Tekanan Intraokular Indeks Massa Tubuh

8 Universitas Sumatera Utara suprakoroidal dan kemudian didrainase oleh sirkulasi vena di badan siliar, koroid dan sklera. Gambar 2.2 Trabecular Outflow kiri dan Uveoscleral Outflow kanan Sumber : Goel et al., 2010 Aliran aqueous humor lebih tinggi pada pagi hari dibanding saat malam hari. Aliran aqueous humor normal adalah sekitar 3.0 �Lmenit pada pagi hari, 2.4 �Lmenit saat sore hari, dan turun menjadi 1.5 �Lmenit saat malam hari Goel et al., 2010.

2.3. Tekanan Intraokular

Tekanan intraokular merupakan tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola mata Tanjung, 2003. Tekanan intraokular secara fisiologis ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous humor, tahanan aliran keluar melalui jalur konvensional dan jalur nonkonvensional, dan tekanan vena episklera Rhee, 2003. Rentang tekanan intraokular normal adalah 10 – 21 mmHg Salmon, 2008. Pengumpulan data dari studi epidemiologi yang luas menunjukkan bahwa rata- rata tekanan intraokular adalah sekitar 16 mmHg, dengan standar deviasi 3 mmHg Simmons et al., 2007-2008. Tekanan intraokular dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya : • Waktu dalam sehari Universitas Sumatera Utara 9 Universitas Sumatera Utara • Denyut jantung • Respirasi • Latihan • Asupan cairan • Pengobatan sistemik • Obat-obatan topikal Simmons et al., 2007-2008 Menurut Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan intraokular adalah umur, genetik, jenis kelamin, kesalahan refraksi, ras, variasi diurnal, dan posisi tubuh. Solomon, 2002. Tekanan intraokular lebih tinggi pada waktu pasien berbaring daripada waktu berdiri Simmons et al., 2007-2008.

2.4. Indeks Massa Tubuh

Tubuh manusia dibagi menjadi 2 bagian yang saling berhubungan, yaitu bahan yang diperlukan untuk energi lemak dan glikogen dan air. Sebenarnya komposisi tubuh manusia jauh lebih kompleks dan terdiri dari 4 macam komposisi : • Komposisi atomik. Dari sudut pandang komposisi atomik, berat badan merupakan akumulasi dari 6 elemen utama, yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. • Komposisi molekular. Elemen terbagi dalam komponen molekular yang dapat dikelompokkan dalam 5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan mineral. Tingkat molekular ini secara praktis seringkali dibagi atas: lemak dan massa bebas lemak. • Komposisi selular. Komposisi selular terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel, dan bagian padat ekstrasel. • Komposisi jaringan dan organ. Sel akan membentuk jaringan dan organ tubuh, seperti jaringan adiposa, otot skelet, tulang, kulit, jantung, dan organ viseral lainnya Sugondo, 2009. Universitas Sumatera Utara 10 Universitas Sumatera Utara Antropometri adalah pengukuran tubuh manusia yang mencakup body weight dan body dimensionbuild. Ada beberapa teknik yang lazim digunakan: tinggi badanberat badan, lingkar, dan tebal lipatan kulit. Berbagai teknik pengukuran antropometri dilakukan pada berbagai lokasi pengukuran yang berbeda dengan instrumen yang berbeda-beda pula. Beberapa teknik seperti penilaian tebal lipatan kulit adalah untuk mengestimasi komposisi tubuh atau lemak tubuh, sementara teknik lain seperti IMT adalah penilaian untuk body build Thang et al., 2006. Indeks massa tubuh IMT merupakan kalkulasi angka dari berat dan tinggi badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter kgm2. Nilai dari IMT pada orang dewasa tidak bergantung pada umur maupun jenis kelamin. Tetapi, IMT mungkin tidak berkorespondensi untuk derajat kegemukan pada populasi yang berbeda, dikarenakan perbedaan proporsi tubuh pada mereka WHO, 2013. Menurut WHO 2000 dalam Sugondo 2009 berat badan dan Obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan IMT, yaitu : Tabel 2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Menurut Kriteria Asia Pasifik Klasifikasi obesitas Klasifikasi IMT Berat badan kurang Kisaran normal Berat badan lebih Beresiko Obese I Obese II 18,5 18,5-22,9 23,0 23,0-24,9 25,0-29,9 30,0 Penggunaan IMT sebagai parameter dalam menentukan total lemak tubuh seseorang memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan dibanding cara yang lain. Pengukuran IMT dapat memperkirakan total lemak tubuh dengan perhitungan yang sederhana, cepat, dan murah dalam populasi tertentu. Pengukuran IMT rutin dilakukan dan sering digunakan dalam studi-studi Universitas Sumatera Utara 11 Universitas Sumatera Utara epidemiologi. Namun kelemahannya, IMT tidak dapat menjelaskan tentang distribusi lemak dalam tubuh seperti pada obesitas sentral maupu n obesitas abdominal maupun menggambarkan jaringan lemak viseral. Nilai IMT berbeda dalam rasetnis tertentu dan tidak membedakan antara laki-laki maupun perempuan. Nilai IMT yang tinggi belum tentu karena jaringan lemak tapi dapat juga karena jaringan otot Thang et al., 2006.

2.5. Obesitas