e. Hasil Klasifikasi
Tabel 12. Ketepatan Klasifikasi
Classification Results
a
Peringkat Obligasi
Predicted Group Membership
Total Non
Investment Investment Original Count Non Investment
10 3
13 Investment
6 7
13 Non Investment
76,9 23,1
100,0 Investment
46,2 53,8
100,0 a. 65,4 of original grouped cases correctly classified.
Sumber: Lampiran 13 halaman 95 Output di atas menunjukkan bahwa ketepatan klasifikasi dalam
memprediksi adalah 65,4, yaitu dari 26 unit pengamatan terdapat 17 unit pengamatan yang sesuai dengan peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh PT. PEFINDO 1726=0,654. Dengan demikian fungsi diskriminan yang terbentuk memiliki ketepatan prediksi yang
cukup baik terhadap peringkat obligasi perusahaan.
3. Pembahasan Hipotesis a. Kemampuan
Variabel Solvabilitas
untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi Perusahaan Non Jasa Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Rumusan hipotesis alternatif pertama adalah “Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap peringakat obligasi perusahaan”. Hasil
uji diperoleh nilai signifikansi 0,065 lebih besar dari 0,05 yang
berarti solvabillitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Tidak berpengaruhnya solvabilitas terhadap peringkat obligasi dapat disebabkan perusahaan yang memiliki solvabilitas yang tinggi
meskipun untuk jangka panjang tetapi hal ini dinilai buruk karena besarnya utang yang dimiliki. Namun untuk kewajiban jangka
pendek, perusahaan tersebut memiliki cukup banyak modal untuk operasional perusahaan dan jika dimanfaatkan dengan baik akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan. Kondisi ini menyebabkan penilaian terhadap peringkat obligasi tidak dapat
dilakukan berdasarkan rasio solvabilitas saja. Menurut Husnan 2001 penggunaan utang dapat dibenarkan
sejauh penggunaan tersebut memberikan rentabilitas ekonomi yang lebih besar dari bunga utang tersebut. Utang merupakan salah satu
sumber pendanaan suatu perusahaan, semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan semakin tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihah luar, sehingga beban perusahaan semakin berat. Perusahaan dan kreditur lebih menyukai rasio utang yang lebih
rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami perusahaan dan kreditur. Jika
terjadi likuidasi dan hal ini juga yang akan dipertimbangkan oleh investor yang akan membeli obligasi. Penelitian mendukung hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alfiani 2013.