Sistem Supply Chain Berdasarkan dengan Metode Vendor Penetuan Ukuran Joint-Lot Optimal dan Biaya Total

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Sistem Supply Chain Berdasarkan dengan Metode Vendor

Managed Inventory VMI Pada keadaan eksisting, pihak pabrik dan pihak pembeli produk pakan layer 105 ISA Mash melakukan penentuan lot masing-masing dan berakibat terhadap kebijakan persediaan yang berbeda. Hal tersebut dapat mengakibatkan stock out dan over stock sehingga berpengaruh terhadap cost yang dikeluarkan. Oleh karena itu, sistem supply chain dengan metode vendor managed inventory diteliti untuk menentukan kebijakan baru dengan penentuan lot optimal yang ekonomis untuk kedua belah pihak. Adapun sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut. PT. FKS INDONESIA PT. XYZ-MEDAN MILL X1 X2 PRODUCTION SALES MARKETTING LOGISTIC: PURCHASING, PRODUCT STOCK, MATERIAL STOCK, SHIPPING SALES MARKETTING SALES MARKETTING LOGISTIC: -PURCHASING -PRODUCT STOCK -RECEIVING LOGISTIC: -PURCHASING -PRODUCT STOCK -RECEIVING SALES MARKETTING LOGISTIC: PURCHASING MATERIAL STOCK SHIPPING Q JELS BBackorder BBackorder m Frekuensi Pemesanan Bahan Baku n Frekuensi Pengiriman Produk LAB QAO PPIC Keterangan: Aliran Uang Aliran Informasi Aliran Barang Distribusi Aliran Informasi terkait m dan n FINANCE Pembatas Gambar 5.1. Sistem Supply Chain Produk Pakan 105 ISA Mash PT. XYZ-Medan Mill Berdasarkan pada Metode Vendor Managed Inventory VMI Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa diperlukannya suatu koordinasi dan integrasi yang baik antara pihak supplier-manufacturer-customer yang dapat membantu keberhasilan dalam pengelolaan rantai pasok. Penentuan ukuran lot optimum yang ekonomis ditentukan oleh perusahaan manufaktur yang didapati dari pertimbangan jumlah backorder, frekuensi pemesanan bahan, dan frekuensi pengiriman produk jadi pakan 105 ISA mash.

