4
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang Kegiatan Perawatan Bahan Pustaka, faktor apa saja yang
menjadi penyebab kerusakan dan kendala yang dihadapi oleh pustakawan dengan mengangkat judul ”Perawatan Bahan Pustaka Di Perpustakaan
Universitas HKBP Nommensen Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah perawatan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan bahan
pustaka dan bagaimana usaha mengatasinya? 3.
Apa saja hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pemeliharaan bahan pustaka?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perawatan bahan pustaka di
Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. 2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kerusakan bahan pustaka serta usaha mengatasinya.
3. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi
perpustakaan Universitas HKBP Nomensen Medan dalam Perawatan Bahan Pustaka.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi : 1.
Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, sebagai bahan masukan dalam perawatan bahan pustaka.
2. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya. 3.
Penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Perawatan Bahan Pustaka
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Perawatan bahan pustaka, Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, Pencegahan kerusakan bahan pustaka,
hambatan dan kendala yang dihadapi dalam perawatan bahan pustaka di Perpustakaan HKBP Nommensen Medan.
6
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Pengertian perpustakaan berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 butir 1 yaitu: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, danatau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dalam UU No. 43 Tahun 2007 Pasal 20 dinyatakan bahwa jenis-jenis
perpustakaan sebagai berikut: a. Perpustakaan Nasional;
b. Perpustakaan Umum; c. Perpustakaan SekolahMadrasah;
d. Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan e. Perpustakaan Khusus.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung bagi universitas, nilai suatu universitas juga bergantung pada perpustakaannya. Keberadaan
perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum peran perpustakaan perguruan tinggi
adalah memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan
Tinggi 1994 :3 dinyatakan bahwa: “Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan Unit Pelayanan Teknis UPT
perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun,
mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya”.
7
Sedangkan Sulistyo-Basuki 1993:3 menyatakan bahwa: “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi
mencapai tujuannya.” Pendapat lain dikemukakan
oleh Sutarno
2003:35 yang menyatakan bahwa “PerpustakaanPerguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang berada
dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat yang berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan penggunanya adalah seluruh
civitas akademika.” Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan perguruan tinggi
adalah perpustakaan yang berada dalam perguruan tinggi, badan maupun lembaga yang yang berada di perguruan tinggi yang memiliki tujuan dan fungsi dengan
cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, serta melayankan informasi kepada civitas akademika sebagai penunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
8
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sesuai dengan pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi
Menurut Sulistyo-Basuki 1993 : 52, tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya
staf pengajar dan mahasiswa. b.
Menyediakan bahan pustaka referensi pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke
mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. c.
Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan. d.
Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.
e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada
lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal. Sedangkan menurut Hasugian 2009, 80 .
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah : Untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan
perguruan tinggi benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma itu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi informasi civitas akademika, serta menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah
bagi civitas akademik tersebut agar pelaksanaan program kegiatan berjalan dengan lancar dan berkualitas.
9
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dalam pencapaian tujuan yang baik harus didukung juga Dalam 2004:3
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitaska demika,olehkarena itu yang mendukung pencapaian tujuan pembelajarn,pengorganisasian
bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi
pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan
staf non-akademik.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Dari uraian di atas dapat diketahui, bahwa fungsi perpustakaaan perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di perguruan
tinggi dan penyedia fasilitas pengajaran, penelitian untuk memenuhi kebutuhan informasi civitas akademikanya. Memiliki kualitas koleksi yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna sehingga menimbulkan kepuasan bagi pengguna.
10
2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Salah satu unsur pokok dari sebuah perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat berjalan maksimal apabila tidak diiringi dengan koleksi
yang memadai. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi harus menyajikan informasi yang sistematis, dimana informasi tersebut harus relevan
dengan kebutuhan penggunaannya baik itu mahasiswa, dosen, peneliti maupun pengguna lainnya.
