Epidemiologi Keracunan Staphylococcus aureus Patogenesis

2.3.2.1 Epidemiologi Keracunan Staphylococcus aureus

Bentuk keracunan makanan yang lazim ini disebabkan oleh multiplikasi S.aureuspembentuk toksin di dalam makanan sebelum disantap. Pencemaran makanan oleh jasad renik ini sering terjadi karena bakteri ini dapat tumbuh di tangan 50 orang. Pertumbuhan yang pesat kerap berlangsung pada celah-celah dan luka kecil pada kulit yang tampak tidak terinfeksi. S.aureusyang berasal dari manusia yang mencemari daging bertindak sebagai Kejadian Luar Biasa KLB, tetapi hanya 10 ditularkan melalui air susu, umumnya ditularkan melalui sapi. Kondisi yang mendukung keracunan jenis ini adalah kontaminasi makanan yang cocok banyak sekali makanan yang dapat menunjang pertumbuhanS.aureus dan rentang waktu beberapa jam setelah makanan disiapkan selama waktu tersebut, jasad renik mampu memperbanyak diri. Suasana seperti itu dapat terbentuk selama pendinginan lambat sesudah proses memasak, atau bila makanan dibiarkan terletak didalam suhu ruang dengan iklim sekitar yang panas. Pemanasan ulang, atau bahkan mendidihkan, tidak akan dapat mencegah penyakit, karena penyebab langsungnya adalah toksin yang tahan panas dan bukan S.aureus hidup yang terdapat di dalamnya Arisman, 2008.

2.3.2.2 Patogenesis

Penelitian yang rinci mengenai enterotoksin yang dihasilkan oleh S.aureus agak tersendat karena banyak kendala teknis yang ditemukan. Galur yang membentuk enterotoksin hampir selalu bersifat koagulase positif. Namun sebaliknya, produksi enterotoksin tidak berkaitan dengan semua kegiatan metabolisme yang dapat diukur dengan mudah. Selain itu, penelitian tentang toksin ini terbatas karena ketiadaan tentang hewan percobaan yang cocok kebanyakan peneliti menggunakan suntikan intraperitonium terhadap anak kucing sebagai sistem pengujian. Banyak kemajuan yang telah dibuat pada tahun-tahun terakhir ini. Terdapat perbedaan diantara 4 jenis antigen: enterotoksin A, B, C, dan D. Enterotoksin B telah diisolasi dalam bentuk relatif murni oleh Bergdoll dan kawan-kawan. Galur ini berantigen khas dan tidak bereaksi silang, Universitas Sumatera Utara tetapi satu galur S.aureus dapat menghasilkan lebih dari satu macam antigen. Toksin tersebut seperti ekstrak yang kasar relatif tahan terhadap panas dan tripsin Arisman, 2008.

2.3.2.3 Tanda Klinis