3 Wisata Alam dan Kesadaran Lingkungan

2. 3 Wisata Alam dan Kesadaran Lingkungan

Sementara mass tourism wisata masal berkembang, di Amerika muncul sebuah aktivitas wisata yang dikenal sebagai wisata alam nature tourism. Hal itu merupakan aktivitas wisata menuju tempat-tempat alamiah, yang biasanya diikuti oleh aktivitas-aktivitas oleh fisik dari wisatawan. Termasuk dalam kategori ini, antara lain biking, biking-sailing dan camping. Di sini, kita juga mengenal adventure tourism , sebuah istilah yang menunjuk kepada kegiatan wisata alam, namun lebih mempunyai nilai tantangan tersendiri, seperti panjat tebing, diving di laut dalam. Tempat-tempat wisata favorit jenis ini kebanyakan merupakan kawasan lindung, seperti Taman Nasional, Taman Laut, Cagar Alam, Taman Hutan Raya dan kawasan lindung lainnya. Pertumbuhan wisata jenis ini didorong oleh semakin banyaknya pencinta alam nature lovers. Walaupun pada kenyataannya sangat sulit untuk mendefenisikan “pencinta alam”, kedaerah-daerah baru bagi tujuan wisata, terutama di ekosistem hutan tropis dengan kekayaan hayatinya yang khas. Namun, sayang sekali bahwa beberapa “pencinta alam” menyumbang peran besar bagi menurunnya nilai situs-situs atau monumen alam, dengan cara mencoret-coret dan mengotori komponen para “pencinta alam” memanen kayu-kayu hutan untuk sekadar menghangatkan diri dari sengatan hawa dingin pegunungan. kawasan-kawasan konservasi yang dibuka untuk wisata di Pulau Jawa, mendapat tekanan dari para pencinta alam dengan cara seperti di atas. Edelweis Anaphalis, merupakan spesies tumbuhan yang sering menjadi korban dari persepsi dan pandangan yang salah dari para pencinta alam, karena diyakini sebagai bunga abadi yang bernilai keberanian dan romantisme. Ancaman terhadap keberadaan keanekaragaman hayati dunia semakin lama semakin memperihatinkan, hal ini juga diikuti oleh laju kepunahan spesies yang semakin meningkat. Saat ini diyakini bahwa laju kepunahan tersebut sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia Anthropogenic Faktor. Dengan demikian, membangun sebuah kesadaran manusia terhadap pentingnya konservasi lingkungan hidup, di mana keanekaragaman hayati menjadi isu penting di dalamnya, sangat diperlukan. Banyak ahli berpendapat bahwa membangun kesadaran konservasi lewat pendidikan informal dapat dilakukan dengan sektor wisata. Berdasarkan pengetahuan dan motivasinya dalam kegiatan wisata, wisatawan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni wisatawan biasa dan wisatawan eco- tourist mempunyai motivasi mengunjungi destinasi wisata dengan maksud khusus. Berdasarkan minatnya tersebut, eco-tourist dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Hard core nature Tourist, merupakan peneliti atau anggota paket turperjalanan yang memang didesain atau dirancang untuk pendidikan alam dan penelitian. 2. Dedicated Nature Touris, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan, terutama untuk mengunjungi atau melihat kawasan-kawasan lindung. Selain itu, mereka ingin mengetahui keindahan landscape dan kekayaan hayati serta budaya lokal. 3. Mainstream Nature Tourist, yaitu wisatwan yang ingin mendapatkan pengalaman yang lain daripada yang telah didapatkan sebelumnya. Seperti, mengunjungi taman Gorilla di Rwanda, Afrika atau mengunjungi hutan Amazonia di Amerika Selatan. 4. Cassual Nature Tourist, yaitu wisatawan yang menginginkan pengalaman menikamti alam sebagai bagian dari perjalanan yang lebih besar. “ Lindberg, 1995

2. 4 Krisis Keanekaragaman Hayati di Indonesia