Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian Anatomi

3 Universitas Sumatera Utara Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan intraokuli dan obesitas baik secara cross-sectional maupun secara longitudinal. Obesitas merupakan faktor risiko independen terhadap peningkatan tekanan intraokuli Mori et al., 2000. Penelitian di Nigeria menunjukkan tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan intraokuli yang signifikan secara statistik, tetapi ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan umur yang signifikan secara statistik Pedro-Egbe et al., 2013. Penelitian di Turki menunjukkan tidak ada pengaruh indeks massa tubuh terhadap tekanan intraokuli yang signifikan Karadag et al., 2012. Penelitian di Makassar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara klasifikasi pengukuran tekanan intraokuli pada kelompok berat badan berlebih dan kelompok berat badan normal Indrayanti, 2012. Sejauh ini masih jarang penelitian yang dilakukan di Indonesia yang mencari dan meneliti pengaruh obesitas terhadap peningkatan tekanan intraokuli sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh berat badan terhadap nilai tekanan intraokular. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan obesitas terhadap nilai tekanan intraokular.

1.2. Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan satu pertanyaan pada penelitian ini, yaitu: “Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan tekanan intraokuli di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan ?”

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan peningkatan tekanan intraokuli di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan Universitas Sumatera Utara 4 Universitas Sumatera Utara 1.3.2. Tujuan khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui nilai rata-rata indeks massa tubuh pasien obese di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan 2. Untuk mengetahui rata-rata tekanan intraokuli pada pasien obesitas di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan 3. Untuk mengetahui kejadian peningkatan tekanan intraokuli pada pasien obesitas di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk 1. Responden a Mengetahui indeks massa tubuhnya b Mengetahui tekanan intraokulinya c Memiliki pemahaman tentang hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan intraokuli 2. Peneliti a Mengoptimalkan tindakan pencegahan terjadinya peningkatan tekanan intraokuli pada pasien berat badan berlebih dalam upaya pencegahan kebutaan b Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya 3.Masyarakat a. Agar masyarakat dapat memahami makna dan kepentingan tekanan intraokuli b. Agar mengetahui dampak obesitas terhadap kesehatan mata khususnya tekanan intraokuli Universitas Sumatera Utara 5 Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang Salmon, 2012. Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah memasuki bilik mata belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan Riordan-Eva, 2007. Corpus ciliare, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris sekitar 6 mm. Corpus ciliare terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars plicata 2mm, dan zona posterior yang datar, pars plana 4mm. Processus ciliares berasal dari pars plicata Riordan-eva, 2007. Processus ciliares terdiri dari dua lapis epitelium yaitu lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam tidak berpigmen, yang mana kedua permukaan apikalnya dihubungkan oleh tight junctions. Lapisan dalam epitel yang tidak berpigmen, yang menonjol ke bilik mata belakang, mengandung banyak mitokondria dan mikrovilli; sel ini diduga berfungsi sebagai tempat produksi aqueous humor Simmons et al., 2007-2008. Sudut bilik mata depan terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris. Ciri-ciri anatomis utama sudut ini adalah garis Schwalbe, trabecular meshwork yang terletak di atas kanal Schlemm dan sclera spur Riordan-Eva, 2007. Trabecular meshwork disusun atas tiga bagian, yaitu uveal meshwork, corneoscleral meshwork, dan juxtacanalicular meshwork. Uveal meshwork membentuk batas lateral dari bilik mata depan, memanjang dari iris root dan corpus ciliare ke kornea perifer. Corneosclera meshwork memanjang dari scleral spur sampai ke dinding anterior sulkus sclera dan merupakan lapisan trabecular meshwork yang paling luas. Corneosclera meshwork terdiri atas lapisan – lapisan Universitas Sumatera Utara 6 Universitas Sumatera Utara berpori yang semakin mengecil ketika mendekati kanal Schlemm Goel et al., 2010. Juxtacanalicular meshwork berdekatan dengan kanal Schlemm dan membentuk bagian dalam kanal Schelmm Simmons et al., 2007-2008. Gambar 2.1. Struktur trabecular meshwork Sumber : Simmons et al., 2007-2008 Kanal Schlemm dilapisi oleh endotelium. Dinding bagian dalamnya mengandung giant vacuoles yang berhubungan langsung dengan intertrabecular spaces. Dinding bagian luarnya merupakan selapis sel endotel yang tidak berpori Simmons et al., 2007-2008.

2.2. Fisiologi