Siregar 1999:2 mengatakan “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah
semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbargai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah,
dan dilayankan”. Dari pendapat di atas dapat di nyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah
semua bahan perpustakaan dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk
disajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi.
2.2.1 Fungsi koleksi perpustakaan
Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004: 40 Fungsi
koleksi perpustakaan adalah: a.
Fungsi Pendidikan, untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dan
relevan.
11
b. Fungsi Penelitian, untuk menunjang program penelitian perguruan
tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
c. Fungsi Referensi, fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan
menyediakan bahan-bahan referensi di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.
d. Fungsi Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi menetapkan pusat
informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta
hasil budaya manusia lain.
Menurut Sutarno NS 2006: 118, Fungsi Koleksi Perpustakaan antara lain : 1.
Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan pustaka yang harus di beli.
2. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan
perpustakaan lain, seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan, dan sebagainya.
3. Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu di pindahkan ke
gudang atau di keluarkan dari koleksi 4.
Membantu dalam merencanakan anggaran jangka panjang dengan menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan.
5. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan.
Dari uraian di atas dapat diketehui bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum dalam penyelenggaraan
layanan perpustakaan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2.2.2 Koleksi Bahan Pustaka
Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan. Menurut Siregar 1998 : 2 ”Koleksi perpustakaan
adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk
12
disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Sedangkan Menurut Soeatminah 1992:25 jenis koleksi bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan menurut bentuk fisiknya dapat dikelompokkan
dalam 2 bentuk, yaitu: 1.Bahan pustaka tercetak
a. Buku Menurut penyajian isinya, buku dikelompokkan sebagai berikut:
1. Buku Teks atau monografi, biasanya membahas satu masalah.
2. Buku Fiksi yaitu buku rekaan, tidak nyata, seperti cerpen, novel,dll.
3. Buku Referensi Rujukan yaitu buku yang isinya disusun dan
diolah secara tertentu misalnya menurut abjad,biasanya dipakai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak untuk dibaca secara
keseluruhan dari awal sampai akhir misalnya: kamus, ensiklopedi, sumber biografi, sumber ilmu bumi atlas, bibliograsi penulisan
mengenai buku,buku tahunan almanak, buku petunjuk buku alamat, buku pegangan handbook, buku kumpulan indeks, buku
kumpulan abstrak yang memuat judul artikel.
b. Majalah c. Surat Kabar
d. Brosur e. Peta
2.Bahan pustaka non cetak a.
Slide merupakan satu jenis bahan audio visual yang banyak dipergunakan diperpustakaan, terutama untuk mendukung pengajaran dan penelitian,
kata audio visual berasal dari bahasa Latin, audio dari kata audire yang berarti mendengar, visual dari kata visus yang berarti melihat, karena slide
sangat kecil slide harus di baca dengan alat yang di sebut proyektor.
b. CD-ROM adalah disk yang terbuat dari plastik, berkilau, dengan warna
pelangi yang beragaris tengah, 4,72 inci, atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm, memiliki lubang ditengah dengan ukuran 1,2 mm dan
berkapasitas menyimpan data lebih dari 500 megabyte, CD-ROM adalah suatu temuan pengembangan informasi mutakhir, CD-ROM digunakan
untuk menyimpan data apa saja mulai dari teks, grafik computer, suara, dan gambar video, CD-ROM dijalankan pada mikro computer.
c. Bentuk mikro adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim yang di
pergunakan di perpustakaan, mikrofilm ini merupakan bentuk lain dari bahan cetak seperti, buku, majalah, atau surat kabar.
13
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis koleksi perpustakaan tergolong menjadi dua bentuk yaitu koleksi bahan pustaka tercetak dan koleksi
bahan pustaka non cetak. Koleksi tersebut yaitu Buku teks bahasa Indonesia, bahasa asing, Surat kabar Lokal, Nasional, Multimedia Audiovisual CD-
ROM, VCDDVD, Film, Slide, Koleksi khusus Skripsi, Tesis, Disertasi.
