Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA
a. Bebasnya pergerakan faktor produksi, baik itu physical capital
yang bergerak melalui financial investment, maupun modal sumber daya manusia melalui berpindahnya skilled labor.
b. Terciptanya konfigurasi baru dari distribusi produksi
perekonomian intra-ASEAN. 3.
Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Membangun suatu pasar dan basis produksi tunggal ASEAN, sesuai
dengan cetak biru blue print MEA, mengharuskan terwujudnya terlebih dahulu aliran bebas barang, jasa, investasi, modal dan juga tenaga kerja
terdidik. Untuk mencapai hal tersebut, 12 sektor prioritas telah dipilih sebagai katalis dimana sektor-sektor ini akan menjalankan sejumlah
agenda integrasi jalur cepat. Ke 12 sektor prioritas ini adalah elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, produk-produk berbasis
kayu, automotif, produk-produk berbasis karet, tekstil dan apparel, produk-produk berbasis pertanian, perikanan, transportasi udara,
pariwisata dan logistik.
21
Secara konsep, MEA dimaksudkan untuk dapat menyerupai pasar tunggal ala Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, masih
dibutuhkan sejumlah tindakan untuk meniadakan berbagai halangan dan diskriminasi terhadap pemasok barang, jasa dan faktor produksi yang
berasal dari
negara-negara ASEAN
sendiri. ASEAN
masih
21
Worki g Paper oleh Haris Mu a dar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi Eko o i Regio al, Mobilitas Faktor Produksi “erta Pera Otoritas Mo eter . Dese ber
Hlm. 3
membutuhkan jalan panjang untuk mencapai suatu pasar tunggal. Untuk melaksanakan hal tersebut dibutuhkan perubahan fundamental dari segi
pemikiran oleh para pembuat kebijakan ekonomi ASEAN, terutama dari segi bagaimana mereka memandang integrasi ekonomi kawasan.
Implementasi yang relatif berhasil dari AFTA liberalisasi perdagangan kawasan telah menjadi berbagai isu terkait mobilitas faktor produksi
yang berada pada agenda utama program-program implementasi MEA. Yang perlu diingat kembali adalah integrasi ekonomi kawasan akan
menghasilkan distribusi ekonomi yang bergantung dari distribusi faktor produksi baik kapital fisik maupun sumber daya manusia human
capital tiap negara.
22
Oleh karena itu penting bagi Indonesia khususnya memperkuat pasar dalam negerinya. Karena ketika pasar domestik cukup kuat, berarti
konsumen yang ada akan tetap menggunakan produk lokal tanpa beralih ke produk luar. Begitu pula dengan sumber daya manusianya.
4. Pandangan Hukum Islam Tentang MEA
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN seperti yang telah diterangkan sebelumnya adalah pengintegrasian kegiatan perekonomian
regional ASEAN atau secara singkat merupakan kegiatan perdagangan luar negeri secara bebas atau pasar bebas free trading tingkat ASEAN.
Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-Baqarah:275
22
Worki g Paper oleh Haris Mu a dar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi Ekonomi Regional
. Hl
ُلْثِم ُعْيَ بْلا اَمَنِإ ْاوُلاَق ْمُهَ نَأِب َكِلَذ ِسَمْلا َنِم ُناَطْيَشلا ُُطَبَخَتَ ي يِذَلا ُمْوُقَ ي اَمَك َاِإ َنْوُمْوُقَ ي َا اَبِرلا َنْوُلُكْأَي َنْيِذَلا َعْيَ بْلا ُاا َلَ َ َ اَبِرلا
ْمُ ِراَلا ُباَحْصَ َكِئَلْ ُأَف َداَع ْنَمَ ِاا ىَلِإ ُُرْمَ َ َفَلَس اَم َُلَ ف ىَهَ تْ ناَف ِِبَر نِم ٌةَظِعْوَم َُءاَج نَمَف اَبِرلا َمَرَ َ َنْ ُ ِلاَ اَهْ يِف
Yang artinya : orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan;
dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang mengulangi mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak boleh ada bahaya dan dhirar di
dalam Islam ” H.R Ibn Majah
Pada masa awal masa kepemimpinan Rasulullah SAW di mekkah, beliau pernah berinisiatif menghapuskan semua bea masuk dan dalam
banyak perjanjian dengan berbagai suku menjelaskan hal tersebut untuk
mempercepat peningkatan perdagangan walaupun dengan membebankan pendapatan negara ketika itu.
23
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan luar negeri tersebut hukumnya adalah mubah.
24
Perdagangan luar negeri dalam islam hanya bisa dilakukan dengan beberapa syarat:
a. Penduduk dalam negeri harus dipenuhi kebutuhannya dari
komoditi yang diperdagangkan ke luar negeri b.
Tidak menimbulkan kerugian bagi negara, baik negara asal maupun negara tujuan
c. Tidak diperuntukkan untuk menunjang permusuhan dengan
kaum muslim d.
Komoditi yang diperdagangkan baik secara fisik maupun sifatnya tidak haram.
25
Selama hal tersebut tidak melanggar ajaran Islam, tidak ada perjanjian yang dilanggar dan tidak ada pihak yang dirugikan, MEA diperbolehkan.
Hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan tentang mana yang lebih baik dan mana yang buruk. Misalnya karena untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi globalisasi ekonomi kedepannya.
23
Adimarwan Azwar Karim. Sejarah Ekonomi Islam. 2001.IIIT:Jakarta.h.51-52
24
Dikutip dari http:ninaaka.wordpress.com20140819ilusi-kesejahteraan-melalui-mea-2015
25
Taqyudiin An Anbhani. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif : Perspektif Islam. Risalah Gusti: Surabaya.2007. h.326-338
32