tetapi satu galur S.aureus dapat menghasilkan lebih dari satu macam antigen. Toksin tersebut seperti ekstrak yang kasar relatif tahan terhadap panas dan
tripsin Arisman, 2008.
2.3.2.3 Tanda Klinis
Rentang waktu antara makan dan timbulnya penyakit cukup pendek, yaitu sekitar satu sampai enam jam kadang-kadang lebih singkat dan ditandai dengan
adanya nyeri perut dengan kram yang disertai muntah hebat yang berulang. Diare bervariasi, yaitu dapat sangat berat, sedang, atau derajat ringan. Meskipun
seringkali ganas, keracunan makanan oleh S.aureusberlangsung sementara, biasanya segera mereda dalam 6 atau 8 jam, jarang sekali sampai melebihi 24 jam
Arisman, 2008.
2.3.2.4 Penanganan
Keracunan makanan ini terkadang mengancam jiwa bila menimpa penderita yang berusia lanjut atau mereka yang meskipun tidak tua sedang
menderita sakit berat. Pasien mulai tampak sembuh saat bertemu dengan dokter untuk pertama kalinya, tetapi memerlukan suntikan 12½ mg proklorperazin atau
10 mg metoklopramid sebagai pengendali muntah. Pasien yang menunjukkan tanda kekurangan cairan membutuhkan pengobatan cairan intravena yang
menggunakan NaCl isotonik yang ditambah kalium Arisman, 2008.
2.3.2.5 Pencegahan
Langkah pencegahan yang paling penting adalah melatih para pengolah makanan dalam masalah kebersihan perorangan dan cara pendinginan cepat
makanan yang tidak segera disantap. Enterotoksin tidak dihasilkan pada keadaan dengan temperatur lemari pendingin yang biasa digunakan di rumah tangga.
Makanan selayaknya tidak dingin dengan begitu lambat, terutama dalam kemasan besar. Jika perlu, ambil dari lemari pendingin lalu dipanaskan kembali segera
sebelum dihidangkan Arisman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti epidemiologi terhadap kejadian luar biasa keracunan makanan oleh
S. aureusmencakup
standar baku
bacteriophage typing
untuk mengidentifikasi sumber galur bakteri penyebab. Karena pemanasan akhir dapat
membunuh jasad renik tanpa menginaktivasi enterotoksin, S.aureus tidak dapat tumbuh pada makanan yang dicurigai. Uji binatang untuk penentuan enterotoksin
kini diganti dengan metode serologis Arisman, 2008. Tabel 2.2 Intoksifikasi Staphylococcus aureus pada produk pangan
Arisman, 2008 Topik
Intoksifikasi Akibat Staphylococus aureus Etiologi
Toksin bakteri S.aureus enterotoksin Inkubasi
2-6 jam Gejala
Terkadang timbul mendadak dan membahayakan violen onset, seperti mual berat, kram, muntah, dan terkadang
disertai diare. Durasi
Sekitar 2 hari Sumber
Manusia kulit, hidung, dan tenggorok, sekitar 25-40 manusia sehat didiami oleh bakteri ini.
Cara penyebaran
dan contoh
makanan yang
terlibat dalam
KLB. Menyantap makanan yang mengandung toksin. Jika kondisi
tempat penyimpanan tidak baik, bakteri akan berkembang biak dan menghasilkan toksin. Contoh makanannya, yaitu
ham, ayam, selada telur, bahan yang diisi krim, es krim, dan keju.
Pengawasan Meliburkan orang yang terinfeksi kulit, kebersihan
perorangan diperhatikan, serta memasak makanan dengan waktu dan pemanasan yang adekuat.
Angka Kejadian Seluruh dunia. Angka kejadian1-100 orang per 100.000
penduduk, bergantung pada keadaan kebersihan makanan.
2.4 Staphylococcus aureus 2.4.1 Pengenalan S. aureus