Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015
Pada peta strategi pengembangan usaha yang disusun oleh Bank Muamalat, periode 2013-2015 merupakan tahun dimana strategi
untuk mengoptimalisasikan model bisnis dan memfokuskan segmen bisnis guna memperkuat penetrasi pasar.
47
Tahapan tersebut merupakan tahapan awal dari aspirasi untuk menjadi leader di
industry perbankan syariah dari sisi kinerja dan layanan. Bank Muamalat juga akan didorong untuk menjadi bank syariah pilihan
melalui pemeliharaan budaya kerja yang positif, didukung dengan produk baru yang inovatif, pemenuhan terhadap aspek syariah
sebagai nilai lebih, platform teknologi yang mendukung fokus bisnis dan optimal melayani kebutuhan nasabah. Upaya tersebut akan
dilakukan secara serius dan intensif oleh Bank Muamalat terutama ditujukan
untuk meningkatkan
daya saing
mereka demi
menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sebagian pihak mengkhawatirkan hadirnya kesepakatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 sebagai sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari
negara lain. Kekhawatiran tersebut menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Halim Alamsyah
48
tidak beralasan jika memang perbankan syariah Indonesia mampu menunjukkan daya saing
47
Annual Report Bank Muamalat tahun 2013 Wawancara dengan Bapak Yudi Susworo
48
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015
Oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Halim Alamsyah
Disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam IAEI, Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012
competitiveness yang tinggi. Meskipun begitu, Bank Muamalat tetap percaya diri menghadapi MEA 2015.
49
Apakah industri perbankan syariah Indonesia siap menghadapi MEA 2015?
Bagaimana dengan kesiapan Bank Muamalat menghadapi MEA 2015?
Faktanya bank syariah terbesar di Indonesia saat ini saja baru mampu membukukan aset sekitar US5,4 miliar sehingga belum ada
yang masuk ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia tabel 1 Lampiran 6. Sementara tiga bank syariah Malaysia
mampu masuk ke dalam daftar tersebut. Hal ini menjadi bukti serta menunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia masih
kalah dengan bank syariah Malaysia yang akan menjadi kompetitor utama. Belum tercapainya skala ekonomi tersebutlah yang membuat
operasional bank syariah di Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian besar bank syariah di Indonesia masih dalam tahap ekspansi yang
membutuhkan biaya investasi infrastruktur yang cukup signifikan. Namun demikian, bank syariah di Indonesia lebih profitable
dibandingkan dengan bank syariah di Malaysia maupun kawasan timur tengah, karena menurut Dr. Halim Alamsyah, return on asset
ROA dan return on equity ROE bank syariah Indonesia rata-rata lebih tinggi. Tak heran jika banyak investor asing yang tertarik untuk
49
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
mendirikan atau membeli bank syariah di Indonesia. Profitabilitas yang tinggi ini tentunya akan mempercepat akselerasi pertumbuhan
aset bank syariah di Indonesia sehingga dapat mencapai skala ekonomi yang efisien.
Kelemahan lain dalam menghadapi MEA 2015 adalah diferensiasi produk keuangan syariah yang dinilai masih kurang. Hal
ini disebabkan oleh faktor bisnis model industri yang lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan di sektor riil dan sangat menjaga
„maqasid syariah‟. Kekurangan instrumen di pasar keuangan syariah tersebut berdampak pada pengelolaan likuiditas perbankan syariah
yang masih sedikit sekali portofolio penempatan pada instrumen sukuk. Hal ini menyebabkan pengembangan pasar keuangan syariah
menjadi terkendala dan mekanisme self adjustment menjadi kurang optimal.
Ketersediaan instrumen pengelolaan likuiditas menjadi sangat penting dalam mencegah terjadinya krisis yang berkelanjutan pada
industri keuangan syariah. Agar jangan sampai kekurangan instrumen keuangan syariah tersebut diisi oleh instrumen dari negara
lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi pasar keuangan dan perbankan syariah domestik, para pakar dan pihak perbankan syariah,
khususnya pihak Bank Muamalat harus melakukan inovasi produk keuangan syariah.
Kendala lainnya yang perlu mendapat perhatian serius adalah upaya untuk memenuhi gap Sumber daya insani dari tenaga kerja
domestik agar tidak diisi oleh tenaga kerja asing. Perlu disadari bahwa salah satu butir kesepakatan dalam MEA 2015 adalah
freedom of movement for skilled and talented labours. Hal ini
merupakan tantangan yang serius, mengingat pusat-pusat pendidikan dan pelatihan keuangan dan perbankan syariah berada di luar negeri.
Bank Muamalat sendiri telah memiliki pusat pendidikan dan pelatihan perbankan syariah untuk mencetak tenaga ahli guna
memenuhi gap tersebut.
50
Melalui Muamalat Institute, Bank Muamalat turut berperan dalam menyediakan tenaga ahli yang
dibutuhkan oleh industri perbankan syariah sehingga strategi ‘link and match‟ dapat dijalankan.
