Kontrak Karya Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Pembagian Royalti Pertambangan Emas PT.FreePort Indonesia

3. Perjanjian Karya tersebut dalam ayat 2 pasal ini berlaku sesudah disahkan oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat apabila menyangkut eksploitasi golongan a sepanjang bahan galian yang ditentukan dalam pasal 13 undang- undang ini dan atau yang perjanjian karyanya berbentuk penanaman modal asing. 53 Kontrak karya diperuntukkan bagi perusahaan yang berstatus sebagai penanam modal asing. Ruang lingkup kewenangan kontrak karya yaitu dapat mengusahakan seluruh jenis bahan galian kecuali minyak dan gas bumi dan batu bara yang diatur dalam aturan tersendiri. Adapun mekanisme atau prosedurnya adalah sebagai berikut: 54 1. Perusahaan mengajukan permintaan pencadangan wilayah kepada Unit Pelayanan Informasi Pencadangan Wilayah Pertambangan UPIPWP. 2. Perusahaan pemohon memperoleh peta dan formulir permohonan kontrak karya dari UPIPWP. 3. Perusahaan pemohon menyetor uang jaminan ke bank yang ditunjuk, bukti setoran dijadikan lampiran dengan dokumen dan persyaratan lain. 4. Perusahaan mengajukan surat permohonan kepada Direktur Jenderal Pertambangan Umum DJPU, berikut lampiran atau 53 Nanik Trihastuti, Hukum Kontrak Karya Pola Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Indonesia, h. 32-33. 54 Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia, Jakarta: Pustaka Yustisia, 2013, Cet. 1, h. 67. dokumen yang harus dipenuhi kepada Direktorat Pembinaan Pengusahaan DPB melalui sekretariat Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. 5. Direktorat Jenderal Pertambangan Umum menyampaikan hasil pemrosesan DPB kepada perusahaan pemohon, apakah pengajuannya diterima atau ditolak. 6. Direktorat Jenderal Pertambangan Umum membentuk dan menugaskan tim perunding, yang bertugas melakukan perundingan dengan perusahaan pemohon kontrak karya. 7. Direktur DPB bersama perusahaan pemohon, menyampaikan hasil perundingan kepada DJPU. 8. DJPU menyampaikan draf kontrak karya kepada menteri untuk dilakukan pemrosesan lebih lanjut. 9. Menteri menyampaikan draf kontrak karyakepada DPR RI untuk dikonsultasikan dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM untuk mendapat rekomendasi. 10. DPR menyampaikan tanggapan kepada menteri atas draf kontrak karya yang disampaikan sebelumnya. 11. BKPM menyampaikan rekomendasi atas draf kontrak karya yang disampaikan menteri kepada presiden. 12. Presiden memberikan persetujuan, yang dalam pelaksanaannya didelegasikan kepada menteri, untuk dan atas nama pemerintah menandatangani kontrak karya. 13. Menteri melaksanakan penandatanganan kontrak karya dengan perusahaan pemohon. Setelah dilakukan penandatanganan kontrak karya, kemudian perusahaan memulai kegiatan di lapangan pada area yang telah ditetapkan dalam kontrak karya, dengan luas dan titik-titik koordinatnya ditentukan secara jelas dan rinci yang merupakan wilayah hukum kontrak karya yang dimaksud. Secara teknis, perusahaan pemegang kontrak karya melakukan kegiatan di lapangan sebagai berikut: 1. Melaksanakan penyelidikan umum, dengan jangka waktu pelaksanaan satu tahun ditambah kesempatan perpanjangan selama satu tahun. 2. Melaksanakan kegiatan eksplorasi, dengan jangka waktu pelaksanaan tiga tahun, dengan diberikan kesempatan dua tahun masa perpanjangan waktu. 3. Tahapan studi kelayakan feasibility study selama satu tahun, dengan masa perpanjangan selama satu tahun. 4. Tahapan konstruksi atau pekerjaan persiapan selama tiga tahun. 5. Masa eksploitasi selama tiga puluh tahun, ditambah masa perpanjangan selama 2 x 10 tahun. 55

D. Production Sharing Contract

55 Ibid., h. 68-69. Production Sharing Contract adalah salah satu pola kerja sama modal pertambangan di Indonesia dimana perusahaan negara di negeri tuan rumah menguasai kepemilikan, tetapi memberikan tanggung jawab penuh kepada perusahaan asing untuk mengelola operasi dan menyediakan atau menghasilkan kebutuhan dana untuk eksplorasi dan pengembangan. Perusahaan asing memperoleh bagian dari produksi untuk membayar biaya yang dikeluarkannya dan persentase tertentu dari hasil bersih. 56 Pola kontrak kerja sama seperti ini biasanya terdapat pada pertambangan minyak dan gas. Perbedaan kontrak karya dengan production sharing contract adalah pada sistem manajemen operasinya, di dalam kontrak karya, manajemen operasi sepenuhnya berada di tangan kontraktor, sehingga kontraktor memiliki hak serta kewenangan mutlak untuk mengatur dan mendahulukan kepentingan perusahaannya dengan mengambil langkah- langkah yang secara pasti akan memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi perusahaan. 57 Sedangkan dalam production sharing contract manajemen operasi ada pada pemerintah.