5.2.3. Penetuan Ukuran Joint-Lot Optimal dan Biaya Total

Prosedur pencarian solusi optimal menunjukan langkah-langkah yang digunakan untuk mencari variabel keputusan yang akan memberikan solusi yang optimal beberapa langkah pencrian varabel keputusan solusi optimal adalah sebagai berikut : a. Penentuan nilai m= i dan n= j b. Menghitung nilai Q optimum dengan persamaan Sn ] 2 SnE[x Ex Ex1 P1 2 bDnEx Ex P1 2 P 2 Dn 2 nP Ex 21 DnEx nPEx m h E[x] E[x]1 2fmP1 1 E[x] ] 2 mE[x r Dnh E[x]P 1 ] 2 DnE[x 2 1 B h 1 nEx DK DCp n DfmCr + + + − + + + + + − + − + + − + − + − − + + +             = Q ……. 1 Dengan D = jumlah permintaan produk bagssatuan waktu P = laju produksi bags satuan waktu d = laju produksi produk cacat bags satuan waktu Universitas Sumatera Utara x = persentase imperfect quality item yang dihasilkan, merupakan variabel random yang berdistribusi uniform Q = ukuran lot pemesanan produk oleh pembeli bagsorder QM = ukuran lot pengiriman total selama satu tahun bags Cp = biaya pemesanan produk oleh pembeli Rp.order K = biaya setup produksi Rp.production setup Cr = biaya pemesanan bahan baku Rp.order h B = biaya penyimpanan produk oleh pembeli Rp.bags satuan waktu h M = biaya penyimpanan produk pemanufaktur Rp.bags satuan waktu h R = biaya penyimpanan bahan baku Rp.bags bags waktu B = jumlah maksimum backorder bags b = biaya backorder Rp.bags n = frekuensi pengiriman produk ke pembeli m = frekuensi replenishment bahan baku f = faktor konversi dari bahan baku menjadi produk jadi S = biaya disposal Rp.bags Di mana nilai Ekspektasi E[x] dapat dihitung berdasarkan uniform distribution probability function dengan cara berikut Probability density function fx : 2 ] [ 2 2 ] [ 1 2 2 Xl Xu x E Xl Xu Xl Xu Xl Xu Xl Xu Xl Xu dx Xl Xu x x E Otherwise Xu x forXl X X x f Xu Xl l u + = − − + = − − = − =    − = ∫ Universitas Sumatera Utara ……. 2 Dan nilai Ekspektasi E[x 2 ] dapat dihitung dengan cara : 3 ] [ 3 3 1 ] [ 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 Xl XlXu Xu x E Xl XlXu Xu Xl Xu Xl Xu dx x Xl Xu x E Otherwise Xu x forXl X X x f Xu Xl l u + + = + + = − − = − =    − = ∫ ……. 3 c. Menghitung nilai B dengan menggunakan persamaan ] [ ] [ 1 1 1 x E nQ B x E nQ B P d P nQ B = − − =       − − = ……. 4 d. Menghitung Total biaya TC untuk m=1 dan n=1 dengan persamaan                                                                 = + − − + + + − + + + − + + − + − + + + + − + + + Q DCp d nQP 2 DB 2 Q B h BE[x]S nQ d BP nQ D 2 bB B nQ 2d 2P 2 B 2D 2 nQ DP 2 Q 2 dn 2 2P 2 Q 2 dn 2P 2 Q 2 n 2D 2 Q 2 n M Dh B nQ KD B nQ R Dh d 2fP 2 B 2mfP 2 Q 2 n Cr nQ DfmCr , , , B Q n m TC ……… 5 Kemudian Nilai TC yang didapat dibandingkan dengan nilai TC sebelumnya yang diperoleh melalui iterasi. Apabila nilai TC saat m=i dan n=j lebih besar dari pada nilai TC saat m=i dan n=j-1, maka perhitungan dilanjutkan Universitas Sumatera Utara ke langkah 6. Selain itu perhitungan juga dilanjutkan ke langkah 6 apabila nilai TC tidak feasible. Apabila nilai TC ketika m=i dan n=j lebih rendah dari pada nilai TC ketika m=i dan n=j-1, maka perhitungan dilanjutkan ke langkah 5. e. Menentukan nilai n=j+1 untuk iterasi baru. Setelah itu mengulangi perhitungan pada langkah 2,3, dan 4 f. Menentukan nilai m baru, yaitu m=i+1 dan menentukan nilai n=1. Kemudian mengulangi perhitungan pada langkah 2 hingga langkah 5 g. Menentukan nilai m, n, Q, dan B yang memberikan nilai TC terendah pada masing-masing kebijakan. h. Menghitung nilai QM, dimana QM = nQ+B Langkah penentuan solusi optimal dengan data yang ada pada PT. XYZ- Medan Mill sebagai berikut. 1. Cp biaya pemesanan produk oleh pembeli = Biaya telepon dan bon faktor + biaya transportasi + biaya bongkar muat +biaya pengawasan = Rp. 7.500 + Rp. 25.000.000 + Rp. 1.000.000 + Rp. 150.000 = Rp. 26.157.500,- 2. Cr biaya pemesanan bahan baku = Biaya telepon dan bon faktor + biaya transportasi + biaya bongkar muat +biaya pengawasan = Rp. 7.500 + Rp. 251.125.000 + Rp. 2. 450.000 + Rp. 100.000 = Rp. 253.682.500 3. Hb biaya penyimpanan produk oleh pembeli tahun = biaya penyimpanan produk per kgtahun x 50 1 bag = Rp. 40 x 50 = Rp. 2.000 bag tahun Universitas Sumatera Utara 4. Hm biaya penyimpanan produk oleh pemanufaktur = biaya penyimpanan produk per kgtahun x 50 1 bag = Rp. 28 x 50 = Rp. 1.400 bag tahun 5. Hr biaya penyimpanan bahan baku oleh pemanufaktur = biaya penyimpanan bahan baku per kgtahun x 50 1 bag = Rp. 18 x 50 = Rp. 9.00 bag tahun 6. b biaya backorder = biaya backorder per kgtahun x 50 1 bag = Rp. 250 x 50 = Rp. 12.500bag 7. S biaya disposal = biaya disposal per kgtahun x 50 1 bag = Rp. 1800 x 50 = Rp. 9.000bag 8. x peluang produk cacat per tahun dalam uniform distribution = Total dari jumlah produk cacat dalam sebulanjumlah produk tersedia x 100 . Rekapitulasi nilai peluang x dalam total produk cacat dapat dilihat pada tabel Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Sistem

Supply Chain Berdasarkan dengan Metode Vendor Managed Inventory VMI Sistem Supply Chain Berdasarkan dengan Metode Vendor Managed Inventory VMI dapat dilihat pada gambar 6.1 berikut. PT. FKS INDONESIA PT. XYZ-MEDAN MILL X1 X2 PRODUCTION SALES MARKETTING LOGISTIC: PURCHASING, PRODUCT STOCK, MATERIAL STOCK, SHIPPING SALES MARKETTING SALES MARKETTING LOGISTIC: -PURCHASING -PRODUCT STOCK -RECEIVING LOGISTIC: -PURCHASING -PRODUCT STOCK -RECEIVING SALES MARKETTING LOGISTIC: PURCHASING MATERIAL STOCK SHIPPING Q JELS BBackorder BBackorder m Frekuensi Pemesanan Bahan Baku n Frekuensi Pengiriman Produk LAB QAO PPIC Keterangan: Aliran Uang Aliran Informasi Aliran Barang Distribusi Aliran Informasi terkait m dan n FINANCE Pembatas Gambar 6.1. Sistem Perbaikan Supply Chain Produk Pakan 105 ISA Mash PT. XYZ-Medan Mill Setelah Menggunakan Metode Vendor Managed Inventory VMI Sistem supply chain dengan metode vendor managed inventory digunakan untuk menentukan kebijakan baru dengan penentuan lot optimal yang ekonomis untuk kedua belah pihak. Kemudian dilakukannya suatu integrasi yang baik dari pihak supplier, manufacturer dan distributor akan semakin mempengaruhi Universitas Sumatera Utara