Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan Suatu entitas pelaporan yang menyajikan laporan berbasis

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 17 g pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan 1 negaradaerahlainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat 2 pengendalian dan metode penilaian. 3 Laporan Arus Kas 4 85. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, 5 penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, 6 dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. 7

86. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan

8 aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan 9 nonanggaran. 10 87. Penyajian Laporan Arus Kas dan pengungkapan yang 11 berhubungan dengan arus kas diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi 12 Pemerintahan Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas. 13 Laporan Kinerja Keuangan 14

88. Suatu entitas pelaporan yang menyajikan laporan berbasis

15 akrual sebagaimana dimaksud pada paragraf 20 maka laporan keuangan 16 pokok dilengkapi dengan Laporan Kinerja Keuangan. Laporan Kinerja 17 Keuangan sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos sebagai berikut: 18 a Pendapatan dari kegiatan operasional; 19 b Beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi ekonomi; 20 c Surplus atau defisit. 21 Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan dalam Laporan Kinerja 22 Keuangan jika standar ini mensyaratkannya, atau jika diperlukan untuk 23 menyajikan dengan wajar kinerja keuangan suatu entitas pelaporan. 24 89. Dalam hubungannya dengan Laporan Kinerja Keuangan, kegiatan 25 operasional suatu entitas pelaporan dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi 26 atau klasifikasi fungsiprogram untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 27 90. Penambahan pos-pos pada Laporan Kinerja Keuangan dan 28 deskripsi yang digunakan serta susunan pos-pos dapat diubah apabila 29 diperlukan untuk menjelaskan kinerja. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan 30 meliputi materialitas dan sifat serta fungsi komponen pendapatan dan beban. 31 91. Dalam Laporan Kinerja Keuangan yang dianalisis menurut suatu 32 klasifikasi beban, beban-beban dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi 33 sebagai contoh beban penyusutanamortisasi, beban alat tulis kantor, beban 34 transportasi, dan beban gaji dan tunjangan pegawai, dan tidak direalokasikan 35 pada berbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk 36 diaplikasikan dalam kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi 37 beban operasional pada berbagai fungsi. 38 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 18 92. Dalam Laporan Kinerja Keuangan yang dianalisis menurut 1 klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut program atau yang 2 dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang lebih relevan 3 bagi pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau 4 dalam hal ini pengalokasian beban ke fungsi-fungsi adakalanya bersifat arbitrer 5 dan atas dasar pertimbangan tertentu. 6 93. Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut 7 klasifikasi fungsi mengungkapkan pula tambahan informasi beban menurut 8 klasifikasi ekonomi, a.l. meliputi beban penyusutanamortisasi, beban gaji dan 9 tunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman. 10 94. Untuk memilih metode klasifikasi ekonomi atau klasifikasi fungsi 11 tergantung pada faktor historis dan peraturan perundang-undangan, serta hakikat 12 organisasi. Kedua metode ini dapat memberikan indikasi beban yang mungkin, 13 baik langsung maupun tidak langsung, berbeda dengan output entitas pelaporan 14 bersangkutan. Karena penerapan masing-masing metode pada entitas yang 15 berbeda mempunyai kelebihan tersendiri, maka standar ini memperbolehkan 16 entitas pelaporan memilih salah satu metode yang dipandang dapat menyajikan 17 unsur kinerja secara layak. 18 Laporan Perubahan Ekuitas 19

95. Suatu entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Perubahan 20