Hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa dengan tindakan terhadap HIVAIDS

penelitian dari tabel 5,9, 82 orang mahasiswa 95.3 memiliki perilaku seksual yang baik dan tidak mengkonsumsi narkoba. Sementara 4 orang mahasiswa 4.7 pernah melakukan hubungan seksual dan mengkonsumsi narkoba. Hasil penelitian menunjukan mahasiswa pernah bergantian jarum saat pengambilan narkoba. Ini menunjukan pengetahuan mahasiswa kurang karena dengan bergantian jarum HIV dapat tertular. Di samping itu, ada juga mahasiswa yang pernah bergantian pasangan seksual. Dalam hal ini, diketahui pengetahuan mahasiswa cukup buruk karena perilaku seksual yang buruk bisa menimbulkan dampak yang buruk seperti kehamilan dan penyakit infeksi menular termasuk HIVAIDS. Hal ini didukung oleh penelitian N Maimaiti 2010, di mana 15.8 mahasiswa mempunyai perilaku seksual yang buruk. Selain itu, penelitian SO Ike 2007 juga mendukung hal ini di mana 40 mahasiswa mengakui mempunyai perilaku seksual yang aktif. Manakala penelitian oleh M Albrektsson 2009 di China menyatakan mahasiswa universitas Wuhan tidak mempunyai perilaku seksual yang buruk yaitu sebesar 75. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, seharusnya telah mempunyai pengetahuan yang baik dan dapat bertindak dengan benar. Berdasarkan tabel 6,0, tindakan yang baik paling banyak pada laki-laki dengan jumlah mahasiswa sebanyak 39 orang manakala perempuan sebanyak 37 orang. Ini mungkin terjadi karena perempuan lebih cenderung menghadapi tekanan sosial dan emosi yang membatasi dari mengindari perilaku seksual. Namun mungkin juga ada yang mengalami tekanan dari pasangan untuk melibatkan diri dalam perilaku seksual ini. Hal ini bertentangan dengan penelitian oleh M Paul 2013 di Ethiopia yang menyatakan 51.2 laki-laki lebih aktif dalam aktivitas seksual berbanding perempuan yaitu sebesar 21.7.

5.4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dengan Sikap Terhadap HIVAIDS

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi sikap. Menurut Van Dyk 2008, informasi mengenai HIVAIDS merupakan instrumen dalam mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena pengetahuan yang diperoleh adalah hasil dalam keterampilan terhadap infeksi HIVAIDS C Ndakaitei, 2012. Pengetahuan yang tinggi biasanya didahului dan diikuti dengan kesadaran karena sulit untuk mempromosikan sesuatu yang tidak diketahui kepada seseorang. Selain itu, seseorang yang berpengetahuan tinggi memilki sikap yang baik terhadap HIVAIDS karena memilki pengetahuan mengenai penularan HIV dan etiologinya, sehingga lebih cenderung menunjukan rasa simpati terhadap pasien. Hal ini didukung oleh penelitian Elsadig Y.Mohamed 2009 di Sudan dimana terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap HIVAIDS dengan p-value = 0,000. Manakala penelitian oleh Siregar 2012, menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dengan p-value = 0,129. Hal ini mungkin terjadi karena selain dari pengetahuan, faktor lain seperti agama dan emosional dapat mempengaruhi sikap.

5.4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dengan Tindakan Terhadap HIVAIDS

Green mengemukakan bahwa pengetahuan adalah faktor yang penting namun tidak hanya berpengaruh dalam perubahan perilaku dan pengetahuan yang tinggi tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku Luthfiana, 2012. Hal ini mungkin juga terjadi disebabkan modernisasi yang cepat dan perubahan sosial. Meskipun stigma wujud dalam budaya berkenaan dengan seksualitas, namun sikap positif terhadap perilaku seksual aman bisa menjadi indikasi dari perubahan sikap pada orang muda terhadap seksualitas dan perilaku seks yang lebih aman Rahnama, 2010. Secara kesimpulannya, pengetahuaan yang baik tidak berarti seseorang itu melakukan tindakan yang baik dan pengetahuan yang kurang tidak bearti seseorang itu melakukan tindakan yang buruk karena perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti lingkungan, perubahan sosial dan emosi. Hal ini disokong oleh penelitian Luthfiana 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku berisiko terinfeksi HIVAIDS. Penelitian oleh P.I. Okonta 2003 menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan terhadap HIVAIDS dengan nilai p-value = 0.272.