Penerapan asas proporsionalitas dalam pembagian royalti emas oleh PT. Freeport Latar Belakang Masalah
nasional belum memiliki kapasitas yang cukup dalam mengelola kekayaan alam yang masih berbentuk potensi dan terpendam di bumi Indonesia
secara maksimal, oleh karenanya pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan asing untuk ikut serta mengelola dan
berinvestasi di Indonesia. Bagi Indonesia kegiatan investasi langsung, baik yang berbentuk investasi asing foreign direct investment maupun
investasi langsung dalam negeri penanaman modal dalam negeri mempunyai kontribusi secara langsung bagi pembangunan. Investasi
langsung terutama investasi asing akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi, dan pengetahuan, serta menciptakan lapangan
kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran serta mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
5
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya salah satunya di bidang pertambangan. Pertambangan merupakan salah
satu wujud dari kekayaan alam yang dikuasai orang banyak dan menyangkut dengan hajat hidup orang banyak, hal tersebut erat kaitannya
dengan ketentuan dari pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, adapun ketentuan dari Pasal 33 tersebut,
adalah : 1.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;
5
Tim Kompendium, Kompendium Bidang Hukum Investasi, h. 3.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. 4.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
6
Amanat dari ketentuan Pasal 33 tersebut adalah merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan
potensi kekayaan sumber daya alam mineral dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing berisi ketetapan mengenai penanaman modal asing di bidang pertambangan yang harus didasarkan pada sistem kontrak karya contract
of work.
7
Dengan kontrak karya ini, posisi investor atau pengusaha tambang hanyalah sebagai kontraktor yang bekerja untuk pemerintah,
sedangkan pemerintah dalam perjanjian kontrak berkedudukan sebagai
6
Tim Wahyu Media, Pedoman Resmi UUD 1945 Perubahannya, Jakarta: Wahyu Media, 2014, h. 33.
7
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
principal dan pemilik tambang. Karenanya dalam pola kontrak karya pertambangan, pengusaha tambang kontraktor tidak dapat menjadikan
cadangan bahan galian dalam wilayah kontraknya sebagai agunan untuk meminjam modal pada bank atau lembaga keuangan lainnya. Ada pun hak
kepemilikan atas bahan galian yang telah ditambang baru beralih dari pemerintah kepada kontraktor, setelah kontraktor memenuhi segala
kewajiban dan membayar royalti atas bahan galian yang bersangkutan di tempat penjualan point of sale.
8
Berdasarkan pasal tersebut secara konsep Indonesia berkedudukan sebagai pemilik tambang dan investor
berkedudukan sebagai kontraktor, tetapi seringkali Indonesia mendapatkan royalti yang kecil. Contohnya dalam kasus pembagian royalti antara
pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport Indonesia, untuk emas royalti yang diberikan hanya 1 dari hasil produksi, sedangkan di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, untuk emas tarif royaltinya 3,75. Memang pada awal pembuatan kontrak, royalti yang diberikan 1 untuk emas
tetapi dasar hukum untuk menaikkan royalti tersebut yaitu pasal 169 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara
yaitu: a
Kontrak karya dan perjanjian pengusahaan pertambangan batu bara yang telah ada sebelum berlakunya undang-
8
Soetaryo Sigit, Sepenggal Sejarah Perkembangan Pertambangan Indonesia, Jakarta: Penerbit Yayasan Minergi Informasi Indonesia, 2004, Cet. 1, h. 90.
undang ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak atau perjanjian.
b Ketentuan yang tercantum dalam pasal kontrak karya dan
perjanjian karya pengusahaan batu bara sebagaimana dimaksud pada huruf a disesuaikan selambat-lambatnya 1
satu tahun sejak undang-undang ini diundangkan kecuali mengenai penerimaan negara.
c Pengecualian terhadap penerimaan negara sebagaimana
dimaksud pada huruf b adalah upaya peningkatan penerimaan negara.
9
Berdasarkan pasal 169 poin b, seharusnya ketentuan royalti yang baru
mulai berlaku
selambat-lambatnya satu
tahun semenjak
diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tersebut. Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, lalu
bagaimana upaya pemerintah mengoptimalkan royalti yang didapat,
sehingga muncul judul “PENERAPAN ASAS PROPORSIONALITAS DALAM PEMBAGIAN ROYALTI PERTAMBANGAN EMAS PT.
FREEPORT INDONESIA ”.