35
diantaranya yaitu steroidtriterpenoid, glikosida dan saponin. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa teripang Pearsonothuria
graeffeimengandung golongan senyawa kimia tersebut Bordbar, et al., 2011.
4.2 Pengujian Efek Penurunan Kadar Asam Urat
Hiperusemia pada tikus dilakukan dengan cara diinduksi dengan menggunakan kafein 27 mg200g bb dan jus hati ayam 2ml200g bb. Pengukuran
kadar asam urat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kadar asam urat Easy Touch
®
. Kafein digunakan sebagai zat penginduksi asam uratkarena kafein adalah
komponen alkaloid derivat xantin yang mengandung gugus metil yang akan dioksidasi oleh xantin oksidase membentuk asam urat sehingga dapat
meningkatkan kadar asam urat didalam tubuh azizahwati,et al., 2005. Jus hati ayam digunakan juga sebagai penginduksi asam urat karena mengandung senyawa
purin xantin yang tinggi nomor 2 setelah otak, setiap 100 gram hati ayam mengandung sampai 1000 mg purin, adanya purin yang cukup tinggi didalam
darah akan memicu terjadinya hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat didalam serum yang melewati ambang batasnya sehingga menyebabkan tikus mengalami
hiperurisemia, cara mendapatkannya mudah, harga murah dan tidak toksik Juwita, et al., 2014.
Penurunan kadar asam urat dapat dilihat dengan menggunakan pembanding. Allopurinol dipilih sebagai pembanding karena merupakan obat
sintetik yang umum digunakan untuk menurunkan asam urat pada penderita gout. Allopurinol dapat menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme kerja
36
urikostatik yaitu menghambat pembentukan asam urat,sehingga produksi asam urat yang dihasilkan berkurang.
Untuk menentukan dosis dalam penelitian ini, dilakukan orientasi dosis terlebih dahulu dengan dosis 50, 100, 200, 300 dan 400 mgkg bb. Dosis yang
dipilih dalam penelitian adalah 100, 200 dan 300 mgkg bbkarena memiliki efek penurunan yang lebih baik, dibandingkan yang lainnya. Selanjutnya dilakukan
percobaan untuk masing-masing kelompok, dimana setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali. Hasil pengukuran kadar asam urat dapat dilihat pada Gambar 4.1
dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Kadar Asam Urat Rata-rata Vs Waktu
Pada hari ke-0 sebelum diinduksi dengan kafein dan jus hati ayam, dilakukan pengukuran kadar asam urat darah untuk mengetahui dan memastikan
seluruh kelompok tikus yang digunakan mempunyai kadar asam urat darah yang normal. Kadar asam urat normal pada tikus adalah 1,7-3,0 mgdL Anandagiri, et
al., 2014, kemudian pada hari ke-6 dilakukan pengukuran kadar asam urat darah
1 2
3 4
5 6
7
H0 H6
H9 H12
H15 K
a d
a r
A sa
m U
ra t
Waktu Hari
Allopurinol EET 100
EET 200 EET 300
Na-CMC 0,5
37
pada tikus untuk memastikan tikus yang digunakan mengalami kenaikan kadar asam urat.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa setelah terinduksi, kelompok perlakuan yang diberikan Na-CMC 0,5 , suspensi allopurinol 10 mgkg bb,
suspensi EET 100 mgkg bb, suspensi EET 200 mgkg bb dan suspensi EET 300 mgkg bb, kadar asam uratnya mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan kafein dan
jus hati ayam meningkatkan purin sehingga kadar asam urat di dalam darah tikus meningkat .
Pada hari ke-9, ke-12, dan ke-15 kelompok yang diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg bb, suspensi EET 100, 200 dan 300 mgkg bb memberikan
efek penurunan kadar asam urat, sedangkan kelompok yang diberikan suspensi Na-CMC0,5 tidak memberikan efek penurunan kadar asam urat, hal ini
dikarenakan tidak terdapat zat berkhasiat yang dapat menurunkan kadar asam urat pada Na-CMC 0,5 tersebut.
