Deskripsi Lokasi Penelitian Hasil Analisis Statistik

25 Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A yang juga merupakan rumah sakit rujukan dan telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa. Poliklinik Mata terletak di lantai 4 Gedung P.

5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dikumpulkan selama periode September sampai November 2014 dan diperoleh sebanyak 40 sampel. Semua data yang diperoleh adalah data primer, yaitu berasal dari pengukuran langsung terhadap responden penelitian.

5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian diperoleh distribusi jenis kelamin responden sebagai berikut Tabel 5.1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase Laki-Laki 15 37,5 Perempuan 25 62,5 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh jumlah responden perempuan adalah 25 orang 62,5 dan laki-laki 15 orang 37,5. Universitas Sumatera Utara 26 Universitas Sumatera Utara 5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Umur Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut Tabel 5.2. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Umur Responden Umur Tahun Jumlah Orang Persentase 18 – 20 8 20 21 - 30 11 27,5 31 – 40 11 27,5 41 – 45 10 25 Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sampel terbanyak ada pada rentang usia 21-40 tahun.

5.1.2.3. Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Obesitas

Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi tingkat obesitas sebagai berikut Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Obesitas Tingkat Obesitas Jumlah Orang Persentase Overweight 3 7,5 Obese I 20 50,0 Obese II 17 42,5 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden obesitas I merupakan jumlah terbanyak 50,0 dan responden obesitas II menempati urutan kedua 42,5.

5.1.2.4. Deskripsi Sampel Berdasarkan Tekanan Intraokuli

Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi tekanan intraokuli sebagai berikut Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Intraokuli Dextra Tekanan Intraokuli Dextra mmHg Jumlah Orang Persentase 21 38 95,0 21 2 5,0 Dari tabel 5.4. terlihat bahwa responden yang memiliki tekanan intraokuli dextra yang normal 21 mmHg adalah sebanyak 38 orang 95 dan yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli dextra 21 mmHg adalah sebanyak 2 orang 5. Universitas Sumatera Utara 27 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Intraokuli Sinistra Tekanan Intraokuli Sinistra mmHg Jumlah Orang Persentase 21 38 95,0 21 2 5,0 Dari tabel 5.5. terlihat bahwa responden yang memiliki tekanan intraokuli sinistra yang normal 21 mmHg adalah sebanyak 38 orang 95 dan yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli sinistra 21 mmHg adalah sebanyak 2 orang 5. 5.1.3. Tabulasi Silang Obesitas dengan Tekanan Intraokuli Tabel 5.6. Tabulasi Silang Obesitas dan Tekanan Intraokuli Dextra Tekanan Intraokuli Dextra Total 21 21 Tingkat Obesitas Overweight 3 3 100,0 0,0 100,0 Obese I 18 2 20 90,0 10,0 100,0 Obese II 17 17 100,0 0,0 100,0 Total 38 2 40 95,0 5,0 100,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh responden yang IMT overweight memiliki tekanan intraokuli 21 mmHg. Sedangkan pada responden yang IMT obese I persentase terbanyak mempunyai tekanan intraokuli 21 mmHg, dan responden yang IMT obese II seluruhnya memiliki tekanan intraokuli 21 mmHg. Universitas Sumatera Utara 28 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Tabulasi Silang Obesitas dan Tekanan Intraokuli Sinistra Tekanan Intraokuli Sinistra Total 21 21 Tingkat Obesitas Overweight 3 3 100,0 0,0 100,0 Obese I 19 1 20 95,0 5,0 100,0 Obese II 16 1 17 94,1 5,9 100,0 Total 38 2 40 95,0 5,0 100,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh responden yang IMT overweight memiliki tekanan intraokuli 21 mmHg. Sedangkan pada responden yang IMT obese I persentase terbanyak mempunyai tekanan intraokuli 21 mmHg, dan responden yang IMT obese II persentase terbanyak memiliki tekanan intraokuli 21 mmHg

5.1.4. Hasil Analisis Statistik

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara obesitas dengan tekanan intraokuli yang dapat dievaluasi menggunakan tonometer nonkontak. Untuk mengetahui kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut dilakukan uji Korelasi Pearson. Adapun hasil uji Korelasi Pearson pada kedua variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan melalui tabel berikut: Tabel 5.8. Analisis Uji Korelasi Pearson Hubungan antara Obesitas dengan Tekanan Intra Okuli Dextra Variabel Rata-rata Korelasi Pearson r P value Obesitas 29,88 SD 4,49 0,133 0,413 TIO D 15,20 SD 3,19 Universitas Sumatera Utara 29 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Analisis Uji Korelasi Rangking Spearman Hubungan antara Obesitas dengan Tekanan Intra Okuli Sinistra Variabel Rata-rata Korelasi Spearman r P value Obesitas 29,88 SD 4,49 0,211 0,192 TIO S 14,65 SD 2,80 Koefisien korelasi r yang diperoleh dari uji ini adalah 0,133 untuk hubungan obesitas tekanan intraokuli dextra dan 0,211 untuk hubungan IMT dengan tekanan intraokuli sinistra. Nilai sebesar 0,133 ini menunjukkan bahwa hubungan itu sangat lemah Sastroasmoro, 2007, sementara nilai 0,211 menunjukkan bahwa hubungan itu lemah. Penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah two-tailed dengan tingkat kepercayaan 95, yang berarti jika didapati nilai p 0,05 berarti Ho penelitian ditolak. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah p=0.413 untuk hubungan tekanan intraokuli dextra dengan obesitas dan p=0.192 untuk hubungan tekanan intraokuli sinistra dengan obesitas. Nilai p yang lebih besar dari 0.05 menyebabkan Ho dalam penelitian ini gagal ditolak. Ini berarti bahwa kemungkinan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dengan peningkatan tekanan intraokuli.

5.2. Pembahasan

Dari hasil analisis data penelitian, dijumpai lebih banyak responden yang berjenis kelamin perempuan 62,5. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pedro-Egbe et al. 2013 yang mendapatkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 53,2. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Yoshida et al. 2014, Jong Soo Lee et al. 2002, dan Mori et al. 2000, yang mendapatkan responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak. Ini dikarenakan lebih banyaknya pasien perempuan yang datang berobat dan bersedia menjadi responden daripada pasien laki-laki. Universitas Sumatera Utara