BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup
baik tumbuhan maupun hewan sebagian besar tersusun oleh air, dimana sel tumbuhan mengandung lebih dari 75 air dan di dalam sel hewan mengandung
lebih dari 67 air. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari berbeda untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kehidupan Nova, 2012.
Persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dimana
setiap komponen yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan. Air minum selain merupakan kebutuhan esensial, namun juga
berpotensi sebagai media penularan penyakit, keracunan. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar besi dan seng dalam air minum yang dihasilkan adalah
proses pengolahan dan distribusi Permenkes, 2002. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya hidrogen didalam air Wardana, 2001.
Mineral mikro terdapat dalam jumlah kecil di dalam tubuh, namun mempunyai peranan essensial untuk kehidupan, kesehatan dan refroduksi.
Kandungan mineral makro bahan makanan sangat tergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal bahan makanan tersebut Almatsier, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Besi adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk
keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa tidak enak pada air minum
pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,3 mgL- 6,0 mgL BSN, 2004. Seng diperoleh dari lapisan bumi atau kerak bumi, seng di dalam air
dimungkinkan berasal dari air baku yang sudah tercemar seng. Adanya seng pada air sungai adalah sebagai akibat dari limpasan air permukaan tanah. Seng dalam
air berada dalam keadaan terlarut. Sesuai dengan kegunaannya sebagai air minum, salah satu persyaratan uji untuk air minum antara lain uji kadar seng Gabriel,
2001.
Menurut BSN 2004, tentang seng dan kadar maksimum seng yang diperbolehkan di dalam air dan air limbah adalah 0,05 mgL sampai dengan 2,0
mg L. Toksisitas seng pada hakekatnya rendah, tetapi dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi
Almatsier, 2004.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kadar logam besi dan seng yang terdapat dalam
air yang setelah diolah dan hasil distribusi. 2.
Apakah ada perbedaan kadar logam besi dan seng dalam air yang setelah diolah dan hasil distribusi.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesis
1. Terdapat perbedaan kadar logam besi dan seng dalam air yang setelah
diolah dan hasil distribusi. 2.
Kadar logam besi dan seng yang terdapat dalam air yang setelah diolah dan hasil distribusi sesuai dengan nilai minimum pada literatur.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar logam besi dan seng yang terdapat dalam air
yang diolah dan hasil distribusi. 2.
Untuk mengetahui perbedaan kadar besi dan seng yang terdapat dalam air yang diolah dan hasil distribusi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbedaan kadar
logam besi dan seng dalam air. 2.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kadar logam besi dan seng yang dikategorikan aman dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan Badan Standardisasi Nasional 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA