Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Mhd. Jahari Sitepu : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Lembaga Terhadap Kinerja Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II-A Di Medan, 2010. 70 3.8. Uji Asumsi Klasik 3.8.1. Uji Normalitas Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smirnov. Jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil dari alpha 5, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang telah memenuhi asumsi klasik Ghozali, 2005.

3.8.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu, interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda + berubah menjadi - atau sebaliknya Ghozali, 2005. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah, yaitu : a. Melakukan regresi model lengkap Y = f X 1 …Xn sehingga diperoleh nilai R-Square; b. Melakukan regresi X 1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai R-Square regresi ini disebut auxiliary regression; Mhd. Jahari Sitepu : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Lembaga Terhadap Kinerja Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II-A Di Medan, 2010. 71 c. Membandingkan nilai R Square dengan R Square. Hipotesis yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila R Square R Square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila R Square R Square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

3.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit. Untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik yaitu membuat grafik antara nilai residual untuk estimasi error dengan nilai hasil estimasinya Ghozali, 2005. Mhd. Jahari Sitepu : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Lembaga Terhadap Kinerja Petugas Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II-A Di Medan, 2010. 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II-A Medan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II-A berlokasi di Jalan Pemasyarakatan, Kelurahan Tanjung Kusta, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Tanjung Gusta Medan memiliki luas 32.000 m 2 , mulai dihuni para narapidana pada tahun 1982 yang memiliki 6 enam blok tahananselblok berbentuk huruf “U”, terdiri dari blok A, B, C, dan D, dengan luas secara keseluruhan 3.330 m 2 . Letak Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Tanjung Gusta Medan mempunyai batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Wanita b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk c. Sebelah Timur berbatasan dengan perladanganpersawahan dan sungai Tanjung Gusta d. Sebelah barat berbatasan dengan Lembaga Permasyarakatan Klas- I Penentuan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Medan merupakan lembaga pemasyarakatan terbesar di Sumatera Utara.