65
Gambar 38 : Mengiringi di acara Hajatan Sumber : Dokumen Narendra, 2015
3. Sebagai Sarana Hiburan
Seni mempunyai daya guna bagi kehidupan. Seni yang mempunyai unsur estetik, adalah seni yang dapat menyenangkan
inderawi dan mengembirakan batin. Setiap manusia pasti selalu membutuhkan penghiburan akibat dari kejenuhan, kesedihan, atau
perasaan lainnya.Seperti halnya musik yang dapat memberikan pengalaman estetik bagi setiap penikmatnya sehingga menimbulkan
rasa penghiburan tersendiri. Ini juga didukung dengan pernyataanIbu Sinuk yang merupakan salah satu umat lingkungan Platar
mengungkapkan bahwa, “Setiap kali mendengar lagu terbangan merasa yo merasa
terhibur, rasane seneng, opo meneh nek pas kuwi lagu favorit sendiri, dadi yo seneng melu nyanyi bareng
”
66
Agenda kegiatan di lingkungan Platar setiap 1 tahun sekali biasanya
mengadakan kegiatan
Paskah bersama
dan Natal
bersama.Walaupun itu merupakan acara masyarakat Katolik namun masyarakat yang bukan beragama Katolik juga ikut dalam
menyemarakkan acara tersebut. Ini membuktikan bahwa kerukunan antar umat berbeda agama selalu dibina dalam masyarakat dusun Platar
Wawancara Bapak Yuven. Dalam kegiatan ini, musik terbangan selalu digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakatnya.
4. Sebagai Sarana Pengajaran Kitab Suci
Awal tujuan dari slawatan Katolik adalah untuk menyebarkan sabda Tuhan kepada umat. Melalui musik terbangan,
sebuah pesan – pesan kebaikan dikemas sesuai dengan kultur budaya
yang dekat dengan masyarakat. Ini diwujudkan dengan lagu-lagu terbangan di dusun Platar yang mempunyai syair berbahasa Jawa dan
syair lagu yang diambil dari Alkitab. Seperti pada pernyataan Bapak Suwarno yang dilakukan pada tanggal 1 April 2015 bahwa,
“...Memakai isi kitab suci untuk memuji Tuhan. Mengambil kalimat-kalimatnya diambil dari Kitab Suci. Kalau bahasa
Jawa disebut cakepannya itu diambil dari bahasa Jawa. P
erjanijan lama dan perjanjian baru” Semua itu tentu tentangajaran moral dari Alkitab.
Harapannya agar masyarakat lebih memahami isi dari Alkitab dan hidup sesuai ajaran pada Alkitab.
67
MANUNGSA INGKANG SEJATI E ..manungsa ingkang sejati, kedah emut e..ing asalipun ..uuun
Inggih asal ..aaal yolahake… eeee Saking Allah,mila kedah ngluhuraken
Wohing donya sak isinipun, Allah anggenipun nitahaken ..eeen
Mung nem dinten ..eeen yolahake … eeee Mangka dinten wonten pitu.
Nggih punika pakendelan , tiyang kedah sami kendel … eel Ing dinten ..eeen yolakahe … eeee
Ingkang kapesthi, inggih punika dinten Ngahad. E..
Manungsa kedah sembahyang, ngaturaken panarima… aaaa Amring Allah …. Aaah yolahake … eeee
Kang satuhu, ingkang paring rinten dalu Jawaban Reff
: E sadherek kula sadaya
Tiyang sepuh jaler estri Ingkang maca lan ingkang miyarsi ..iii e sumangga angluhuraken
Manungsa ingkang wiwitan, Bapa Adam ibu Kawa,
Ing nalika taksih suci … iii manggen patamanan asri. .Sareng nerak lelarangan, kabucal dateng ing donya,
Nyambut damel kanthi awrat…aaat saturunipun sadaya Bapa Adam sampun supe, dhateng dhawuhipun Allah,
Kawula makaten ugi … iii sok nerak awisanipun Mila Allah langkung bendu, dhateng sakathahing bangsa,
Kasusahan ingkang wonten … eeen kajalaran tampi siksa
Lagu tersebut merupakan lagu yang isinya diambil dari isi Alkitab Perjanjian Lama yang menceritakan tentang penciptaan dunia
dan manusia yang dimulai dari Adam dan Hawa. Seperti yang tertulis pada Kejadian 1
– 6. Berikut merupakan terjemahan dari lirik tersebut :
68
Manusia yang sebenarnya, harus ingat asalnya yaitu dari Allah, maka harus selalu memuliakan-Nya. Manusia dan isinya adalah Allah yang
mencipta. Selama 6 hari padahal ada 7 hari. Untuk hari yang ketujuh harus istirahat. Hari tersebut sudah ditentukan Tuhan yaitu hari minggu.
