengakibatkan  timbulnya  korban  jiwa  manusia,  kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
41
Dengan  demikian,  maka  dari  beberapa  definisi  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa pengertian  bencana  yaitu  suatu  peristiwa  atau  rangkaian  peristiwa  yang  dapat
menimbulkan  ancaman  dan  gangguan  terhadap  keberfungsian  suatu  masyarakat
38
Deny Hidayati, Panduan Siaga Bencana Berbasis Mayarakat Jakarta: LIPI Press. Vol. 8 no. 1, 2005, h. 65.
39
ProVention Consortium Secretariat, Perangkat untuk Mengarusutamakan Pengurangan Resiko Bencana: Catatan  Panduan  bagi  Lembaga-Lembaga  yang  Bergerak  dalam  Bidang  Pembangunan
Yogyakarta:  Circle Indonesia, 2007, h. 40.
40
Robert  J.  Kodoatie  dan  Roestam  Sjarief,  Pengelolaan  Bencana  Terpadu  Jakarta:  Yarsif  Watampone, 2006, h. 67.
41
Sentosa  Sembiring,  Himpunan  Peraturan  Perundang-undangan  RI;  Penanggulangan  Bencana Bandung: Nuansa Aulia, 2009, h. 10.
melebihi  batas  kemampuannya,  sehingga  mengakibatkan  kerusakan,  kerugian  serta penderitaan  bahkan  sampai  jatuhnya  korban  jiwa,  baik  terjadi  karena  alam  ataupun
non-alam seperti oleh manusia ataupun karena faktor keduanya.
C. Jenis - Jenis Bencana
Dalam  UU  RI  No.  24 2007  berdasarkan  jenis  dan  klasifikasinya,  bencana  yang terjadi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Bencana Alam :
Bencana  yang  diakibatkan  oleh  peristiwa  atau  serangkaian  peristiwa  yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. b.
Bencana non-Alam : Bencana  yang  diakibatkan  oleh  peristiwa  atau  rangkaian  peristiwa  non  alam
yang  antara  lain  berupa  gagal  teknologi,  gagal  modernisasi,  epidemi  dan  wabah penyakit.
c. Bencana Sosial :
Bencana  yang  diakibatkan  oleh  peristiwa  atau  rangkaian  peristiwa  karena manusia  yang  meliputi  konflik  sosial  antar  kelompok  atau  antar  komunitas
masyarakat dan terror.
42
Sedangkan jenis bencana menurut UU No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air yaitu  banjir,  erosi  dan  sedimentasi,  tanah  longsor,  banjir  lahar  dingin,  tanah  ambles,
perubahan  sifat  dan  kandungan  kimiawi,  biologoi  dan  fisik  air,  terancam  punahnya jenis  tumbuhan  dan  satwa,  wabah  penyakit,  intrusi,  perembesan  dan  kekeringan.
Kemudian dalam Disaster Management Handbook, jenis bencana yaitu
gempa bumi,
42
Sembiring, Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI; Penanggulangan Bencana, h. 11.
letusan  gunung  berapi,  tsunami,  angin  topan,  banjir,  tanah  longsor,  kebakaran, kekeringan, wabah epidemik, kecelakaan besar, kerusuhan massal.
43
Bencana yang menimbulkan ancaman dan kerugian bagi umat manusia, juga dapat diklasifikasikan  sebagai  berikut:  geologi  gempa  bumi,  tsunami,  longsor,  gerakan
tanah,  hidro-meteorologi  banjir,  topan,  banjir  bandang,  kekeringan,  biologi epidemi,  penyakit  tanaman,  hewan,  teknologi  kecelakaan  transportasi,  industri,
lingkungan  kebakaran,  kebakaran  hutan,  penggundulan  hutan,  sosial  konflik, terrorisme.
44
D. Penyebab Bencana