Untuk melihat kekuatan ektrak etanol teripang dan allopurinol dalam menurunkan kadar asam urat, maka dihitung persen penurunan kadar asam urat
dan mencari nilai selisih delta penurunan kadar asam urat. Perhitungan persen penurunan kadar asam urat rata-rata setiap kelompok perlakuan setelah pemberian
suspensi allopurinol dan suspensi ekstrak etanol teripang baik secara individu maupun pebandingan antar kelompok. Ekstrak yang memiliki efek
antihiperurisemia yang baik adalah yang mempunyai persen penurunan yang tinggi baik dengan perhitungan persen penurunan antar individu maupun antar
kelompok tikus dan memiliki nilai selisih delta penurunan yang paling kecil,
38
karena makin kecil nilai delta maka makin besar penurunan kadar asam uratnya, bahkan lebih kecil dari nilai sebelum tikus diinduksi.
4.2.1 Hasil Pengujian Efek EET terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Tikus yang Diinduksi Kafein dan Jus Hati Ayam.
Tikus uji dikelompokkan dalam 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu kelompok kontrol yang diberikan
suspensi Na-CMC 0,5, kelompok uji dengan 3 variasi dosis perlakuan suspensi EET dosis 100 mgkg bb, suspensi EET dosis 200 mgkg bb, dan suspensi EET
dosis 300 mgkg bb dan kelompok pembanding yang diberikan Allopurinol dosis 10 mgkg bb.
Tikus terlebih dahulu dipuasakan 10-16 jam, kemudian dilakukan pengukuran kadar asam urat darah untuk memastikan tikus tidak hiperurisemia,
setelah dilakukan pengukuran kadar asam urat, tikus diinduksi dengan kafein dosis 27 mg 200 g bb dan jus hati ayam 2 ml200 g bb secara oral, diamati
tingkah laku tikus, serta diukur kadar urat darahnya pada hari ke-6. Tikus yang telah memiliki kadar asam urat
≥ 3,1 mgdL disebut tikus asam urat. Tikus asam urat diberi perlakuan dengan pembagian kelompok yaitu
kelompok I diberikan suspensi Na-CMC 0,5, Kelompok II diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg bb, III dan IV dan kelompok V masing-masing diberi
suspensi EET dosis 100, 200, 300 mgkg bb. Tikus mempunyai suatu enzim uricase yaitu suatu enzim yang dapat
mengubah asam urat menjadi alantoin yang dapat larut dapat air Mariani, et al., 2012. Untuk mempertahankan kondisi hiperurisemia, tikus tetap diberikan
induksi hati ayam. Persen penurunan kadar asam urat tikus dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
39
Tabel 4.3 Persentase Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Rata-rata berdasarkan
perbandingan antar individu Perlakuan
N Penurunan kadar asam urat ± SEM mgdL
Hari ke-9 Hari ke-12
Hari ke-15 Suspensi EET dosis
100 mgkg bb 5
10,45± 4,60 19,59± 3,74
33,50± 2,79 Suspensi EET dosis
200 mgkg bb 5
30,22± 1,45 42,52± 2,12
48,23± 2,92 Suspensi EET dosis
300 mgkg bb 5
15,40± 4,99 31,32± 2,75
33,99± 4,04 SuspensiAllopurinol
dosis 10 mgkg bb 5
31,64 ± 3,60 46,43± 2,99
59,70± 2,26 Hasil perhitungan persen penurunan kadar asam urat yang diperoleh dari
setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Grafik Persentase Penurunan Kadar Asam Urat Vs Waktu antar
individu tikus. Pada hari ke-9 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol
menunjukkan suspensi allopurinol 10 mgkg bbmempunyai daya menurunkan kadar asam urat paling tinggi dimana persen penurunannya adalah 31,64, diikuti
dengan suspensi EET dosis 200 mgkg bb memberikan efek penurunan kadar
10 20
30 40
50 60
70 80
H9 H12
H15 P
er se
nt a
se pe
nur una
n k a
da r
a sa
m ur
a t
waktu Hari
EET 100 EET 200
EET 300 Allopurinol
40
asam urat sebesar 30,22, suspensi EET 300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 15,40 dan yang paling lemah adalah suspensi EET 100 mgkg
bb dengan persen penurunan kadar asam urat 10,45. Pada hari ke-12 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol
menunjukkan suspensi allopurinol 10 mgkg bb memiliki daya menurunkan kadar asam urat paling tinggi persen penurunannya adalah 46,43, diikuti dengan
suspensi EET dosis 200 mgkg bb persen penurunannya 42,52. Suspensi EET 300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 31,32 dan yang paling
lemah adalah suspensi EET 100 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 19,59.
