Teori STP Segmentasi, Targeting dan Positioning

mereka. Targeting sendiri merupakan kegiatan strategi dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Dalam menetapkan target market, perusahaan dapat mempertimbangkan beberapa hal yang diantaranya adalah : 1 Memilih satu segmen saja Single segment concentrationI 2 Menseleksi beberapa segmen Selective specialization 3 Berkonsentrasi pada satu produk Product specialization 4 Berkonsentrasi melayani kebutuhan satu market saja Market specialization 5 Melayani seluruh kelompok dengan produk yang dibutuhkan Full market coverage Selain itu menurut Philip kotler dalam bukunya, manajamen pemasaran, ada beberapa pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan diantaranya : 1 Pilihan etika atas pasar sasaran 2 Interelasi dan segmen super 3 Rencana serangan segmen per segmen 4 Kerjasama antar segmen c. Positioning Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas diantara para pesaing di dalam benak pelanggan sasarannya. 15 Sehingga dengan demikian segmen konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri. Menurut Kotler, positioning is the act of designing the company‟s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind 16 . Maknanya mencari posisi di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang di pakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan ataupun langkah- langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan menurut Cravens, 17 15 Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing, 5th Edition, PearsonPrentice Hall: Sydney. .2012. h. 339 16 Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing. h. 184-208.. 17 Cravens, David W, Piercy, Nigel F.Strategic Marketing. McGraw-Hill:New York.2012.h.255 keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi di atas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di dalam benak konsumen agar konsumen mempunyai brand image khusus terhadap produk ataupun merk produk atau bahkan terhadap perusahaan. d. Ciri-Ciri Positioning Apabila perusahaan menawarkan merek yang hanya meliputi merek tunggal, secara langsung akan dapat mengembangkan strategi kampanye. Akan tetapi untuk membantu perusahaan dalam menentukan daya saing, maka positioning harus memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut : 1 Strategis 2 Tulus ikhlas 3 Menuntun pelanggan 4 Dapat disampaikan 5 Berlapang dada 6 Berada di atas 7 Khusus 8 Berkelanjutan 9 Menggerakkan 10 Katalisator sebagai perubahan e. Langkah-Langkah Positioning Menurut Kotler dan Amstrong, ada tiga langkah dalam menentukan strategi positioning 18 , yaitu: 1 Mengidentifikasi perbandingan keunggulan bersaing yang akan digunakan sebagai pondasi positioning 2 Memilih dan mengkomunikasikan keunggulan yang tepat agar dapat bersaing 3 Memilih sebuah strategi positioning untuk keseluruhan Sedangkan menurut Fred R. David, yang harus dilakukan sebelum menentukan positioning adalah : 1 Mengidentifikasi segmentasi dan targeting yang relevan 2 Merumuskan poin-poin difirensiasi dari pesaing 3 Menetapkan keunggulan kompetitif produk 19 Sejak awal, pemasaran memiliki peranan yang sangat menentukan karena pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen 18 Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P. Principles of Marketing. h. 201-208 19 Fred R. David. Strategic Management : Concepts Cases. Prentice-Hall, Inc. Upper Addle River: New Jersey.2009.h.301 dan konsumen. Setiap kegiatan pemasaran tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan usaha perusahaan karena terdapat banyak begian-bagian yang harus dimengerti serta dilaksanakan oleh seorang marketing. Dan itulah gunanya teori STP ini, mengenal seperti apa perusahaan dan seperti apa pasar yang menjadi tujuan perusahaan.

C. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA

1. Latar Belakang Dan Motivasi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 Pada pertemuan ASEAN bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina, para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat suatu inisiatif ambisius untuk mengintegrasikan perekonomian mereka dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA ini sebelumnya direncanakan untuk didirikan pada tahun 2020 sesuai keputusan para pemimpin ASEAN pada pertemuan tahun 2003 di Bali. Motivasi utama pada awalnya adalah kebutuhan akan integrasi yang semakin dalam dari ekonomi regional agar perekonomian negara-negara ASEAN mampu berkompetisi dalam suatu dunia baru dimana Cina dan India sedang dan akan tetap tumbuh pesat. MEA diinspirasikan akan berwujud suatu pasar dan basis produksi tunggal, suatu area perekonomian yang sangat kompetitif, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang sejajar dan suatu klub perekonomian yang mampu berintegrasi secara penuh dengan perekonomian global. Untuk mencapai tujuan tersebut, cetak biru blue print MEA diluncurkan pada pertemuan pemimpin ASEAN di Singapura pada November 2007. Cetak biru blue print ini dimaksudkan sebagai peta jalan roadmap yang memang dibutuhkan untuk mengimplementasikan MEA pada 2015. Risalah cetak biru blue print ini berisi rencana aksi, target dan kurun waktu implementasi sebagai inisiatif ekonomi menuju terwujudnya MEA. 2. Tujuan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN Implikasi yang mudah dipahami dari pemberlakuan MEA 2015 bermuara pada suatu kawasan yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global. Pemberlakuan MEA tersebut membuka peluang melalui besarnya potensi market size Asia Tenggara. Tiap produsen di berbagai negara ASEAN akan mendapatkan market size yang lebih luas serta peluang investasi yang semakin deras mengalir pada sejumlah negara. Menurut mantan gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah pada pertemuan tahunan perbankan tahun 2008 20 , ada beberapa tujuan dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Diantaranya adalah : 20 Pidato Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdul lah, eretas jala stabilitas, e gawal pe ba gu a eko o i egeri Ja uari dalam Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi Eko o i Regio al . Hl . 4 a. Bebasnya pergerakan faktor produksi, baik itu physical capital yang bergerak melalui financial investment, maupun modal sumber daya manusia melalui berpindahnya skilled labor. b. Terciptanya konfigurasi baru dari distribusi produksi perekonomian intra-ASEAN. 3. Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Membangun suatu pasar dan basis produksi tunggal ASEAN, sesuai dengan cetak biru blue print MEA, mengharuskan terwujudnya terlebih dahulu aliran bebas barang, jasa, investasi, modal dan juga tenaga kerja terdidik. Untuk mencapai hal tersebut, 12 sektor prioritas telah dipilih sebagai katalis dimana sektor-sektor ini akan menjalankan sejumlah agenda integrasi jalur cepat. Ke 12 sektor prioritas ini adalah elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, produk-produk berbasis kayu, automotif, produk-produk berbasis karet, tekstil dan apparel, produk-produk berbasis pertanian, perikanan, transportasi udara, pariwisata dan logistik. 21 Secara konsep, MEA dimaksudkan untuk dapat menyerupai pasar tunggal ala Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, masih dibutuhkan sejumlah tindakan untuk meniadakan berbagai halangan dan diskriminasi terhadap pemasok barang, jasa dan faktor produksi yang berasal dari negara-negara ASEAN sendiri. ASEAN masih 21 Worki g Paper oleh Haris Mu a dar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi Eko o i Regio al, Mobilitas Faktor Produksi “erta Pera Otoritas Mo eter . Dese ber Hlm. 3