36
2. Mengembangkan Produk
Kajian produk dan kajian kegiatan pembelajaran pada tahap studi pendahuluan yang dilakukan menghasilkan sebuah konsep media pembelajaran
yang akan dikembangkan dimana konsep tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu produk yang disebut trainer teknik digital. Dalam pengembangan
trainer teknik digital ini melalui dua tahapan secara umum, yaitu tahap disain dan tahap pembuatan produk.
Tahap disain adalah tahap dimana konsep media yang akan dikembangkan dituangkan dalam sebuah gambaran atau rancangan yang
kemudian rancangan tersebut dijadikan acuan dalam tahap realisasi produk. Isi dari disain tidaklah lain meliputi pemilihan komponen, pemilihan bahan, dan
ukuran-ukuran yang spesifik dari trainer yang akan dibagun serta gambaran alat yang disesuaikan dengan konsep yang ada.
Sedangkan dalam tahap pembuatan produk adalah tahap dimana rancangan atau disain yang dibuat diimplementasikan menjadi sebuah produk
yang nyata. Didalam tahap ini terjadi proses dan pekerjaan nyata untuk membangun sebuah media mulai dari mengukur bahan, memotong bahan,
menggunakan peralatan tangan dan peralatan lain yang mendukung untuk membangun sebuah produk.
3. Uji Produk
Setelah tahap mengembangkan produk, dalam hal ini adalah pengembangan media trainer teknik digital, maka dilakukan pengujian produk
terhadap media trainer tersebut. Pada penelitian ini peneliti menempuh dua
37 tahap uji, yaitu
Alpha Testing dan Beta Testing. Alpha testing merupakan uji yang dilakukan oleh ahli atau disebut juga
validasi ahli. Validasi ahli Expert Judgement adalah langkah awal untuk
mendapatkan penilaian dan saran dari ahli terhadap media yang dikembangkan. Penilaian dilakukan dengan meminta pendapat ahli melalui pengisian angket
yang diberikan pada ahli. Setelah validator ahli mengisi angket kemudian validator ahli dimohon untuk memberikan informasi, masukan atau saran, dan
penilaian terhadap media pembelajaran trainer teknik digital yang dikembangkan. Revisi perlu dilakukan ketika ahli memberikan saran , masukan dan
penilaian terhadap media yang sedang dikembangkan. Kemudian peneliti memperbaiki media yang dikembangkan sesuai dengan masukan yang diberikan
oleh ahli dan harus diuji ulang hingga media yang dikembangkan dinyatakan layak oleh ahli. Hasil dari validasi ahli akan dianalisi dengan teknik deskriptif dan
akan ditampilkan tingkat kelayakan dari media yang dikembangkan menurut ahli media dan ahli materi dalam bentuk persentase kelayakan.
Uji kedua adalah beta testing, yaitu uji kelayakan terhadap media yang
dikembangkan dengan melibatkan responden penelitian. Responden penelitian yang dimaksud yaitu siswa kelas X program keahlian Teknik Audio Video SMK
Muhammadiyah 1 Temon . Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan media yang dikembangkan, setelah itu siswa diminta untuk menilai dan memberikan
saran terhadap media tersebut dengan cara mengisi angket yang telah disediakan. Dari data angket yang diisi siswa maka setelah dilakukan analisis
akan diketahui penilaian dan saran terhadap penggunaan media yang
38 dikembangkan, sehingga terlihat seberapa layak media yang dikembangkan
tersebut untuk digunakan sebagai media pembelajaran praktikum.
C. Sumber Data Penelitian