Pada hari ke-15 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol menunjukkan suspensi allopurinol 10 mgkg bbmemiliki persen penurunan kadar
asam urat paling tinggipersen penurunannya adalah 59,70, diikuti dengan suspensi EET dosis 200 mgkg bb persen penurunannya 48,23. Suspensi EET
300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 33,99 dan yang paling lemah adalah suspensi EET 100 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam
urat33,50. Jadi berdasarkan perhitungan persen penurunan kadar asam urat dengan perbandingan antar individu tikus ekstrak dengan dosis 200 mgkg bb
memiliki aktivitas antihiperurisemia yang paling bagus diantara dosis lainnya, persen penurunan paling besar diperoleh pada hari ke-15 dengan persen
penurunan 48,23. Kekuatan ekstrak etanol teripang dan allopurinol dalam menurunkan kadar
asam urat dapat juga lebih dipastikan dengan menganalisa persen penurunan kadar asam urat berdasarkan perbandingan antar individu tikus secara statistik
41
dengan metode ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan semua kelompok perlakuan dari hari ke-9 sampai dengan hari
ke-15. Uji Tukey HSD pada hari ke-9 dengan perlakuan masing-masing diulang
sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok suspensi EET 100 mgkg bb memiliki persen penurunan kadar asam urat yang berbeda dengan suspensi EET
200 mgkg bb dan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb, tetapi tidak berbeda signifikan dengan EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,852 p0,05.
Pada tabel juga terlihat EET 200 mgkg bb menunjukkan persen penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda signifikan dengan allopurinol 10 mgkg bb dengan
nilai signifikansi 0,998 p0,05. Jadi dosis yang menunjukkan efek hampir sama dengan allopurinol adalah suspensi EET dosis 200 mgkg bb. Tabel dapat dilihat
pada Lampiran 26a Halaman 81. Uji Tukey HSD pada hari ke-12 menunjukkan hasil bahwa kelompok
suspensi EET 100 mgkg bb memiliki persen penurunan kadar asam urat yang berbeda signifikan dengan suspensi EET 200 mgkg bb, EET 300 mgkg bb dan
suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb dengan nilai signifikansi 1,000 p0,05. Suspensi EET 300 mgkg bb memiliki persen penurunan kadar asam urat yang
berbeda signifikan dengan Allopurinol, tetapi tidak berbeda signifikan dengan EET 200 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,059 p0,05,. Suspensi EET 200
mgkg bb menunjukkan persen penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda signifikan dengan allopurinol 10 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,844
p0,05. Jadi dosis yang menunjukkan efek hampir sama dengan allopurinol
42
adalah suspensi EET dosis 200 mgkg bb. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 26b Halaman 81.
Uji Tukey HSD pada hari ke-15 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok EET 100 mgkg bb memiliki
persen penurunan kadar asam urat yang berbeda dengan suspensi EET 200 mgkg bb dan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb, tetapi tidak berbeda signifikan
dengan EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 1,000 p0,05. Suspensi EET 200 mgkg bb menunjukkan persen penurunan kadar asam urat yang tidak
berbeda signifikan dengan allopurinol 10 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,107 p0,05. Jadi dosis yang menunjukkan efek hampir sama dengan
allopurinol adalah suspensi EET dosis 200 mgkg bb. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 26c Halaman 81.