2.3 Perawatan Bahan Pustaka
Perawatan bahan pustaka adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan
dalam waktu yang lama.
Menurut Martoatmodjo 1993:5 Perawatan adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan, bahan pustaka yang mahal,
diusahakan agar awet bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Jika kerusakan pada bahan pustaka tidak cepat
ditanggulangi maka kerusakan sekecil apapun pada bahan pustaka bisa menjadi besar dan mengakibatkan bahan pustaka cepat rusak mungkin tidak bisa
dipergunakan lagi.
Sedangkan Menurut Sutarno 1993:107 menyatakan bahwa : “Perawatan adalah urus, jaga, pelihara agar tetap utuh, baik dan bagus”. Menurut Daryono
2009 menyatakan bahwa perawatan bahan pustaka yaitu kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang dikerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet bisa
dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca.
Menurut Yulia 1994:194 menyatakan bahwa “Perawatan bahan pustaka berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mencegah dan mengurangi
kerusakan bahan pustaka. Kegiatan ini termasuk pemantauan pengawasan lingkungan, pemasangan tirai kaca untuk menahan sinar ultra ungu,
pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, pembuatan bentuk mikro bahan pustaka, serta pelatihan bagi staf perpustakaan”
14
Dari uraian diatas dapat disimpulkan perawatan bahan pustaka adalah kegiatan mencegah, merawat menjaga dan mengusahakan bahan pustaka awet
sehingga dapat mempertahankan fisik dan informasi yang terkandung di dalamnya.
2.3.1 Tujuan perawatan bahan pustaka
Tujuan perawatan bahan pustaka adalah untuk menyelamatkan nilai informasi yang ada dalam perpustakaan, mempermudah pemustaka dalam proses
penemuan bahan pustaka yang dibutuhkannya
, Adapun tujuan perawatan bahan pustaka menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 : 46 adalah :
1. Mencegah kerusakan bahan pustaka
2. Melindungi pustaka dari kerusakan
3. Memperbaiki pustaka yang masih layak di simpan dan masih bermanfaat
4. Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat
Disamping itu tujuan kebijaksanaa perawatan bahan pustaka yang di kemukakan Dureau, 1990 : 2 dinyatakan sebagai berikut :
1. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan
pada media lain 2.
Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga dapat di gunakan dalam bentuk seutuh mungkin.
Sedangkan Menurut Martoatmodjo 1993:5 tujuan dari kegiatan perawatan bahan pustaka:
1. Menyelamatkan nilai informasi
15
2. Menyelamatkan fisik bahan pustaka
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang
4. Mempercepat perolehan informasi
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 1994: 46 dinyatakan bahwa Tujuan Pemeliharaan bahan Perpustakaan adalah :
1. Mencegah kerusakan bahan pustaka
2. Melindungi pustaka dari kerusakan
3. Memperbaiki pustaka yang masih layak disimpan dan masih
bermanfaat 4.
Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat Dalam hal perawatan bahan pustaka, setiap perpustakaan mempunyai
kebijaksanaan tersendiri. Ada pihak perpustakaan yang merasa lebih mudah memelihara bahan pustaka dalam bentuk fisik asli dalam hal ini buku.Dengan
bahan pustaka yang lestari dan terawat, lingkungan yang sehat, ruang kerja yang terawat dengan baik, rapi dan menarik, membuat kehidupan pustakawan menjadi
lebih berarti dan menyenangkan, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja.
2.3.2 Fungsi Perawatan Bahan Pustaka
Fungsi Perawatan Bahan Pustaka adalah menjaga agar koleksi Perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil , serangga yang iseng, atau jamur
yang merajalela pada buku-buku yang di tempatkan di ruang yang lembab Menurut Martoatmodjo 1993:96 fungsi perawatan bahan pustaka adalah
sebagai berikut : a.
