Fungsi Musik KAJIAN TEORI

14 dusun Platar, slawatan lebih sering disebut dengan terbangan, sehingga dalam penelitian ini istilah “terbangan” sama makna dengan “slawatan”. Slawatan Katolikdigunakan untuk mengiringi kidungan yakni lagu – lagu rohani Katolik. Kesenian ini mempunyai makna sebagai ungkapan memuji dan tanda terima kasih serta memohon berkah kepada Tuhan. Syair lagunya juga berisi tentang pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Moertjipto, 1990 : 66 .

D. Fungsi Musik

Menurut Meriam 1964 : 218 bahwa ada 10 fungsi musik yaitu : fungsi pengungkapan emosional , fungsi penghayatan estetis, fungsi hiburan, sarana komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi reaksi jasmani, fungsi intuisi sosial dan ritual keagamaan, fungsi pengesahan lembaga sosial, fungsi kesinambungan budaya dan fungsi pengintegrasian masyarakat. Menurut Djohan musik dapat sebagai pengungkapan emosional dan sebagai respon fisik, berikut penjelasannya : 1. Fungsi Pengungkapan Emosional Djohan, 2003 : 114 , menyatakan bahwa, Diakui bahwa musik dapat menjadi perantara untuk menyampaikan perasaan selain mengkomunikasikan dan membengkitkan serangkaian emosi. Kekuatan musik dapat dirasakan mulai dari kemampuannya untuk menyebabkan orang merasa tidak nyaman misal dari musik hingar bingar yang terdengar bercampur aduk , sampai menjadi sarana untuk menyentuh emosi paling lembut yang bisa dirasakan seseorang. 15 Di sini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Musik mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi emosi seseorang. 2. Fungsi terapi Jasmani Djohan 2006 : 37 , mengungkapkan bahwa ada hubungan antara musik dan pengobatan, beberapa diantaranya adalah : a. Teori bahwa tubuh manusia terdiri dari empat cairan tubuh. Maka kesehatan terjadi ketika ada keseimbangan diantara keempatnya, dan ketidakseimbangan dapat menyebabkan gangguan mental. Keseimbagan keempat cairan tubuh ini diyakini dapat dipengaruhi oleh vibrasi musik. b. Musik memiliki khasiat dan potensi mempengaruhi pikiran manusia. c. Kesadaran pikiran dapat meningkatkan atau menggangu kesehatan, dan musik melalui pikiran, dengan mudah menembus dan mempengaruhi seseorang untuk mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat merangsang sel-sel saraf manusia, pikiran hingga emosi manusia, semua hal tersebut mempengaruhi kesehatan seseorang. Banyak wilayah di Indonesia yang mempunyai tradisi menyertakan musik dalam upaya penyembuhan tanpa menyadari bahwa sebenarnya yang berlangsung adalah bagian dari terapi musik Djohan, 2006 : 23 . 3. Fungsi Pengintegrasian Sosial Menurut Djohan 2006 : 70 , menyatakan bahwa, “ 1 Musik 16 memiliki kualifikasi untuk menyatukan energi dalam masyarakat, dan 2 sebagai sumber keistimewaan yang penting.”Musik dapat menimbulkan rasa kebersamaan dalam masyarakat, misalnya saat proses latihan dan pertunjukan tanpa disadari akan ada rasa kebersamaan antara pemain pemain dengan pemain, penonton dengan pemain atau penonton penonton dengan penonton. Djohan 2006 : 35 , menyatakan bahwa “perasaan manusia terikat dengan musik karena memiliki konsistensi dan lingkungan yang sama dalam merespon musik ”.Perasaan tersebut disatukan oleh musik lalu menjadi rasa kebersamaan yang menimbulkan sebuah energi yang kuat dalam masyarakat tersebut. Menurut Sumardjo, seni mempunyai beberapa fungsi, dalam penelitian ini seni yang dimaksud adalah musik, yaitu : 1. Fungsi kenikmatan estetis Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila memiliki unsur keindahan didalamnya.Sumardjo 2000 : 157 , menyatakan “Jelaslah bahwa keindahan seni berhubungan dengan unsur ekstrinsik dan intrinsik sekaligus”.Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai seni yang mempengaruhi kualitas estetika. Sumardjo 2000 : 142 , menyatakan “Dan nilai adalah masalah mendasar yang biasa ditemukan dalam bidang etika kebaikan, kebenaran logika, dan estetika keindahan, di samping keadilan, kebahagiaan, kegembiraan”. Semuanya itu akhirnya akan mewujudkan sebuah seni yang menyenangkan inderawi dan menggembirakan batin. 17 2. Fungsi hiburan Untuk mencapai fungsi hiburan tersebut, manusia tentu harus melalui pengalaman yang berkaitan dengan seni. John Deway dalam Sumardjo, 2000 : 165 , membedakan antara pengalaman estetik dengan pengalaman artistik. Pengalaman estetik atau pengalaman seni lebih tertuju pada kegiatan apresiasi penanggap seni, penerima seni, atau apresiator seni. Sementara itu, pengalaman yang samajuga dapat digunakan untuk kegiatan produksi seni ata penciptaan seni. Jadi pengalaman estetik bila dilakukan sebagai dasar penciptaan karya seni, dinamai pengalaman artistik. Musik sebagai bagian dari seni dapat memberikan pengalaman tersebut pada diri setiap manusia entah itu hanya sebgai pengalaman estetik bahakan artistik. Melalui pengalaman - pengalaman tersebut akhirnya rasa hiburan dan kepuasan manusia dapat tercapai. 3. Fungsi komunikasi Sumardjo, 2000 : 31 , menyatakan bahwa “komunikasi seni adalah komunikasi nilai-nilai berkualitas, baik kualitas perasaan maupun kualitas medium seni itu sendiri”. Musik merupakan bagian dari seni, dalam penyajian dan apresiasi melibatkan pengalaman yang melibatkan kegiatan penginderaan, nalar, emosi serta intuisi. Penyaji seni menyampaikan gagasan, idealisme dan perasaan melalui musik sebagai medium seni dan apresiator menjadi penikmat serta mengapresiasi musik tersebut dengan komunikasi seni. 18 4. Fungsi pengajaran norma sosial Sumardjo 2000 : 140 Mengungkapkan bahwa “nilai isi content yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan kognisi, nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup values yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai sosial, nilai religi, dsb”.Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma- norma atauperaturan- peraturan. 5. Fungsi ritual keagamaan. Fungsi musik di sini memiliki peranan yang sangat penting dalam membawa suasana kesakralan untuk upacara keagamaan. Penggunaan alat musik untuk mengiringi lagu-lagu dalam ibadat dapat mendukung kepada para penyanyi, memudahkan partisipasi umat, dan menciptakan kesatuan hati antar jemaat yang berhimpun Komisi Liturgi Mawi, 1986 : 127 .

E. Penelitian yang relevan