E. Royalti Dalam Kontrak Karya Pertambangan

Royalti atau iuran produksi iuran eksploitasi adalah jumlah yang diserahkan kepada pemerintah untuk mineral yang diproduksi perusahaan pertambangan. Perusahaan harus membayar iuran eksploitasi atau 56 Nanik Trihastuti, Hukum Kontrak Karya Pola Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Indonesia, h. 85. 57 Ibid., h. 5. produksi untuk kadar mineral hasil produksi dari wilayah pertambangan sepanjang setiap mineral dan produksi itu merupakan mineral yang nilainya sesuai dengan kebiasaan umum dibayar atau dibayarkan kepada perusahaan oleh pembeli. 58 Royalti berhubungan erat dengan kegiatan produksi yang terjadi dalam pertambangan, diberikan kepada pemilik atau penguasa mineral atas pemberian ijin untuk mengeksploitasi mineral yang ada di suatu wilayah. Royalti dikenakan karena pemilik sebenarnya sudah memberikan ijin dan kewenangannya kepada penerima ijin untuk mengambil manfaat dari adanya kekayaan mineral di tempat tersebut. Dalam kegiatan produksinya, penerima ijin atau kontraktor bekerja atas risikonya sendiri dan juga dengan modalnya sendiri, akan tetapi bekerja di “lahan” bukan miliknya, karena itu kontraktor berkewajiban memberikan royalti kepada pemilik “lahan” yaitu pemerintah bersangkutan. Kontraktor hanya mempunyai hak untuk menambang saja mining right. 59 Dalam sistem royalti, sebenarnya telah terjadi perpindahan kepemilikan kepada penerima ijin. Hal tersebut bisa dilihat dari kewenangan penerima ijin untuk menggali dan menjual hasil tambang itu atas nama dirinya. Tetapi dalam tambang kontraktor tidak menjadi pemilik penuh dari hasil tambang itu karena harus membayar royalti atas berapa banyaknya hasil tambang yang digalinya. Besaran royalti itu ditentukan dari besarnya produksi, bukan dari besarnya penjualan produksinya. Logikanya adalah negara tetap mempunyai hak untuk menjual atau tidak 58 Pemerintah Republik Indonesia dan PT. Freeport Indonesia Company, Kontrak Karya, Jakarta: 1991 , pasal 11 butir ke-2. 59 Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, Cet. 1, h. 342. atau memanfaatkan langsung atau tidak barang tambang itu yang mungkin berbeda dengan kepentingan kontraktor. Hanya saja kontraktor dianggap tidak mempunyai kemampuan untuk memasarkan atau memanfaatkan barang mineral tersebut atau kemampuan itu ditundanya dan diserahkan kepada kontraktor atau bahwa telah terjadi perpindahan kewenangan atau penguasaan atau kepemilikan atas barang tambang itu sehingga kontraktorlah yang paling berhak memanfaatkan barang tambang tersebut. Tetapi walaupun begitu, atas kemauan negara untuk menunda atau memberikan kewenangannya kepada kontraktor, ia berhak mendapatkan kompensasi berupa penerimaan royalti. 60 60 Ibid., h. 342.

BAB IV ANALISIS YURIDIS PENERAPAN ASAS PROPORSIONALITAS

DALAM PEMBAGIAN ROYALTI PERTAMBANGAN EMAS PT.FREEPORT INDONESIA

A. Penerapan asas proporsionalitas dalam pembagian royalti emas oleh

PT. Freeport Indonesia PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport McMoran, merupakan perusahaan modal asing pertama yang melakukan usaha pertambangan di Indonesia dengan menggunakan kontrak karya. Kontrak karya PT. Freeport Indonesia dilakukan pada 7 April 1967 dan disebut kontrak karya generasi 1, karena kontrak karya ini merupakan pelopor penanaman modal asing dalam bidang pengusahaan pertambangan. Masa berlaku kontrak karya PT. Freeport Indonesia 30 tahun terhitung mulai masa produksi komersial perusahaan tersebut yaitu pada tanggal 1 juli 1973, sehingga berakhir pada tanggal 1 juli 2003, namun sebelum tahun 2003, Freeport McMoran Inc. Selaku pemegang saham PT. Freeport Indonesia pada tahun 1989 menyampaikan permohonan perpanjangan kontrak karya PT. Freeport Indonesia kepada Menteri Pertambangan dan Energi, permohonan ini sesuai dengan ketentuan dalam kontrak karya PT. Freeport Indonesia generasi 1 bahwa setelah jangka waktu kontrak berjalan setengahnya yaitu 15 tahun, perusahaan dapat mengajukan permohonan perpanjangan karena PT. 51