Melindungi, bahan pustaka dilindungi dari seranggan serangga, manusia, jamur, panas matahari, air dan sebagainya, dengan
16
pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil, tidak akan dapat menyentuh bahan pustaka, manusia tidak akan salah dalam menangani
dan memakai bahan pustaka, jamur tidak akan dapat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara diperpustakaan akan mudah
terkontrol.
b. Pengawetan, dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet,
bisa di pakai lebih lama, dan diharapkanlebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.
c. Kesehatan, dengan perawatan yang baik,bahan pustaka pustaka
menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan
menjadi tetap sehat, pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
d. Pendidikan pemakai, perpustakaan dan pustakawan sendiri harus
belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen, menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam
perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan, mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk
berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.
e. Kesabaran, Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang
tua, harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi buku, menghilangkan
noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.
f. Sosial, Perawatan tidak bisa dilakukan dengan diri sendiri,
pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan, rasa pengorbanan
tinggi harus diberikan setiap orang, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka.
g. Ekonomi, dengan perawatan yang baik bahan pustaka menjadi lebih
awet, keuangan dapat dihemat. h.
Perawatan yang baik, penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan tampak makin jadi indah, sehingga menambah daya tarik kepada
pambaca. Fungsi Perawatan Bahan Pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain :
1. Fungsi perlindungan : Upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa
faktor yang mengakibatkan kerusakan. 2.
Fungsi pengawetan : Upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3. Fungsi kesehatan : Upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi
bersih tidak berbau pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.
4. Fungsi pendidikan : Upaya memberikan pendidikan kepada pembaca,
bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang baik dan benar.
17
5. Fungsi kesabaran : Upaya pemeliharaan bahan pustaka membutuhkan
keterlibatan kesabaran dan ketelitian. 6.
Fungsi sosial : Pemeliharaan bahan pustaka sangat membutuhkan keterlibatan dari orang lain.
7. Fungsi ekonomi : Pemeliharaan yang baik akan berdampak pada
keawetan bahan pustaka, yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka.
8. Fungsi Keindahan : Dengan pemeliharaan yang baik, bahan pustaka di
perpustakaan akan tersusun rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga perpustakaan kelihatan indah dan nyaman.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan Fungsi Perawatan Bahan Pustaka adalah untuk Melindungi bahan pustaka, Pengawetan, Kesehatan, Pendidikan
Pemakai, Kesabaran dalam merawat bahan pustaka, membutuhkan keterlibatan orang lain dan keawetan bahan pustaka yang akhirnya dapat meminimalisasi
biaya.
2.3.3 Kegiatan perawatan Bahan Pustaka
Menurut Martoatmodjo 1993:96 Kegiatan perawatan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Reproduksi dilakukan untuk memelihara bahan pustaka yang lengkap
dan mudah rusak. Penyarataan reproduksi dilakukan dengan cara membuat fotokopi dan memperbanyak bahan pustaka yang lengkap dan
yang perlu dilestarikan bahan pustaka adalah memperbaiki kulit buku sampai rapi kembali, merawat buku yang telah rusak dari awal samapi
akhir dan memperbaiki bukudan menjliid buku dan membuat kesing buku.
2. Fumigasi adalah salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan cara
mengasapi bahan pustaka agar jamur tidak. 3.
Deasidifikasi adalah kegiatan perawatan bahan pustaka dengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Dalam proses
pembuatan kertas, ada campuran zat kimia yang apabila zat tersebut terkena udara luar, membuat kertas menjadi asam, proses ini berlangsung
terus walau kertas sudah menjadi bentuk buku atau yang lain. Dengan persenyawaan udara dari luar, apabila dengan udara yang kotor olehdebu
atau gas, knalpot mobil, atau limbah industri, asam tersebut dapat merusak kertas, usaha menghentikan proses tersebut di namakan
deasidifikasi.
4. Laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar
bahan pustaka menjadi awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas terdiri dari film oplas, kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya.
Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel dibahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan pollutant. Proses
18
laminasi biasanya digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara lain misalnya seperti menambal, menjilid,
menyambung dan sebagainya.
