Sumber Data Teknik Penentuan Data

Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Pernyataan Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Kurang Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Eko Putro Widoyoko 2012:110

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh Integritas dan Objektivitas Auditor terhadap Kualitas Audit ” adalah data sekunder dan primer. 1. Data Primer Menurut Sugiyono 2012:137, mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut: “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini auditor eksternal. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono 2012:137, mendefinisikan data sekunder adalah sebagai berikut: “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yaitu membaca dari buku sumber dan memahami melalui media lain seperti internet.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu: 1. Populasi Sugiyono 2012:80 menjelaskan pengertian populasi adalah sebagai berikut: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini yang menjadi popolusi adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat menurut jabatan fungsional pemeriksa secara keseluruhan 90 orang auditor. Tabel 3.4 Data Pegawai Kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Jabatan Fungsional Pemeriksa No Nama Jabatan Jumlah 1 Pemeriksa Utama 2 Pemeriksa Madya 1 3 Pemeriksa Muda 29 4 Pemeriksa Pertama 60 Jumlah 90 Sumber : Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 2. Sampel Menurut Sugiyono 2012:81, menjelaskan definisi sampel adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Perlu diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel oleh peneliti adalah pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus adalah: Sumber: Umi Narimawati 2010:38 Keterangan: n = Jumlah sampel; N = Jumlah populasi; e = batas kesalahan yang ditoleransi 1,5,10 = N +N � 2 Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, peneliti menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5, karena dalam setiap penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100, makin besar tingkat kesalahan maka semakin sedikit ukuran sampel. Berikut perhitungan untuk menentukan jumlah sampel di atas yaitu : Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat sebanyak 73 auditor.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemeriksaan Interim Dan Audit Judgement Terhadap Pertimbangan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

8 51 57

Pengaruh Profesionalisme Dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan provinsi Jawa Barat)

2 13 69

Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 8 40

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

Pengaruh Integritas, Independensi, dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Utara.

2 7 27

Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat).

2 7 28

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17