Untuk lebih memastikan dosis ekstrak yang memiliki efek hampir sama
dengan allopurinol, dilakukan juga perhitungan kadar asam urat tikus berdasarkan perbandingan kelompok yang dilakukan dengan cara membandingkan penurunan
kadar asam urat kontrol negatif Na-CMC 0,5 dengan bahan uji ekstrak dan obat. Persentase rata-rata penurunan kadar asam urat tikus berdasarkan
perbandingan kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.4berikut.
43
Tabel 4.4 Persentase Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Rata-rata berdasarkan
perbandingan antar kelompok. Perlakuan
N Penurunan kadar asam urat ± SEM mgdL
Hari ke-9 Hari ke-12
Hari ke-15 Suspensi EET dosis
100 mgkg bb 5
15,84± 3,47 27,22± 4,13
42,61± 1,81 Suspensi EET dosis
200 mgkg bb 5
28,05± 1,44 42,58± 2,64
50,94± 1,69 Suspensi EET dosis
300 mgkg bb 5
19,51 ± 3,70 37,5± 0,69
32,46± 6,09 Suspensi Allopurinol
dosis 10 mgkg bb 5
26,38± 1,41 44,44± 2,32
59,84± 1,84
Hasil perhitungan persen penurunan kadar asam urat yang diperoleh dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini
Gambar 4.3 Grafik Persentase Penurunan Kadar Asam Urat Vs Waktu antar
Kelompok tikus
Pada hari ke-9 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol menunjukkansuspensi EET dosis 200 mgkg bbmempunyai persen penurunan
kadar asam urat paling tinggi persen penurunannya adalah 28,05,diikuti dengan suspensi Allopurinol 10 mgkg bbyang memberikan efek penurunan kadar asam
10 20
30 40
50 60
70 80
H9 H12
H15 P
e rs
e n
ta se
p e
n u
ru n
a n
k a
d a
r a
sa m
u ra
t
Waktu hari
EET 100 EET 200
EET 300 Allopurinol
44
urat sebesar 26,38 , kemudian suspensi EET 300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 19,51 dan yang paling lemah adalah suspensi EET
100 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 15, 84. Pada hari ke-12 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol
menunjukkan suspensi allopurinol 10 mgkg bb mempunyai persen penurunan kadar asam urat paling tinggi yaitu 44,44, diikuti dengan suspensi EET dosis
200 mgkg bb persen penurunannya 42,61, kemudian suspensi EET 300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 37,5 dan yang paling lemah adalah
suspensi EET 100 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 27,22. Pada hari ke-15 setelah pemberian suspensi EET dan allopurinol
menunjukkan suspensi allopurinol 10 mgkg bb memiliki persen penurunan kadar asam urat paling tinggi yaitu59,84, diikuti dengan suspensi EET dosis 200
mgkg bb persen penurunannya 50,94. Suspensi EET 100 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat 42,61dan yang paling lemah adalah suspensi
EET 300 mgkg bb dengan persen penurunan kadar asam urat32,46. Jadi berdasarkan perhitungan persen penurunan kadar asam urat dengan perbandingan
antar kelompok tikus, ekstrak dengan dosis 200 mgkg bb memiliki aktivitas antihiperurisemia yang paling bagus diantara dosis lainnya. Persen penurunan
paling besar diperoleh pada hari ke-15 dengan persen penurunan 50,94. Kekuatan ekstrak etanol teripang dan allopurinol dalam menurunkan kadar
asam urat selanjutnya dipastikan dengan menganalisa persen penurunan kadar asam urat berdasarkan perbandingan antar individu tikus secara statistik dengan
metode ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan dari hari ke-9 sampai dengan hari ke-15 .