5. Enkapsulasi adalah suatu cara melindungi kertas dari kerusakan yang
bersifat fisik misalnya: rapuh karena umur, pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahan penyimpanan dan sebagainya.
6. Restorasi perbaikan bahan pustaka dengan cara menambal kertas,
memutihkan kertas, mengganti halaman yang robek, mengencangkan jilidan memperbaiki punggung buku, engsel atau sampul buku yang
rusak.
2.4 Faktor kerusakan bahan pustaka
Kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbul noda oleh debu dan jamur, jenis perusak bahan
pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat serta lingkungannya.
Menurut Martoatmodjo 1993:44 faktor kerusakan bahan pustaka sebagai berikut:
2.4.1 Faktor Biologi, bahan pustaka terdiri atas solusa, perekat dan protein
yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup. Seperti jamur, serangga rayap, kecoa, ikan perak, kutu buku, dan lain-lain. Mahkluk
tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhu nya tinggi, bila ruangan tempat penyimpanan bahan pustaka lembab
dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak.
2.4.2
Faktor fisika, penyebab kerusakan bahan pustaka faktor fisika adalah
sebagai berikut :
1. Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui
pintu, jendela, atau lubang–lubang angin perpustakaan, apabila debu melekat pada kertas maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan
tingkat keasaman pada kertas, hal ini mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan cepat rusak, debu yang bercampur air lembab juga akan
meninbulkan jamur pada buku
2. Suhu dan kelembaban Kerusakan kertas yang diakibatkan suhu yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat yang ada pada jilitan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya sendiri menjadi longgar, suhu
yang terlalu tinggi mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas
19
menjadi kuning, dan apa bila suhu lembab kertas buku mudah diserang, rayap, kecoa, kutu buku, ikan perak.
3. Cahaya, kertas yang kepanasan menjadi rusak, memudarnya tulisan,
sampul buku, dan bahan cetak lainnya, berubah warna menjadi kekuningan dan rapuh, akhirnya rusak, kerusakan ini diakibatkan sinar
ultra violet langsung matahari masuk langsung ke perpustakaan, tidak hanya buku bahanvisual lainnya seperti piringan hitam, kaset,
audio, video, akan rusak jika kepanasan.
2.4.3 Faktor Kimia
Penyebab kerusakan bahan pustaka faktor kimia adalah, terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas
senyawa- senyawa kimia itu akan terurai, oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat
dan karboksil bertambah dan di ikuti dengan memudarnya warna kertas, hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air, reaksi hidrolisis
pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa, sehingga mengurangi kekuatan serat, akibatnya kekuatan serat berkurang
dan kertas menjadi rapuh.
2.4.4 Faktor Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak
buku yang hebat, berdasarkan kenyataan yang ada kerusakan buku terjadi karena ulahmanusia, pembaca perpustakaan sengaja merobek bagian
bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya tabel-tabel statistiknya, pengguna perpustakaan sengaja atau tidak membuat lipatan
sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebelakang, sebagai akibatnya perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan
dapat terlepas, sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya, kecerobohan manusia lainya misalnya habis makan tidak
membersihkan tangan terlebih dahulu menyebabkan buku menjadi kotor, apabila buku dipegang oleh dengan tangan yang kotor atau berminyak,
buku akan bernoda, kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah ke buku.
2.4.5
Kerusakan yang disebabkan oleh serangga
Pemberantasan serangga dapat di tempuh dengan cara-cara berikut: 1.
Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida bahan pembasmi serangga
2. Penggunaan gas racun
3. Penggunaan sistem pengumpanan
4. Peracunan buku
5. Penuangan larutan racun kedalam lubang
6. Jika pada lantai ubin muncul tanah galian rayap, kita dapat
menghamparkan plastik di atasnya agar rayap tidak muncul ke permukaan lantai.
