Metabolisme asam urat Hiperurisemia dan gout

12 Gambar 2.1 Rumus bangun asam urat Murray, et al., 2003 Kadar serum asam urat normal pada laki-laki adalah 5,1 ± 1.0 mgdl dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1.0 mgdl. Nilai ini akan meningkat sampai 9-10 mgdl pada seseorang dengan gout Price dan Wilson, 2005. Sedangkan pada Kadar asam urat normal pada tikus adalah 1,7-3,0 mgdL, dan tikus dikatakan hiperurisemia jika kadar asam uratnya diatas 3,0 Anandagiri, et al., 2014. Manusia memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dari hewan mamalia lain karena manusia tidak memiliki enzim urikase, yaitu enzim yang menguraikan asam urat menjadi allantoin yang mudah larut Katzung, et al., 2002. Asam urat yang terbentuk setiap hari dibuang melalui saluran pencernaan atau ginjal. Pada kedaan normal, jumlah asam urat terakumulasi pada laki-laki kurang lebih 1200 mg dan pada perempuan 600 mg. Jumlah akumulasi ini meningkat beberapa kali lipat pada penderita gout. Berlebihan akumulasi ini dapat berasal dari produksi asam urat berlebih atau ekskresi yang kurang Dipiro, et al., 2008

2.3.1 Metabolisme asam urat

Nukleotida purin yang utama pada manusia adalah adenosine monofosfat AMP dan guanosin monofosfat GMP. Kedua nukleotida tersebut akan dipecah menjadi bentuk nukleosida oleh fosfomonoesterase menjadi adenosine dan guanosin. Adenosine akan mengalami deaminasi menjadi inosin oleh enzim adenosine deaminase. Fosforilasi ikatan N-glikosinat inosin dengan guanosin 13 dikatalis oleh nukleosida purin fosforilase sehingga akan dilepaskan senyawa ribose-1-fosfat dan basa purin. Setelah itu, hipoxantin dan guanin membentuk xantin yang masing-masing dikatalis oleh enzim xantin oxidase dan guanase. Xantin yang terbentuk akan kembali dikatalisis oleh xantin oxidase menjadi asam urat Murray, et al., 2003.

2.3.3 Hiperurisemia dan gout

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal Price dan Wilson, 2005. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai atritis akut berulang karena endapan natrium urat dipersendian dan tulang rawan, dapat juga terjadi pembentukan batu asam urat diginjal. Gout dikaitkan dengan kadar asam urat yang tinggi didalam serum yang merupakan senyawa yang sukar larut Katzung, et al., 2002. Istilah gout digunakan untuk menggambarkan keadaan penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia. Gout adalah diagnosis klinis sedangkan hiperurisemia adalah kondisi biokimia Mariani, et al., 2012. Gout dapat bersifat primer dan sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu. Masalah akan timbul jika terbentuk kristal- kristal natrium urat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini akan mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang disertai dengan gout Price dan Wilson, 2005. 14 Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal sejak masa Hippocrates. Pada masa itu penyakit ini sering disebut dengan “ penyakit para raja” dan “raja dari penyakit”. Julukan ini muncul karena asam urat sering terjadi pada kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial ekonomi tinggi yang sering mengkonsumsi daging, khususnya daging dari alat dalaman seperti hepar, ginjal, pankreas, dan otak Price dan Wilson, 2005. Pada keadaan normal kadar asam urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar asam urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar asam urat pada perempuan akan meningkat seperti pada pria Price dan Wilson, 2005. Terdapat empat tahap perjalanan klinis gout yang tidak terobati, yaitu: a. Tahap hiperurisemia asimtomatik Pada tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan kadar asam urat serum. Hanya 20 dari pasien hiperurisemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut. b. Tahap arthritis gout akut Serangan gout akut terjadi ketika kristal urat mulai terbentuk pada cairan sinovial. Pada tahap ini gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Keluhan berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertaidemam, menggigil dan merasa lelah. c. Tahap interkritis Tahap interkritis merupakan kelanjutan stadium gout akut, dimana secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, meskipun pada cairan sendi masih 15 ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus berlangsung progesif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati. d. Tahap gout kronik Pada tahap ini terjadi timbunan asam urat yang terus bertambah. Peradangan kronik akibat kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku disertai pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Timbunan natrium urat tofi terbentuk pada tahap ini akibat sukar melarutnya timbunan natrium urat. Gout dapat merusak ginjal sehingga eksresi asam urat akan bertambah buruk. Batu ginjal juga dapat terbentuk sebagai akibat dari gout Price dan Wilson, 2005.

2.4 Obat Antihiperurisemia

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 30 101

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

1 15 103

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 5

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 13

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 1 3

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 30