45
Uji Tukey HSD pada hari ke-9 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok suspensi EET 100 mgkg bb
memiliki persen penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda dengan suspensi EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,810p0,05, tetapi berbeda
signifikan dengan EET 200 mgkg bb dan suspensi allopurinol 10 mgkg bb. Pada tabel juga terlihat EET 300 mgkg bb menunjukkan persen penurunan kadar asam
urat yang tidak berbeda signifikan dengan allopurinol 10 mgkg bb dan dengan suspensi EET 200 mgkg bbdengan nilai signifikansi 0,142 p0,05. Jadi dosis
suspensi EET yang menunjukkan efek hampir sama dengan allopurinol adalah suspensi EET dosis 300 mgkg bb dan suspensi EET dosis 200 mgkg bb. Tabel
dapat dilihat pada Lampiran 27a Halaman 82. Uji Tukey HSD pada hari ke-12 dengan perlakuan masing-masing diulang
sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok suspensi EET 100 mgkg bb memiliki persen penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda dengan suspensi
EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,065 p0,05, tetapi berbeda signifikan dengan EET 200 mgkg bb dan suspensi alopurinol. Pada tabel juga
terlihat EET 300 mgkg bb menunjukkan persen penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda signifikan dengan allopurinol 10 mgkg bb dan dengan suspensi
EET 200 mgkg bbdengan nilai signifikansi 0,325 p0,05. Jadi dosis suspensi EET yang menunjukkan efek hampir sama dengan allopurinol adalah suspensi
EET dosis 200 mgkg bb dan suspensi EET dosis 300 mgkg bb. Tabel dapat dilihat ada Lampiran 27b Halaman 82.
Uji Tukey HSD pada hari ke-15 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok suspensi EET 100 mgkg bb
46
memiliki persen penurunan kadar asam urat yang berbeda dengan suspensi EET 300 mgkg bb, EET 200 mgkg bb dan suspensi allopurinol 10 mgkg bb dengan
nilai signifikansi 1,000 p0,05. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 27c Halaman 82.
Pembuktian selanjutnya kekuatan ekstrak dilakukan dengan menghitung nilai delta selisih kadar asam urat, perhitungan ini dilakukan dengan
membandingkan asam urat dihari pengamatan dengan kadar asam urat normal. Nilai delta selisih kadar asam urat dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Hasil Selisih delta Kadar Asam Urat Rata-Rata Tikus
Perlakuan N
Δ induksi Kadar asam urat setelah perlakuan
Δ hari ke- 9
Δ hari ke-12 Δhari ke-15 Na-CMC 0,5
5 2,46±0,11 2,66±0,11
2,86±0,12 3,08±0,24
Suspensi EET dosis 100 mgkg bb
5 2,3±0,09 1,82±0,13
1,4±0,15 0,74±0,10
Suspensi EET dosis 200 mgkg bb
5 2,62±0,32 1±0,16
0,4±0,16 0,08±0,13
Suspensi EET dosis 300 mgkg bb
5 2,16±0,19 1,44±0,24
0,68±0,14 0,56±0,13
SuspensiAllopurino l dosis 10 mgkg bb 5 3,12±0,32
1,36±0,10 0,58±0,07
-0,12±0,16
Hasil perhitungan delta selisih penurunan kadar asam urat yang diperoleh dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.4berikut ini
47
Gambar 4.4 Grafik Hasil selisih delta Rata-Rata Kadar Asam Urat Vs Waktu .
