Faktor Penghambat Relokasi Pasar Titipapan Sebelum Dan Sesudah Direlokasi Pemerintah Kotamadya Medan (1993-2000)

pesat maka pemerintah melakukan pemindahan lokasi relokasi Pasar Titipapan di tempat yang baru.

3.3 Faktor Penghambat Relokasi

Pasar tradisional juga merupakan salah satu sistem ekonomi yang masih bersifat tradisional. Pemerintah merasa model seperti ini tidak akan membawa perkembangan kemajuan untuk sistem ekonomi di Indonesia. Apalagi keberadaanya seringkali dirasa mengganggu sebab seringkali lokasinya berada di tempat yang tidak semestinya. Pasar tradisional dipandang sebagai daerah yang kumuh dan ruwet, yang telah menyebabkan rusaknya keindahan kota serta menimbulkan kemacetan lalu lintas perkotaan. Oleh karenanya, pasar tradisional ini harus disingkirkan jauh-jauh dari kota melalui proses relokasi. Namun seringkali upaya untuk merelokasikan pasar tradisional ke tempat yang telah direncanakan oleh pemerintah menuai kegagalan. Para pedagang yang telah direlokasikan tidak lama kemudian kembali lagi ke lokasi awal mereka berdagang. Hal ini merupakan salah satu hal dari kegagalan proses pembangunan yang sering terjadi di Indonesia. Biasanya yang menjadi penyebab kegagalan seperti itu adalah: 1. Pembangunan tidak membawa manfaat yang jelas bagi masyarakat dan orang banyak. 2. Pembangun itu bukan keinginan dan kebutuhan masyarakat yang mendasar. 3. Tidak ada perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. 4. Pembangunan itu lebih bersifat program untuk mencari keuntungan bagi aparatnya, melalui program asal jadi. Pemerintah Kotamadya Medan merelokasikan Pasar Titipapan dengan beberapa alasan. Alasan yang paling utama adalah untuk pembangunan yaitu demi terciptanya tata kota yang rapi Universitas Sumatera Utara dan indah. Namun perelokasian itu sudah pasti menuai pro dan kontra dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pada awalnya para pedagang yang berada di Pasar Titipapan tidak mau direlokasi dengan alasan di tempat yang baru tidak menjamin pembeli tidak sebanyak di tempat yang lama. Hingga pada tahun 1997 bangunan pasar yang baru telah selesai dan diresmikan oleh Bachtiar Jaafar sebagai Wali Kotamadya Medan pada masa itu, pedagang masih banyak yang berdagang di tempat yang lama. Walau tidak sampai menimbulkan konflik antara pedagang dan aparatur pemerintah yang ada di Perusahaan Daerah Pasar, dengan diberikan sosialisasi dan pengarahan maka para pedagang berangsur-angsur mulai pindah ketempat yang sudah direlokasikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya proses relokasi Pasar Titipapan adalah media yang digunakan kurang beragam di mana hanya menggunakan selebaran jadi menyebabkan perbedaan persepsi antara petugas dan pedagang ditambah kurangnya intensitas sosialisasi yang dilakukan sehingga para pedagang tidak terlalu mengerti tentang maksud dan tujuan program relokasi ini. Informasi yang disampaikan petugas kepada setiap pedagang kurang efektif untuk mempengaruhi pedagang tersebut melakukan relokasi. Beberapa pedagang sudah merasa nyaman untuk tetap di tempat yang lama karena mereka berpikir di tempat yang baru akan dikenakan biaya yang besar. Hingga pada Tahun 2000, secara keseluruhan pedagang yang masih berdagang di tempat yang lama sudah pindah ke tempat yang direlokasikan. Hal ini tidak lepas dari kesadaran pedagang tersebut di mana tempat yang telah disediakan pemerintah jauh lebih layak. Selama kurun waktu 3 tiga tahun petugas Pasar Titipapan tidak henti-hentinya memberikan himbauan kepada pedagang tentang melaksanakan program relokasi tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERUBAHAN RELOKASI PASAR TITIPAPAN BAGI MASYARAKAT Sejak diresmikan di tempat yang baru Pasar Titipapan merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Medan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah PD Pasar Kota Medan, yang letak kantornya berada di lantai III Gedung Pasar Petisah. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar. Di samping itu, juga menunjang kebijaksanaan umum pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Penataan Pasar Titipapan secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat berjualan dilakukan pemerintah karena melihat potensi perkembangan pasar yang cukup besar. Pemerintah menyiapkan sarana tempat berjualana bagi para pedagang dalam bentuk toko mini, yang berukuran rata-rata 4 x 4 Meter berjumlah 12 unit, kios yang berukuran 2 x 2,5 Meter berjumlah 66 unit, stan yang berukuran 2 x 2,10 Meter berjumlah 234. Jadi total tempat atau lapak yang disediakan pemerintah bagi pedagang Pasar titipapan di tempat yang sudah direlokasi adalah 312 unit. Semua unit ini diberikan pemerintah pada para pedagang sebagai hak sewa tempat berjualan, dimana biaya penyewaannya berbeda-beda menurut ukuran tempat nya. 18 Pemerintah Kotamadya Medan dalam mengatasi permasalahan sampah, melalui Dinas Kebersihan Kota, telah menyediakan sarana pengangkutan sampah berupa truk pengangkat sampah yang datang setiap pagi hari ke Pasar Titipapan, disamping itu pemerintah juga menyediakan gerobak dan tong-tong tempat penampungan sampah di sekitar lokasi pasar. Hal ini 18 Wawancara, Nuria Harahap, Kantor Pasar Titipapan, 2 September 2013 Universitas Sumatera Utara merupakan bukti nyata dari upaya Pemerintah Kotamadya Medan dalam penanggulangan sampah dan kesejahteraan para pedagang di Pasar Titipapan dengan mengutip biaya retribusi perbulan sebesar Rp. 31.000 tiap bulannya. Retribusi ini dikutip oleh petugas Pasar Titipapan kepada setiap pedagang yang mempunyai hak sewa di pasar tersebut. Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Dalam suatu organisasi diperlukan perincian yang harus jelas untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman yang bisa muncul kapan saja karena ada ketidakjelasan dari fungsi yang telah ditetapkan. Adapun struktur organisasi yang mengatur Pasar Titipapan ini adalah diketuai oleh kepala pasar. Kepala pasar bertanggungjawab penuh terhadap masalah yang timbul di Pasar Titipapan dan juga yang mengatur semua kebijakan yang akan dijalankan sampai habis masa kerjanya. Selain itu, kepala pasar juga dibantu oleh para staf, pengutip iuran, satpam pasar dan yang terakhir petugas kebersihan pasar. Berikut ini dijelaskan struktur organisasi Pasar Titipapan beserta wewenang dan tanggung jawabnya, yaitu: 1. Kepala Pasar - Bertugas merelisasikan targetanggaran yang telah dibebankan perusahaan - Mengawasi petugas dan karyawan menjalankan pekerjaan - Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar - Mengecek dan mengevaluasi administrasi pembukuan di pasar - Mengajukan ijin-ijin yang diperlukan kepada direksi PD. Pasar - Mencairkan segala bentuk kontribusi tunggakan kepada pedagang 2. Staff - Membukukan laporan atas hasil kutipan Universitas Sumatera Utara - Mengerjakan administrasi dan surat-surat yang masuk maupun keluar kedalam buku agenda. - Ikut serta dalam mengawasi kebersihan pasar 3. Pengutip - Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang. - Membuat laporan hasil pengutipan kepada kepala pasar - Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana prasarana pasar. - Membuat laporan kepada kepala pasar mengenai kios atau stan yang tidak aktiftutup dan yang masih memiliki tunggakan 4. Penertiban - Menjaga keamanan dan ketertiban pasar secara keseluruhan - Mengatasi berbagai kericuhan dan tindakan keriminal yang terjadi di pasar sebelum diserahkan kepada pihak kepolisian. 5. Petugas Kebersihan - Membersihkan sampah-sampah dan kotoran di areal pasar - Mengangkut sampah dari TPS kepengangkutan sampah. - Membersihkan parit dan selokan di seluruh areal pasar - Memelihara kebersihan di lingkungan pasar - Menyapu halaman lingkungan di sekitar pasar - Menjaga hal-hal yang menyebabkan polusi dilingkungan pasar Universitas Sumatera Utara

4.1 Pasar Sebagai Tempat Kegiatan Ekonomi