Manusia harus berdoa mengucapkan terimakasih pada Allah. Karena setiap hari Tuhan memberi.
Jawaban : Manusia pertama adalah Adam dan Hawa. Disaat belum
berdosa bertempat di taman Firdaus. Namun melanggar hukum lalu dibuang ke dunia. Bekerja dengan susah payah sampai keturunannya.
Adam sudah lupa terhadap perintah Allah, begitu juga kita sering melanggar perintah-Nya.
Pesan yang didapat adalah bahwa manusia harus selalu ingat perintah Tuhan 10 perintah Allah dan hukum kasih dan selalu
mengucap syukur kepada Tuhan dengan berdoa dan ke Gereja.
GUSTI, TEBIH ELER TEBIH KIDUL Gusti paring mukjizat mungguhing tetedhan
1.Gusti mriki tebih eler tebih kidul lan sampun serap surya Gusti menggaliho ,tiyang-tiyang punika 2x
Dhawuhna sami nedha supados angsal tedha Yo kareben ora susah lunga, kowe wae menehana tedha
Tumbas kalih atus dinar roti, mangsa cekapo sanadyan namung secuil Padha duwe roti pira.?
2.Gusti wonten roti gangsal ulam kalih, badhe kangge punapa ? Gusti nggawa mrene, Gusti nulyo mberkahi 2x
Dha lungguha ing suket ngumpul anyekat-nyeket
69
Gusti nyuwil roti sarto ulam, dhawuh ngedum marang wong golongan Miturut sapanjaluke, wong lanang limang ewu wadon bocah
rakapetung Kabeh wareg turah-turah.
3.Turahane roti lima iwak loro, dipangan wong saara-ara turahane Tumuli diwadhahi 2x
Rolas tenggok turahe, rolas tenggok turahe Wong-wong kono eram samyo eram. Padha alok-alok samya alok
Iki genah kanjeng Gusti Kang arsa rawuh donya ,ngrawuhi bangsa manungsa
Minulyakno kanjeng Gusti
Lagu tersebut merupakan lagu yang isinya diambil dari Alkitab perjanjian baru yang menceritakan tentang mujizat Tuhan
dalam menggandakan makanan yang berupa 5 roti dan 2 ikan seperti yang tertuang pada Matius 14 : 13
– 21, Markus 6 : 30 – 44, Lukas 9 :10
– 17 dan Yohanes 6 : 1 - 15. Berikut terjemahan dari lirik lagu tersebut : Disini merupakan tempat yang sunyi dan waktunya sudah
menjelang malam. Orang – orang mengharapkan Tuhan untuk
memerintahkan umatnya untuk mencari makanan supaya ada yang dimakan. Keinginan Tuhan umat tidak usah pergi,
Dia berkata “ kamu saja yang memberi makan”. Membeli dua ratus dinar roti, apakah
mungkin mencukupi walaupun hanya sepotong-potong. Tuhan berkata “ Ada yang punya roti berapa ? Tuhan, ada 5 roti dan 2 ikan, lalu untuk
apa ? Tuhan menyuruh untuk membawa kemari, lalu tuhan memberkati memberi mujizat . Tuhan menyuruh untuk berkumpul 50 orang
– 50 orang, menyuruh 5 roti dan 2 ikan tadi dibagikan kepada orang
– orang. Lima ribu laki
– laki dan anak – anak, perempuan tak terhitung,
70
semuanya sisa.Sisa dari 5 roti dan 2 ikan tersebut lalu diwadhahkan , dan semua berjumlah 12 bakul. Orang- orang terheran
– heran dan takjub, inilah Tuhan, yang datang ke dunia untuk manusia.
Pesannya adalah selalu percaya dan jangan pernah meragukan Tuhan, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi
– Nya. Tuhan akan selalu memberi berkah melalui apapun tanpa kita duga
Wawacara Bapak Sumarno .
5. Sebagai Pengintegrasian Sosial