Pada hari ke-6, setelah pemberian induksi hati ayam dan kafein menunjukkan semua kelompok berhasil terinduksi dengan baik akibat pemberian
makanan purin tinggi hati ayam dan kafein yang dapat meningkatkan kadar asam urat, hal ini dapat dilihat dari nilai delta dari tiap kelompok. suspensi
allopurinol memiliki nilai delta selisih kadar asam urat paling banyak yaitu sebesar 3,12, suspensi EET 200 mgkg bb sebesar 2,62, kemudian Na-CMC 0,5
sebesar 2,46, suspensi EET 100 mgkg bb sebesar 2,3 dan suspensi EET 300 mgkg bb memiliki selisih kadar asam urat paling sedikit dibandingkan yang
lainnya yaitu sebesar 2,16. Pada hari ke-9, setelah pemberian bahan uji dan induksi hati ayam yang
dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi hiperurisemia, menunjukkan bahwa suspensi EET 200 mgkg bb memberikan penurunan asam urat terbaik karena
memiliki nilai delta selisih terkecil yaitu sebesar 1,00 kemudian suspensi allopurinol memiliki nilai delta sebesar 1,36, suspensi EET 300 mgkg bb
memiliki nilai delta selisih sebesar 1,44, kemudian suspensi EET 100 mgkg bb
-2 -1
1 2
3 4
5
Δ induksi Δ H9
Δ H12 Δ H15
k a
d a
r a
sa m
u ra
t
Waktu hari
Na-CMC 0,5 Allopurinol
EET 100 EET 200
EET 300
48
memiliki nilai delta selisih sebesar 1,82 dan Na-CMC 0,5 memiliki nilai delta paling besar yaitu sebesar 2,66 artinya Na-CMC 0,5 tidak dapat menurunkan
kadar asam urat karena ia tidak mempunyai zat aktif yang dapat menurunkan kadar asam urat.
Pada hari ke-12, setelah pemberian bahan uji dan induksi hati ayam menunjukkan bahwa suspensi EET 200 mgkg bb memberikan penurunan asam
urat terbaik karena memiliki nilai delta selisih terkecil yaitu sebesar 0,4, kemudian suspensi allopurinol memiliki nilai delta sebesar 0,5, suspensi EET 300
mgkg bb memiliki nilai delta selisih sebesar 0,68, kemudian suspensi EET 100 mgkg bb memiliki nilai delta selisih sebesar 1,4 dan Na-CMC 0,5 memiliki
nilai delta yang semakin besar dari hari ke-6 yaitu sebesar 2,86. Pada hari ke-15, setelah pemberian bahan uji dan induksi hati ayam
menunjukkan bahwa suspensi allopurinol memberikan penurunan asam urat terbaik karena memiliki nilai delta selisih terkecil yaitu sebesar -0,12 artinya
kadar asam urat yang diperoleh lebih kecil dibandingkan kadar asam urat normal sebelum diinduksi, kemudian suspensi EET 200 mgkg bb memiliki nilai delta
sebesar 0,08, suspensi EET 300 mgkg bb memiliki nilai delta selisih sebesar 0,56, kemudian suspensi EET 100 mgkg bb memiliki nilai delta selisih sebesar
0,74 dan Na-CMC 0,5 memiliki nilai delta yang semakin besar dari hari ke-6 yaitu sebesar 3,08.
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa semakin lama maka efek yang ditimbulkan oleh ekstrak teripang semakin bagus hal ini terlihat dari nilai delta
yang semakin hari semakin kecil, kecuali Na-CMC 0,5 yang semakin hari semakin meningkat hal ini dikarenakan oleh tikus diberikan induksi secara terus
49
menerus dan tidak diberikan ekstrak. Penurunan kadar asam urat terbaik diberikan oleh suspensi allopurinol 10 mgkg bb dengan nilai delta terkecil pada hari ke-15
yaitu sebesar -0,12, ekstrak yang memiliki efek mendekati allopurinol adalah EET dosis 200 mgkg bb dengan nilai delta terkecil pada hari ke-15 yaitu sebesar 0,08.
Kekuatan ekstrak etanol dalam menurunkan kadar asam urat kemudian dibuktikan secara statistik dengan metode ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji
Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan dari hari ke-9 sampai dengan hari ke-15.
