BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Supply Chain
3.1.1. Konsep Supply Chain
Supply chain mungkin sudah kerap didengar. Didalam Bahasa Indonesia sering dijumpai terjemahan supply chain sebagai rantai pengadaan atau
penyediaan ataupun pasokan barang dan jasa. Pada hakikatnya supply chain adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu dan ke hilir
upstream- downstream, dalam proses dan kegiatan yang berbeda, yang menghasilkan nilai yang berwujud dalam barang dan jasa ditangan pengguna atau
konsumen akhir. Proses dan kegiatan yang berbeda tersebut melibatkan hubungan Antara para pelaku, dari penghasil atau pemasok, pembuat atau
pengolah, pendistribusi atau penyalur sampai kepada pengguna atau konsumen Indrajit, 2002.
Menurut Nyoman Pujawan pada tahun 2005, Supply chain adalah jaringan perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta
perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan
intern logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititik beratkan pada pemecahan
secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah
Universitas Sumatera Utara
logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang
merupakan mata rantai penyediaan barang. Melihat definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa supply chain adalah logistik network. Dalam Supply chain ini
merupakan suatu mata rantai supply, yang dinamakan juga model empat langkah the four step model, yang terdiri dari unsur-unsur Indrajit, 2002,
yaitu: 1. Suppliers sub-suppliers atau supplierssuppliers
2. Manufacturers plant, yang terdiri dari beberapa unit 3. Distributors terdiri dari distribution center, wholesaler dan sebagainya.
4. Retailers yang sangat banyak jumlahnya. Menurut Richardus 2002, faktor-faktor kunci yang dikelola dalam supply
chain meliputi : 1. Pengelolaan relasi dengan konsumen.
2. Pengelolaan pelayanan kepada konsumen. 3. Sistem pengelolaan permintaan.
4. Sistem pengaturan aliran manufaktur. 5. Sistem pengadaan bahan baku Alat Tulis Kantor.
6. Pengembangan produk dan proses komersial. 7. Pengembalian produk.
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu upstream ke hilir
downstream. Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke bagian logistik. Setelah bahan baku selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor,
Universitas Sumatera Utara
lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran
informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing divisi sering
dibutuhkan oleh distributor maupun oleh instansi. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh
instansi. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh instansi yang mengirim maupun yang menerima. Instansi pengapalan harus
membagi informasi seperti ini supaya pihak-pihak berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat. Gambar 3.1 memberikan
ilustrasi konseptual sebuah supply chain.
supplier manufacturer
distributor Riteltoko
consumer
Finansial : invoice, term pembayaran Material : bahan baku, komponen, produk jadi
Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation
Finansial : pembayaran Material : retur, recycle,repair
Informasi : order, ramalan
Gambar 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang
Dikelola
3.1.2. Strategi Supply Chain