20
2.4.6 Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran
Untuk mencegah bahaya kebakaran sebaiknya di beberapa tempat diletakkan alat pemadam kebakaran yang berisikan carbon dioksida.
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah api berkobar lebih hebat antara lain ialah sebagai berikut:
1. Api yang menyala dalam suatu tempat akan padam apabila tempat itu
segera diselubungi kain atau karung basah. 2.
Api di atas meja akan mudah padam apabila ditutup dengan selimut yang terbuat dari asbes.
3. Api yang menyala-nyala dapat dipadamkan dengan bahan yang
berbuih. 4.
Kalau api tidak segera padam tanda bahaya harus dibunyikan.
2.4.7 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir
Apabila ada bahan pustaka yang rusak karena banjir, langkah-langkah yang dapat diambil sebagai tindakan pencegahannya ialah sebagai beriku :
1. Ikatan bahan pustaka jangan dilepaskan. Dengan demikian, lumpur
yang ada pada bagian luar mudah dibersihkan. Untuk menghilangkan kotoran, lumpur, dan lain-lain digunakan kapas yang sudah dibasahi.
2. Air yang terdapat dalam ikatan bahan pustaka harus dikeluarkan
dengan cara menekannya perlahan-lahan. 3.
Bahan pustaka yang masih basah dianginkan sampai kering 4.
Bahan pustaka di usahakan agar tetap utuh dan lampirannya jangan terpisah.
5. Bahan pustaka jangan dikeringkan di bawah pancaran sinar matahari
6. Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan tindakan
pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka.
2.4.8 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus
Pencegahan dan pembasmi tikus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal beriku:
1. Melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap gedung, ruang, atau
tempat penyimpanan bahan pustaka. Andai kata terdapat sarang atau lubang tikus, hendaknya sarang itu dihancurkan dan lubangnya segera
ditimbun dengan bahan yang sesuai.
2. Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat yang terdapat di dalam
saluran air disekitar tempat penyimpanan bahan pustaka hendaknya dibuang.
3. Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus.
4. Menggunakan lem penangkap tikus
21
5. Menggunakan berbagai jenis racun tikus seperti Racumin dan Kill
Mouse 6.
Menerapkan sistem emposen, yaitu memasang petasan berisi gas racun di dalang lubang tikus yang terdapat di sekeliling tempat
penyimpanan bahan pustaka
2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perbaikannya
Menurut Martoatmodjo 1993: 67 pencegahan kerusakan bahan pustaka adalah sebagai berikut
Bahan pustaka yang pada umumnya terbuat dari kertas akan mengalami kerusakan dengana sendirinya. Hal ini disebabkan bahan pembuat kertas
itu sendiri yang bersifat asam merupakan bahan organik yang selalu bereaksi dan akan mengarai. Di samping itu faktor-faktor lain seperti
kelembaban karena pengaruh uap air, atau kekeringan karena pengaruh panas terhadap ruangan koleksi, bisa merusakkan koleksi tersebut. Polusi
udara, manusia, serangga , binatang pengerat dan lain-lain, adalah faktor perusak bahan pustaka yang hebat.
Bahan pustaka yang belum rusak dapat dicegah agar tidak terkontaminasi oleh perusak bahan pustaka. Bahan yang sudah mengalami kerusakan
dicegah agar tidak menjadi lebih parah kerusakanya, sehinga proses kerusakan terhenti.
Agar bahan pustaka selalu terawat dengan baik serta tahan lama, maka langkah yang harus diperhatikan adalah menciptakan lingkungan yang
dapat menghindari atau paling tidak menekan laju kerusakan koleksi perpustakaan.
2.5.1 Tujuan Pencegahan kerusakan bahan pustaka
Menurut Yuyu1993:185 Adapun tujuan pencegahan kerusakan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan hebat dapat dihindarkan . Koleksi yang dimakan oleh
serangga atau dirusak binatang pengerat dapat diselamatkan. 2.
Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati, yang terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki.