Uji Tukey HSD pada hari ke-9 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok EET 200 mgkg bb memiliki
nilai delta selisih yang tidak berbeda signifikan dengan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb dan suspensi EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi
0,302 p0,05, tetapi berbeda signifikan dengan EET 100 mgkg bbdan Na-CMC 0,5. EET 100 mgkg bb tidak berbeda signifikan dengan allopurinol dan EET
300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,263 p0,05. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 28a Halaman 83.
Uji Tukey HSD pada hari ke-12 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok EET 200 mgkg bb memiliki
nilai delta selisih yang tidak berbeda signifikan dengan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb dan suspensi EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi
0,586 p0,05, tetapi berbeda signifikan dengan EET 100 mgkg bbdan Na-CMC 0,5. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 28b Halaman 83.
Uji Tukey HSD pada hari ke-15 dengan perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali menunjukkan hasil bahwa kelompok EET 200 mgkg bb memiliki
50
nilai delta selisih yang tidak berbeda signifikan dengan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,899 p0,05, tetapi berbeda
signifikan dengan EET 100 mgkg bbdan Na-CMC 0,5 dan suspensi EET 300 mgkg bb. EET 200 mgkg bb memiliki nilai delta selisih yang tidak berbeda
signifikan dengan suspensi EET 100 mgkg bb dan suspensi EET 300 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,057 p0,05. Tabel dapat dilihat pada Lampiran 28c
Halaman 83. Jadi dapat disimpulkan, ekstrak dengan dosis 200 mgkg bb memiliki
aktivitas antihiperurisemia yang paling bagus dan mendekati obat pembanding allopurinol 10 mgkg bb jika dibandingkan dosis lainnya baik dilihat dari nilai
delta selisih penurunan kadar asam urat maupun persen penurunan kadar asam urat yang dibandingkan antar individu maupun secara kelompok, persen
penurunan paling besar diperoleh pada hari ke-15. Menurut Zastrow dan Bourne 2001, peningkatan dosis obat harusnya
akan meningkatkan respon yang sebanding dengan dosis yang ditingkatkan, namun dengan peningkatan dosis, peningkatan respon akhirnya akan menurun,
karena sudah tercapai dosis yang sudah tidak dapat meningkatkan respon lagi. Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam karena komponen senyawa
yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai senyawa kimia, dimana komponen-komponen tersebut saling bekerja sama untuk menimbulkan
efek, namun peningkatan dosis menyebabkan senyawa kimia yang dikandungnya juga meningkat, sehingga terjadi interaksi merugikan yang menyebabkan
menurunnya efek Mariani, et al., 2012.
51
Umumnya sifat-sifat farmakologi simplisia yang untuk mengobati asam urat mempunyai sifat inhibitor xantin oksidase dan antiiflamasi. Mariani, et al.,
2012. Metabolit sekunder sangat berhubungan dengan khasiat simplisia secara farmakologi, adanya triterpenoid-saponin yang terdapat di dalam hewan ini sangat
mendukung simplisia ini sebagai obat antihiperurisemia. Triterpenoid-saponin yang terdapat pada teripang berperan dalam menghilangkan nyeri yang biasanya
dialami oleh penderita hiperurisemia dan triterpenoid-saponin pada teripang juga berperan sebagai inhibitor xantin oksidase yang menghambat pembentukan asam
urat Xu, et al., 2014. Triterpenoid-saponin yang ada pada teripang juga dapat menurunkan kadar asam urat didalam tubuh yang telah tinggi Qiang, et al.,
2012. Teripang juga dapat meningkatkan kesehatan penderita asam urat. Hal ini
diakibatkan oleh glukosamin dan kondroitin yang merangsang tubuh mensekresikan cairan sinovial untuk lubrikasi persendian dan memulihkan sendi,
pada penderita asam urat jumlah glukosamin dan kondroitin lebih sedikitWidodo, 2014.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol teripang cukup efektif menurunkan kadar asam urat. Hal ini memberikan
gambaran atas potensi ekstrak etanol teripang yang dapat dikembangkan menjadi produk yang bermanfaat sebagai obat antihiperusemia dari alam bahari.
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN