Penelitian kepustakaan adalah teknik untuk mencari bahan-bahan atau data-data yang bersifat sekunder yaitu data-data yang erat hubungannya
dengan bahan primer dan dapat dipakai untuk menganalisa permasalahan. Pada penelitian kepustakaan, sarana yang dipergunakan adalah
bahan-bahan pustaka yang terdiri dari tiga macam bahan hukum, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang sifatnya mengikat
12
, yaitu
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing; 2.
Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan;
3. Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing;
4. Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan objek
penelitian.
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2001, h. 52.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu 1.
Berbagai hasil penelitian mengenai penanaman modal asing; 2.
Berbagai buku yang membahas investasi, perjanjian dan pertambangan;
3. Berbagai artikel dan makalah di dalam jurnal dan majalah.
c. Bahan hukum tersier, bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdiri dari:
1. Kamus Hukum;
2. Kamus Bahasa Indonesia;
3. Kamus Bahasa Inggris;
4. Ensiklopedi;
5. Dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan objek
penelitian untuk diterapkan dalam penelitian ini.
4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh dari data yang bersumber dari studi kepustakaan maupun
dari penelitian lapangan. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dianalisa secara intepretatif menggunakan teori maupun hukum positif
yang telah dituangkan, kemudian secara induktif ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada.
5. Metode Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode penulisan sesuai dengan sistematika penulisan yang ada pada Buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2012
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah penjabaran dan pemahaman tentang permasalahan yang dikaji serta untuk
memberikan gambaran garis besar mengenai tiap-tiap bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Review Kajian Terdahulu, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan yang berkenaan dengan permasalahan yang
akan dibahas dalam skripsi ini. BAB II Kerangka Teoritis
Pada bab ini menguraikan tentang pengertian perjanjian, syarat sahnya perjanjian, asas-asas dalam hukum perjanjian, bentuk-
bentuk perjanjian, pembatalan perjanjian, penggantian kerugian, serta menjelaskan tentang asas proporsionalitas dalam kontrak
komersial seperti pengertian asas proporsionalitas, kriteria asas proporsionalitas, makna dan fungsi asas proporsionalitas, kontrak
karya PT. Freeport Indonesia. BAB III Ketentuan Royalti Mineral dan Teori Dalam Hukum
Pertambangan Pada bab ini menguraikan tentang pembagian royalti dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara, pembagian royalti dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2012 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, serta teori dalam hukum pertambangan, kontrak karya, production sharing contract, royalti dalam kontrak karya
pertambangan. BAB IV “Analisis Yuridis Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam
Pembagian Royalti Pertamba
ngan Emas PT. Freeport Indonesia”.
Pada bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya yaitu Penerapan asas proporsionalitas dalam pembagian royalti
emas oleh PT. Freeport Indonesia, Upaya pemerintah dalam menjatuhkan sanksi kepada PT. Freeport Indonesia karena belum
mematuhi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II KERANGKA TEORITIS
C. Perjanjian di Indonesia
1. Pengertian dan Makna Perjanjian Atau Kontrak
Hukum kontrak merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu contract of law, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah
overeenscomstrecht. Dalam praktik istilah kontrak atau perjanjian terkadang masih dipahami secara berbeda. Banyak pelaku bisnis
mencampuradukkan kedua istilah tersebut seolah merupakan pengertian yang berbeda. Burgerlijk Wetboek menggunakan istilah overeenkomst dan
contract untuk pengertian yang sama.
13
Menurut Subekti istilah “perjanjian atau persetujuan” dengan “kontrak” memiliki pengertian lebih sempit karena ditujukan kepada
perjanjian atau persetujuan yang tertulis.
14
Menurut Peter Mahmud Marzuki penggunaan istilah kontrak atau perjanjian dengan melakukan
perbandingan terhadap pengertian kontrak atau perjanjian dalam sistem Anglo-American.
15
Sistematika Buku III tentang Verbintenissenrecht Hukum Perikatan mengatur mengenai overeenkomst yang kalau diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia berarti perjanjian. Istilah kontrak merupakan
13
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2010, h. 13.
14
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermusa, 1996, Cet. XVI, h. 1.
15
Peter Mahmud Marzuki, Batas-Batas Kebebasan Berkontrak, Jakarta: Yuridika, 2003, h. 195.
18