Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain: 21 Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui 14

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.09 PSAP 08 - 4 a besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang 1 berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; 2 b biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan 3 c aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. 4

14. Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang

5 dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan 6 oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan 7 dalam aset tetap. 8

15. Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap 9

yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi: 10 a Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan 11 b Dapat memberikan manfaatjasa sesuai dengan tujuan perolehan; 12 16. Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap 13 yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan 14 siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. 15 PENGUKURAN 16

17. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya

17 perolehan. 18 19 Biaya Konstruksi 20

18. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain: 21

a biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi; 22 b biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan 23 dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan 24 c biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi 25 yang bersangkutan. 26 19. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kegiatan 27 konstruksi antara lain meliputi: 28 a Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; 29 b Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi; 30 c Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi 31 pelaksanaan konstruksi; 32 d Biaya penyewaan sarana dan peralatan; 33 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.09 PSAP 08 - 5 e Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan 1 dengan konstruksi. 2 20. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi pada 3 umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi: 4 a Asuransi; 5 b Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung 6 berhubungan dengan konstruksi tertentu; 7 c Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi 8 yang bersangkutan seperti biaya inspeksi. 9 Biaya semacam itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang sistematis 10 dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang 11 mempunyai karakteristik yang sama. Metode alokasi biaya yang dianjurkan 12 adalah metode rata-rata tertimbang atas dasar proporsi biaya langsung. 13

21. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui 14

kontrak konstruksi meliputi: 15 a Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan 16 tingkat penyelesaian pekerjaan; 17 b Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung 18 dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada 19 tanggal pelaporan; 20 c Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan 21 dengan pelaksanaan kontrak konstruksi. 22 22. Kontraktor meliputi kontraktor utama dan subkontraktor. 23 23. Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakukan 24 secara bertahap termin berdasarkan tingkat penyelesaian yang ditetapkan 25 dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai 26 penambah nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan. 27 24. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan yang 28 disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan 29 perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. 30

25. Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman 31