mengetahui mengenai mahasiswa kedokteran melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan konsumsi narkoba.
Sebagai mahasiswa kedokteran, seharusnya telah mengetahui konsekuensi hubungan sex bebas dan konsumsi narkoba yang salah satunya dapat
menyebabkan terjadinya penyakit HIVAIDS.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap HIVAIDS ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
terhadap HIVAIDS.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang HIVAIDS. 2. Mengetahui sikap mahasiswa tentang HIVAIDS.
3. Mengetahui tindakan yang dilakukan mahasiswa tentang HIVAIDS. 4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa FK USU.
2. Bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya berkenaan topik
peneliti dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi. 3.
Bagi peneliti dapat menambahkan ilmu peneliti tentang topik penelitian dan mengembangkan kemampuan dalam bidang peneliti.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIVAIDS
2.1.1. Definisi
Menurut World Health Organization WHO, HIV Human
Immunodeficiency Virus adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh yaitu sel CD+4, sel T dan makrofag, menghancurkan atau
merusak fungsinya. AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah fase terakhir dari infeksi HIV yang dicirikan dengan jumlah CD4 kurang dari 200.
AIDS bukan suatu penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak
dapat merespons.
2.1.2. Struktur HIV
HIV adalah nontransforming retrovirus manusia yang tergolong dari famili Lentivirus. Antara virus lain yang termasuk dalam kelompok ini adalah Feline
Immunodeficiency Virus, Simian Immunodeficiency Virus, Visna Virus of Sheep, Bovine Immunodeficiency Virus dan Equine Infectious Anemia Virus. Dua bentuk
genetik berbeda tetapi terkait HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2 telah diisolasi dari pasien dengan AIDS. Epidemi HIV secara global terutama disebabkan oleh HIV-1,
sedangkan HIV-2 tidak terlalu luas penyebarannya, hanya terdapat di Afrika Barat dan beberapa negara Eropa yang mempunyai hubungan erat dengan Afrika Barat
Robbins and Cotran, 2010. HIV-1 virion berbentuk sferis dan mengandungi elektron padat, inti
berbentuk kerucut yang dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes. Inti virus mengandung protein kapsid terbesar yaitu p24, protein
nukleokapsid p7p9, dua kopi RNA genom dan tiga enzim virus yaitu protease, reverse transcriptase, dan integrase. Protein p24 adalah antigen virus yang cepat
terdeteksi dan merupakan target antibodi dalam tes screening HIV. Inti virus dikelilingi oleh matriks protein yang dinamakan p17, yang merupakan lapisan
dibawah selubung lipid. Sedangkan selubung lipid virus mengandung dua
glikoprotein yang sangat penting dalam proses infeksi HIV dalam sel yaitu gp120 dan gp 41. Genom virus yang berisi gen gag, pol, dan env yang akan mengkode
protein virus. Hasil translasi berupa protein prekursor yang besar dan harus dipotong oleh protease menjadi protein matur. Genom virus HIV-1 RNA berisi
gen gag, pol, dan env, yang khas dari retrovirus dan gen tersebut mengkode protein virus. Selain tiga gen retroviral standard ini, HIV berisi beberapa gen
aksesori yang lain yaitu gen tat, rev, vif, nef, vpr, dan vpu yang mengatur sintesis dan perakitan partikel virus menular dan patogenisitas virus.
Gambar 2.1. Struktur HIV-1 Virion Robbins dan Cotran, 2010
2.1.3. Cara penularan
Virus ini hanya dapat ditularkan kepada seseorang melalui cairan darah, semen, cairan vagina, cairan rektal dan ASI dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak.
Cairan ini harus datang dalam kontak dengan membran mukosa atau jaringan yang rusak atau langsung disuntikan ke dalam aliran darah seperti dari jarum
suntik CDC, 2014.
Penularan HIV yang utama adalah melalui :
• Hubungan seksual, baik secara vagina atau anal tanpa menggunakan kondom.
• “Multiple partners” atau memiliki infeksi menular seksual lain dapat
meningkatkan resiko infeksi saat hubungan seksual. •
Penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Penularan HIV yang jarang adalah melalui:
• Penularan melalui ibu yang terinfeksi HIV. HIV dapat ditularkan dari ibu
kepada anak saat mengandung, saat melahirkan dan pemberian ASI. •
Menerima transfusi darah atau transplantasi organ yang terkontaminasi dengan HIV.
• Makan makanan yang telah dikunyah oleh orang yang terinfeksi HIV.
• Digigit oleh orang yang terinfeksi HIV. Penularan melibatkan trauma berat
dengan kerusakan jaringan yang luas dan adanya darah. Tidak ada resiko penularan jika kulit tidak rusak.
• “Oral sex” menggunakan mulut dan proses ejakulasi pada mulut dari orang
yang terinfeksi HIV. •
Kontak antara kulit rusak, luka atau selaput lendir dan darah yang terinfeksi HIV atau cairan tubuh darah yang terkontaminasi.
• “Open- mouth kissing” jika orang dengan HIV memiliki luka atau gusi
berdarah. •
Tato atau “body piercing” jika jarum tidak diganti.
HIV tidak ditransmisi melalui :
• Kontak kasual seperti berjabat tangan, memeluk, penggunaan kamar mandi
yang sama, penggunaan piring dan gelas yang sama dan “social kissing” berciuman sambil mulut tertutup.
• Udara
• Air liur dan air mata
• Gigitan serangga misalnya nyamuk
• Makanan dan Minuman