3. Koleksi yang masih baik dapat terhindar dari penyakit maupun
kerusakan lainnya. 4.
Kelestarian fisik bahan pustaka dapat terjaga
22
5. Kelestarian informasi yang terkandung dalam bahan pustaka tersebut
dapat terjaga 6.
Pustakawan atau pegawai yang bekerja diperpustakaan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan
7. Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku,
serta ikut menjaga keselamatannya 8.
Semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemakai perpustakaan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
2.5.2 Usaha Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka
Menurut Yuyu2013:185 Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan
lebih tepat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaanya. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang
disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: 1.
Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia Waktu mengambil sebuah buku dari rak, haruslah dibuatkan “jalan”
dengan cara mendesak ke kanan dan ke kiri, sehingga longgar. Barulah buku ditarik dari rak.
2. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur
Cara tradisional yang digunakan untuk membasmi jamur adalah sebagai berikut:
a. Menjaga ruangan buku dari genangan air.
b. Menempatkan kapus sirih yang dimasukkan kedalam baskom pada
setiap rak buku. c.
Menempatkan arang pada setiap rak buku 3.
Mencegah kerusakan sampul buku Pencegahan untuk jenis kerusakan ini ialah belilah buku yang bermutu.
Karena buku perpustakaan akan dipergunakan oleh orang banyak belilah hard cover.
4. Mencegah kerusakan pada punggung buku
Cara mencegahnya ialah, ambil buku dengan cara tertentu, yaitu beri jalan ke kiri dan ke kanan buku dengan mendesakkannya terlebih dahulu.
Sesudah ada ruangan cukup, maka buku baru ditarik dari rak.
23
5. Mencegah kerusakan pada engsel buku
Cara mengatasinya ialah memberikan kesadaran yang tinggi kepada pembaca atau petugas perpustakaan untuk menangani buku sebaik
mungkin.
6. Mencegah kerusakan pada jilidan buku
Cara mencegahnya ialah, jika terlihat jilidan dan mulai kendor, kirimkan ke bagian pelestarian untuk diperbaiki. Jangan menunggu kerusakan yang
parah.
7. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena coretan tinta
Cara mencegahnya ialah dengan memeriksa setiap buku yang dikembalikan. Pembaca diberikan pengertian tentang pelunya menghargai
dan memelihara buku sebagai milik bersama
8. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penempelan selotip
Caranya basahi bagian belakang kertas yang kena selotip tadi dengan larutan organik tersebut. Kemudian buka selotipnya dengan sangat hati-
hati, jangan sampai huruf pada kertas terangkat atau robek.
9. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena pemudaran warna kertas
Pemudaran warna kertas ini terjadi karena kertas mengandung senyawa asam. Cara mencegahnya ialah dengan merendahkan temperatur ruangan
antara 20 sampai 24 derajad Celcius dengan AC
10. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena bercak noda merah kecoklatan
foxing Pencegahannya ialah menghindari debu masuk atau menempel sebanyak
mungkin dan memelihara tingkat kelembaban ruangan pada 45 RH sampai 60 RH dengan temperatur antara 20 sampai 24 derajad Celcius
11. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda air dan kebocoran
Cara pencegahannya ialah hindari kebocoran, jangan menempatkan buku pada rak yang bertempelan dengan tembok
12. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena kerapuhan
Karena usianya yang lanjut, kertas menjadi rapuh. Tetapi dapat juga disebabkan oleh bahan kertas yang memiliki keasaman yang tinggi. Kalau
tingkat keasaman tinggi, pH-nya menunjukkan angka 3 atau 4, kertas akan
24
menjadi lapuk. Cara mencegahnya ialah dikurangi keasaman pada kertas deacidificasi.
13. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena rendahnya mutu bahan
Cara mencegahnya ialah menyadarkan penerbit agar memberikan yang paling baik untuk konsumen.
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif sebagaimana di kemukakan oleh Moleong 2007:6
“Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”
3.2 Lokasi Penelitian