Dari penjelasan di atas, maka peluang dan ancaman yang ada bagi Bank Muamalat adalah :
c. Peluang opportunity
1 Merupakan yang pertama dan satu-satunya Bank Syariah
Indonesia yang memiliki cabang di luar negeri 2
Market yang dituju menjadi lebih besar dan beragam
50
Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014
3 Semakin meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat
untuk bertransaksi dengan menggunakan jasa perbankan syariah
4 Kondusifnya kegiatan ekonomi di Indonesia
5 Dukungan dari pemerintah dengan pengesahan beberapa
produk perundangan yang memberikan kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah
d. Ancamantantangan treatment
1 Faktor bahasa yang membuat sulit untuk ekspansi ke luar
negeri 2
Kebijakan pemerintah setempat dalam melindungi pasar domestiknya
3 Masih kurangnya tenaga ahli terkait perbankan syariah
baik secara kuantitas maupun kualitas 4
Semakin banyaknya kompetitor, namun target untuk pasar domestik tetap
5 Keterbatasan dalam mengeksplorasi produk karena aspek
syariahnya. 2.
Menentukan Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015
Setelah mengetahui
keunggulan strength,
kelemahan weakness, peluang opportunity dan tantangan atau ancaman
treatment Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015. Saatnya penulis mengaplikasikan semuanya untuk menentukan strategi
positioning mana yang cocok bagi Bank Muamalat nantinya.
MATRIKS SPACE
Kekuatan Keuangan FS No.
Keterangan Rate
1.
2.
3.
4.
5. 6.
Pertumbuhan aset mencapai angka 21.94 selama periode 2012-2013
Tingkat ROE Return on Equity mencapai level 32,87 pada tahun 2013
Laba Bersih Bank adalah 475.85 miliar Rupiah atau naik sebesar 22,20 dan total meningkat 75,47 selama periode
2009-2013 Pendapatan pengelolaan dana naik menjadi 4.352,25 miliar
rupiah dari 2.980,14 miliar ditahun sebelumnya. Pembiayaan meningkat total menjadi 41,787 miliar rupiah
Dana pihak ketiga mengalami perlambatan pertumbuhan meskipun tetap naik menjadi 41,791 miliar rupiah
2.0
3.0
3.0
4.0
3.0 3.0
TOTAL 18.0
Kekuatan Industri IS No
Keterangan Rate
1.
2. 3.
Deregulasi mengeluarkan perundangan yang memberikan kepastian hukum
Meningkatnya aktivitas pasar keuangan syariah Penerbitan sukuk oleh pemerintah sebagai implementasi dari
UU sukuk menambah outlet penempatan dana perbankan syariah dalam rangka pengelolaan likuiditas
6.0
6.0 4.0
TOTAL 16.0
Stabilitas Lingkungan ES No
Keterangan Rate
1.
2.
3. Pemberlakuan UU No.42 tahun 2009 merupakan tax neutrality
atas transaksi murabahah yang dilakukan, dimana sebelumnya dikenakan pajak dua kali double tax sangat merugikan.
Negara-Negara di ASEAN masih belum terbiasa dengan system syariah
Kurangnya instumen sebagai pengelolaan likuiditas penyebab terjadinya krisis pada industry keuangan syariah
-4.0
-3.0
-4.0
TOTAL -11.0
Keunggulan Kompetitif CA No
Keterangan Rate
1. 2.
3. Bank memiliki basis pelanggan yang cukup besar
Bank memiliki jaringan yang terdiri dari 81 kantor cabang termasuk kantor pusat operasional di Jakarta dan 1 kantor
cabang di Kuala Lumpur, 261 Cabang Pembantu, 112 Kantor kas, 53 mobile branches dan 1.217 ATM di seluruh provinsi
dan kota besar di Indonesia Rekam jejak transformasi kegiatan usaha yang telah terbukti
-2.0 -5.0
-2.0 TOTAL
-9.0 Kesimpulan
Rata-rata ES adalah -11.03=-3.66 Rata-rata IS adalah 163 = 5.33
Rata-rata CA adalah -9.03 = -3.00 Rata-rata FS adalah 15.06 = 3.0
Koordinat Vektor Arah : Sumbu x : -3.00 + 5.33 = 2.33
Sumbu y : -3.66 + 3.0 = -0.66 Untuk melihat posisi tawar Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015,
dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar tersebut, titik koordinat strategi positioning Bank Muamalat berada di pertemuan antara titik sumbu x dan sumbu y
2.33, -0.66, dengan kata lain berada di Kuadran IV. Pada kuadran IV ini menurut kotler disebut juga sebagai posisi kompetitif, yang berarti bahwa strategi yang bisa
diaplikasikan adalah :
a. Integrasi ke depan, ke belakang dan Horizontal Backward, Forward,
Horizontal integration b.
Penetrasi Pasar Market Penetration c.
Pengembangan Pasar Market Development d.
Pengembangan Produk Product Development
51
Maka dari itu, Bank Muamalat seharusnya menjalankan Strategi Kompetitif. Hal ini karena dengan keunggulan yang dimiliki oleh Bank Muamalat, mereka
menjadi kompetitor yang baik dalam industri syariah yang sedang tumbuh di Indonesia ini. Beberapa indikator yang mendukung Bank Muamalat untuk
mengaplikasikan strategi kompetitif diantaranya adalah :
51
Fred R. David. Strategic Management : Concepts cases. h.182
Gambar 1. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menhadapi MEA 2015
a. Industri perbankan syariah di Indonesia masih dalam masa pertumbuhan
dan akan terus tumbuh secara signifikan. b.
Pada industri perbankan syariah di Indonesia belum memiliki leader market
nya. c.
Tingkat laba bersih dari Bank Muamalat yang tertinggi dibandingkan perbankan syariah lainnya
d. Bank Muamalat membutuhkan capital human resource untuk
melebarkan sayapnya di Industri syariah e.
Beberapa kompetitor dari Bank Muamalat menawarkan produk-produk yang lebih baik dalam hal penawaran bagi-hasilnya.