Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut: Pos-pos selain yang disebutkan pada paragraf 43 disajikan Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 11 klasifikasi terpisah antara aset lancar dan nonlancar dalam neraca untuk 1 memberikan informasi mengenai barang-barang yang akan digunakan dalam 2 periode akuntansi berikutnya dan yang akan digunakan untuk keperluan jangka 3 panjang. 4 42. Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban 5 keuangan bermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas 6 pelaporan. Informasi tentang tanggal penyelesaian aset nonkeuangan dan 7 kewajiban seperti persediaan dan cadangan juga bermanfaat untuk mengetahui 8 apakah aset diklasifikasikan sebagai aset lancar dan nonlancar dan kewajiban 9 diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. 10

43. Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:

11 a kas dan setara kas; 12 b investasi jangka pendek; 13 c piutang pajak dan bukan pajak; 14 d persediaan; 15 e investasi jangka panjang; 16 f aset tetap; 17 g kewajiban jangka pendek; 18 h kewajiban jangka panjang; 19 i ekuitas dana. 20

44. Pos-pos selain yang disebutkan pada paragraf 43 disajikan

21 dalam Neraca jika Standar Akuntansi Pemerintahan mensyaratkan, atau jika 22 penyajian demikian perlu untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan 23 suatu entitas pelaporan. 24 45. Contoh format Neraca disajikan dalam Lampiran III.A dan III.B 25 Standar ini. Lampiran hanya merupakan ilustrasi dan bukan merupakan bagian 26 dari standar. Tujuan lampiran ini adalah mengilustrasikan penerapan standar 27 untuk membantu dalam pelaporan keuangan. 28 46. Pertimbangan disajikannya pos-pos tambahan secara terpisah 29 didasarkan pada faktor-faktor berikut ini: 30 a Sifat, likuiditas, dan materialitas aset; 31 b Fungsi pos-pos tersebut dalam entitas pelaporan; 32 c Jumlah, sifat, dan jangka waktu kewajiban. 33 47. Aset dan kewajiban yang berbeda dalam sifat dan fungsi kadang- 34 kadang diukur dengan dasar pengukuran yang berbeda. Sebagai contoh, 35 sekelompok aset tetap tertentu dicatat atas dasar biaya perolehan dan kelompok 36 lainnya dicatat atas dasar nilai wajar yang diestimasikan. 37 Aset Lancar 38

48. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:

39 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 12 a diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk 1 dijual dalam waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan, atau 2 b berupa kas dan setara kas. 3 Semua aset selain yang termasuk dalam a dan b, diklasifikasikan 4 sebagai aset nonlancar. 5 49. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, 6 piutang, dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito 7 berjangka 3 tiga sampai 12 dua belas bulan, surat berharga yang mudah 8 diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, 9 penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan 10 diterima dalam waktu 12 dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. 11 Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk 12 digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis 13 pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti 14 komponen bekas. 15 Aset Nonlancar 16

50. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang 17